MDM | 05

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

" MUKHRIS ! "

Suara Encik Mazlan bergema di awal pagi . Orang tua itu bercekak pinggang . Dia sudah berdiri di tepi katil anaknya itu .

" Bangun budak ! " dia menjerit lagi . Kali ini menampar - nampak pipi anaknya itu .

Mukhris masih sama . Lena . Tidak bergerak walau sedikit pun . Kesan tamparan dari ayahnya tetap tidak berhasil .

" AKU KATA BANGUN ! "

BAK !

Tubuh Mukhris di sepak kuat . Lalu tubuh itu jatuh ke bawah katil . Kuat bunyinya . Macam nangka busuk . Mukhris terus tersedar .

Belakang dia terasa perit . Punggung dia pun sama . Macam nak patah ! Encik Mazlan tersenyum sinis .

" Apa ni ayah ! Kejut baik - baik tak boleh ke ? Sepak - sepak pula ! " marah Mukhris . Dia bangun dengan susah payah .

" Kau yang liat sangat nak bangun ! Memang makan kaki aku lah jawabnya ! Dah kau pergi mandi sekarang ! " ujarnya garang .

Dia keluar dari bilik anaknya . Bilik bersepah gila . Majalah - majalah remaja berteraburan di atas lantai . Baju - baju kotor yang sudah berlonggok . Enta bilalah nak basuh .

" Ayah ni memang lah " gumam Mukhris . Dia menarik tuala lalu masuk ke bilik air .

Dia membersihkan diri . 30 minit dia berada di dalam bilik air . Mukhirs keluar dengan wajah yang segar . Rambutnya yang basah dilap dengan tuala kecil .

Dia berjalan ke arah almari . Baju - t warna biru tua menjadi pilihan dia . Dipadankan dengan skinny hitam . Mukhris cukup menjaga penampilan diri .

Mukhris menyisir rapi rambutnya . Nak buat gaya pacak , nanti tak pasal - pasal parang Encik Mazlan terpacak atas kepala dia . Encik Mazlan memang anti - rambut pacak !

" Hmm hensem dah aku " dia berkata sendiri .

Lalu dia keluar dari bilik . Dilihat Encik Mazlan santai bersila di depan tv . Menonton cerita kartun yang bagi Mukhris macam budak - budak .

" Lama betul kau mandi . Macam anak dara . Aku mandi tak lama macam kau . Mandi bunga ke ? " sindir Encik Mazlan .

Air kopi buatan dia dihirup perlahan . Sedap ! Pujinya sendiri . Mukhris menjuling mata ke atas . Tak perli tak sah gamaknya .

" Haah mandi bunga . Biar semua perempuan melekat dengan Ris ! "

" Haa elok lah tu ! Esok - esok aku potong anu kau ! Ada hati nak bercintan - cintun ! " marah Encik Mazlan .

" Orang dah sunat lah ayah ! Nak sunat berapa kali ? " Mukhris menjawab .

Memang begitu lah dua beranak itu . Asyik bergaduh mulut saja . Kalau ada Dania barulah diam .

" Sampai kau punya anu hilang . Biar mandul ! " kata Encik Mazlan selamba .

Mukhris membuat muka . Apa - apa jelah . Dia dah lewat . Kunci motor diambil . Helmet pun sama .

" Kirim salam pada kakak kau . Esok aku melawat dia " pesan Encik Mazlan .

Mukhris hanya mengangguk . Dia keluar . Motor honda cabuknya dihampiri . Enjin dihidupkan . Motor dibawa perlahan . Maklumlah kawasan kampung .

××××

" Adam anak ibu .. "

Pipi Adam dikucup lama . Sungguh , bau Adam sangat menenangkan . Lagi - lagi pipi gebu Adam . Memang menjadi mangsa ciuman dia .

Adam merengek dalam tidur . Tak suka diganggu . Dania tersenyum . Hati dia sebak menatap wajah Adam . Kecil - kecil lagi sudah tidak mendapat kasih sayang dari seorang ayah .

" Kesian anak ibu . Adam masih kecil lagi untuk kehilangan ayah tapi ibu tahu anak ibu kuat . Adam anak yang baik . Penguat semangat ibu . Biar lah ayah Adam tak terima Adam , tapi ibu tetap sayangkan anak ibu "

Adam membuka matanya sedikit kemudian dia menutup kembali . Seolah - olah faham dengan perasaan ibunya . Dania menepuk perlahan punggung anaknya .

Sudah 2 hari dia ditahan di wad . Pergerakan dia juga terbatas . Kesan jahitan cukup memeritkan dia . Tapi melihat wajah Adam sakit itu serta merta hilang .

" Assalamualaikum ! " seseorang memberi salam . Dania menjawab perlahan .

Mukhris masuk ke dalam . Di tangan kanan dia ada sebungkus makanan . Yang Dania pasti , itu pasti milik Mukhris . Adiknya suka makan .

" Mana ayah ? " dia mencari kelibat Encik Mazlan . Manalah tahu ayahmya tiba - tiba muncul .

" Mati " balas Mukhris selamba .

Dania mengecilkan matanya . Ada ke cakap macam tu ! Kalau Encik Mazlan dengar , teruk kena nanti .

" Elok - elok lah . Tak baik cakap macam tu , Ris .. " tegurnya lembut tetapi tegas .

Adam diletakkan di katil bayi . Mukhris tersenyum suka melihat wajah polos Adam . Terlalu suci untuk seorang bayi .

" Makin aku tengok anak kau ni , makin aku terbayang bapa setan dia tu . Kalau dia ada depan mata aku , memang aku kerat anu dia . Pasti bagi ayah cincang sampai hancur " kata Mukhris geram .

Wajah Tengku Aiman mula dia bayangkan . Kalau lah lelaki itu ada depan mata sekarang , memang teruk kena dengan dia .

" Dah lah Ris . Semua dah berlalu . Akak tak dengar pasal dia lagi . Cukuplah akak ada Adam , ayah dan Ris " tutur Dania perlahan .

" Huh ! Dasar jantan tak ada telur ! Buat anak pandai ! Tapi buang camtu je ! Elok sangat berkawan dengan setan ! Sama - sama setan ! " maki Mukhris . Sungguh dia tidak puas hati .

Dania diam . Dia tahu , Mukhris cukup membenci Tengku Aiman . Bukan lelaki itu saja , keluarga belah ibunya pun sama . Semua Mukhris benci .

" Adam besar nanti jangan mengaku dia ayah Adam tau . Anggap saja Aiman ketot tu dah mati " katanya pada Adam .

Ketot ? Sebab Tengku Aiman jauh lebih pendek dari Mukhris . Malah Dania sendiri sama tinggi dengan lelaki itu . Macam langit dan bumi kalau nak dibandingkan dengan dia .

" Nanti besar tinggi macam pak su . Jangan ketot macam kuman tu " kutuknya lagi .

Dania mengeleng kepala . Tengku Aiman jadi KuMan . Macam - macam kerenah adiknya seorang ni . Sama macam Encik Mazlan .

" Bila kau keluar ? "

" Esok kot . Kalau tak ada apa - apa "

Mukhris mengangguk . Dia asyik memegang tangan kecil Adam .

" Ayah kirim salam " dia menyampaikan pesanan ayahnya .

" Waalaikkumussalam " jawab Dania . Dia berbaring di atas katil . Biarlah Adam bermain dengan Mukhris .

+++

Emeer memandang sepi dua pasangan di depan dia . Seorang lelaki pendek tetapi bergaya . Kacak lah juga . Perempuan di sebelah dia , bukan main seksi lagi . Emeer tersenyum senget .

" Perempuan murah tu juga kau suka kan " gumam dia . Kot di badan dibetulkan .

Dia baru saja selesai berjumpa dengan kliennya . Kyle tak ikut sebab ada kerja yang perlu di selesaikan . Emeer berdiri di lorong itu . Bermain dengan telefon di tangan .

" Tak sangka jumpa kau kat sini " tegur satu suara garau . Membuatkan aktiviti Emeer terganggu .

Dia mendongak . Memandang wajah di hadapan dia . Satu senyuman sinis dilontarkan kepada manusia di depan dia .

" Apa khabar ? Macam mana keadaan pak ngah ? Sihat ? " tegur lelaki itu . Dia berdiri segak .

" Alhamdulilah . Walid masih bernafas . Kau pula ? " Emeer memandang wajah lelaki itu .

" Baik . Kenalkan isteri aku -- "

" Tengku Nur Nabila . Am I right ? " Emeer memotong . Tangan dia dimasukkan ke dalam poket seluar .

Tengku Aiman tersenyum senget . Dia mengangguk . Manakala Tengku Nabila asyik melihat wajah kacak Emeer . Terpegun dia .

" Better kau jaga isteri kau baik - baik . Aku dengar dia tu berbisa " bahu Tengku Aiman ditepuk beberapa kali .

Sebuah kereta Lamborghini Aventador berhenti di hadapan mereka . Tengku Nabila sekali lagi tergamam . Jelas Emeer bukan calang - calang orang .

" Emeer ! " laung Tengku Aiman . Dia berjalan mendekati Emeer .

Dia yang mahu membuka pintu kereta terbantut . Wajah Tengku Aiman dipandang . Kening dijongket .

" Aku tahu kau tak ada isteri lagi . Nasihat aku , why not kau cari isteri . Jangan nak sibuk hal aku " bisik Tengku Aiman keras .

" Aku bukan sibuk , tapi isteri kau tu macam ular . Berbisa. Aku berpesan je " lalu Emeer terus masuk ke dalam kereta .

Tengku Aiman mengetap gigi . Memang , memang dia akan selalu kalah jika berlawan dengan Emeer . Kerana lelaki itu jauh lebih cekap dan bijak daringa . Tengku Aiman sentiasa di bawah .

Hubungan mereka dari dulu lagi dingin . Tak pernah mesra . Tengku Aiman memang iri hati terhadap Emeer . Lelaki itu boleh menjadi jutawan sedangkan dia masih bekerja di bawah papa dia .

" One day Emeer , aku akan buat kau jatuh ! Masa tu kau akan tahu siapa Tengku Aiman sebenarnya "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro