14

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***

Matahari sudah di atas kepala, saat mereka melewati sebuah jembatan gantung yang berbahan tali dan kayu.

Tidak ada yang bisa melihat dasar di bawah jembatan sana, sebab di dasar sana penuh kabut dan aroma yang tidak sedap.

Sebelumnya, karena Pangeran Barrack mengatakan bahwa dia juga akan membiarkan Frank melewati jembatan itu, maka Flora mengangkat tangannya dan meminta izin untuk berjalan lebih dulu di atas jembatan untuk memastikan bahwa jembatan itu memang aman untuk dilewati.

"Ini jembatan yang kuat," ucap Pangeran Barrack sambil memperhatikan Flora yang sudah melangkah pelan-pelan sambil memegangi tali erat-erat.

"Kita harus memastikan dulu, pangeran," balas Flora yang sudah sampai di seperempat jembatan, masih memegang tali yang bisa dijangkaunya.

Bukan ingin mengatakan hal buruk, tapi Flora tidak sudi menunduk karena dia bisa melihat kabut kemisteriusan di antara sela-sela kayu jembatan yang berjejer rapi. Dia merasa bahwa dia bisa jatuh kapan saja jika dia menatapnya lebih lama.

Pangeran Barrack baru saja ingin menarik Frank untuk melewati jembatan. Tetapi begitu Flora menyadari pergerakan kecil pada jembatan itu, dia langsung menoleh histeris ke arah Pangeran Barrack.

"P-pangeran, berhenti di sana."

Pangeran Barrack yang melihat wajah Flora yang ketakutan di sana, tiba-tiba saja tergoda untuk menjahilinya.

Tidak, pangeran Barrack tentu tidak akan berloncat-loncat di atas jembatan untuk membuat jembatan bergoyang parah. Itu kekanak-kanakan sekali.

"Flora, apa kau tahu kenapa di bawah sana berkabut?" tanya pangeran yang membuat Flora menatap ke arahnya.

"Tidak tahu," balas Flora setelah hampir terdiam selama tiga detik.

"Karena di sini adalah tempat yang paling strategis untuk bunuh diri." Pangeran Barrack menerangkannya dengan santai, meski sudah melihat perubahan larut wajah Flora. "Mereka memiliki energi kehidupan yang putus asa, tidak lagi menginginkan hidup mereka ... dan Penyihir Archellia tidak menyukai energi seperti itu."

Pangeran Barrack tidak berbohong soal apapun, tidak soal penyihir Archellia atau pun cerita tentang jembatan ini. Flora tahu tentang hal itu, jelas saja dia bergetar ketakutan.

"Karena itu, energi kehidupan mereka menjadi asap yang tidak akan pernah hilang," lanjut pangeran.

Flora sebenarnya ingin bercicit meminta pangeran Barrack untuk berhenti menceritakan cerita 'horror' semacam itu, terlebih saat dirinya sedang berada di atas kejadian itu.

Tetapi ia tahu itu tidak akan berarti, mungkin Pangeran Barrack hanya akan menanyakan apa itu cerita horror, yang membuat perjalanannya untuk sampai di ujung semakin lama.

"Berhenti di tengah jalan bukan opsi yang benar. Kau punya kesempatan untuk memilih, antara terus maju atau kembali ke sini."

"Tapi kita tetap akan lewat jembatan ini, kan?" tanya Flora.

"Iya, ini memang satu-satunya jalan untuk sampai di ujung jalur rahasia."

"Kalau begitu, untuk apa saya kembali?" tanyanya lagi.

"Kalau kau kembali, aku akan menuntunmu dengan selamat sampai ke ujung," jawab pangeran Barrack.

Kalau laki-laki yang memberikannya motivasi itu bukanlah seorang pangeran kerajaan, Flora yakin dia sudah memberi gelar spesial pada pangeran Barrack.

"Saya akan maju, tunggu sebentar, beri saya waktu."

Pangeran Barrack memperhatikan Flora yang melewati jembatan itu dengan perlahan. Dia tidak akan melewati jembatan itu sampai Flora mencapai ujung, karena sepertinya Flora memang terlalu takut beban jembatan ini akan bertambah dan membuatnya jatuh. Jadi, pangeran Barrack hanya memperhatikan dari belakang.

Jembatan ini adalah satu-satunya jalan untuk sampai di tujuan mereka. Yang pangeran Barrack ingat, biasanya mereka akan memotong tali yang mendukung kokohnya jembatan itu saat mereka sampai di ujung. Hal ini dilakukan agar tidak ada siapapun yang bisa mengejar mereka.

Flora sudah sampai di ujung dengan selamat, Pangeran Barrack sedaritadi tidak melepaskan pandangannya sedikit pun dari gadis itu.

Sambil berjalan melewati jembatan itu dan menuntun Frank yang mengikutinya dengan patuh, pangeran Barrack terus menatap lurus ke Flora dengan pakaian putih yang kepanjangan untuk gadis itu.

Menjadikan gadis itu sebagai tujuannya membuat jembatan ini terasa sangat panjang.

"Kau hebat!" puji pangeran Barrack saat mencapai ujung.

"Hebat kenapa?" tanya Flora.

Pangeran Barrack tidak menjawab. Seingatnya, tidak ada gadis yang sampai berani melewati jembatan itu, terlebih setelah mendengar cerita legenda dari jembatan itu.

Kalau Flora ... Mungkin dia merasa harus melewati itu untuk bisa kembali ke dunianya.

Pemikiran itulah yang membuat pangeran Barrack terdiam dan merenungi segalanya.

Bukankah jika mereka sampai di sana, kemungkinan Flora akan langsung kembali ke dunianya?

Bukankah mereka tidak akan berjumpa lagi?

Destinasi sudah hampir sampai, karena Pangeran Barrack memang sudah memprediksikan ini sebelumnya. Jembatan itu adalah salah satu tanda bahwa mereka sudah akan segera sampai di sana, tak lama lagi.

Bukankah setelah itu mereka akan segera berpisah?

"Pangeran?"

Pangeran Barrack tersadar dari pemikiran panjangnya. Ditolehkannya kepalanya ke Flora yang sedang menatapnya cemas.

"Saya kira pangeran kerasukan salah satu energi kehidupan di sana," ucap Flora dengan serius.

"Kerasukan?"

"Maksud saya--uhm ...."

Flora kehabisan kata-kata dan bagi pangeran Barrack, Flora yang sedang salah tingkah sangat menggemaskan.

Pangeran kembali membuat tangga buatan dengan kedua tangannya agar Flora bisa menjangkau punggung Frank.

Sama seperti sebelumnya, Flora berhasil mencapai punggung Frank dan tingkahnya memperlihatkan rasa bersalah yang mendalam. Pangeran Barrack tergelitik dalam hati.

"Kita sudah hampir sampai," ucap Pangeran Barrack.

Saat kuda Frank kembali berlari sesuai titah pukulan pelan dari sabuk kuda, lagi-lagi Flora hampir terbang ke belakang. Tetapi setelah belajar dari beberapa kejadian yang menjadi pengalaman menyeramkannya, Flora sudah lebih dulu memegang tali di leher Frank.

Dan Pangeran Barrack merasakan kembali rambut coklat Flora yang terbang mengenainya.

Dia tidak akan melihat sosok di depannya ini, sebentar lagi.

Tapi ...,

Lebih baik pangeran Barrack harus berpisah dengan gadis itu daripada membiarkannya mati di sini, di tangan penyihir Archellia yang kejam.

Setidaknya, Flora tetap hidup, di dunia lain yang tidak dia ketahui.

tbc

26 Mei 2018

a/n

Ujian telah berakhir dan aku akan balap update wkwkwkwk.

Sepertinya cerita ini akan tamat di antara chapter 20-25, di tanggal 31 Mei.

Walaupun ini cerita ngasal, tapi aku tidak akan membiarkan ada plot hole di sini, oke? Jangan khawatir.

Oh dan apa kamu suka cover baru Mizaph? Aku ganti cover ini biar nanti cocok sama Another Dimension Kingdom II yang akan muncul 1 juni nanti.

Sebenarnya kemarin malam begitu kelar ujian, aku pengin langsung ngetik dan publish, tapi apa daya, aku dikalahkan oleh kantuk ahahaha.

Jadi selama seminggu ini aku bangun jam 6 buat kerja, pulang jam 4 dan ujian jam 6 lagi. Malamnya belajar sampe jam 12, tidur. Lalu mengulang lagi. Capek dan aku kurang tidur wkwkwk.

Barusan aku bangun jam 8 dan tidurku pulas sekaleeee.

Oke, aku bye dulu daripada curhat lebih panjang daripada ceritanya. Jangan lupa terror paus!

-Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro