Uang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


.

.

.

OC x OC

Monthly Prompt (January, week 4)


...

"Hei! Dengarkan dong, aku tidak punya sepeserpun uang, masa kamu tega membiarkan orang lain kelaparan?" Gadis itu hanya melirik, lelaki di hadapannya itu memohon sambil duduk di atas tanah dan memelas, Ran memutar bola matanya.

"Agh terserah! Tapi aku kan hanya menjual buah, memangnya kamu kenyang?" Dia menunjukkan tumpukan buah di tokonya. "Dan berhentilah bersimpuh begitu, membuatku terlihat seperti orang jahat saja."

Pemuda itu berdiri dan membersihkan jubahnya. padahal penampilannya terlihat keren, tapi kelakuannya sama sekali tidak. Ran memberikan sekeranjang buah-buahan padanya, dan bertanya, "kamu bukan orang dari kota ini ya? Kenapa tidak membawa uang sama sekali? Kamu kabur dari rumah?" Yang ditanya menunjukkan ekspresi geli, "kupikir kamu tidak peduli sama sekali padaku, tapi ternyata kamu memperhatikanku." Dia terkikik.

"Aku memang bukan dari kota ini, dan aku bukan kabur dari rumah tapi meninggalkan rumah, tidak bisa dibilang kabur karena tidak ada yang tinggal di sana selain diriku." Ran mendengarkan, meskipun terlihat sibuk membereskan buah. Dia mengambil sebuah pisang dan memakannya. "Oh, kalau begitu kenapa ke kota ini?"

Lagi-lagi pertanyaannya dijawab dengan senyuman jahil, "berhenti menggodaku! Aku bertanya hanya karena penasaran kok." Sang gadis berusaha tidak menatap lawan bicara. "Ya-ya, baiklah, sederhana saja alasanku, untuk mencari uang dan bekerja di kota ini, kotaku tidak memungkinkan seorang pelukis bekerja."

"Kamu ... pelukis?" Laki-laki itu mengangguk, Ran merasa tidak enak, "ehm ... sebenarnya, aku payah dalam menggambar dan ingin diajari, tapi aku belum pernah bertemu pelukis sama sekali, jadi ... tolong ajari aku!"

Laki-laki itu terlihat agak panik, "maaf aku tidak mungkin mengajarimu- eh, baiklah aku akan mengajarimu, tapi dengan satu syarat." Saat melihat sang gadis diam dan terus menunggu, akhirnya dia melanjutkan kata-katanya. "Izinkan aku bekerja di tokomu."

"I-Itu ... bagaimana ya ... aku akan tanyakan dulu pada ibuku." Laki-laki itu mengangguk dan pergi. "Terima kasih buahnya ya, dan besok aku akan kemari lagi, tolong siapkan jawaban itu sebelum sore." Ran mengangguk, menatap punggung pemuda itu menjauh.

Sorenya saat mengingat kejadian tadi siang, gadis itu menjadi sangat malu, karena telah memperlakukan seorang pelukis dengan seenaknya. 'Besok aku harus meminta maaf padanya.' 

.

.

.

OC & Story: aikawarei_
345 words


-27 Januari 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro