MDM | 08
Emeer berjalan dengan penuh gaya . Kaca mata elok terletak di hidung mancungnya . Muka dia yang serius itu tidak sedikit pun mencacatkan pandangan orang terhadap dirinya .
Malah dia nampak begitu karisma dengan gayanya sendiri . Begitu juga dengan Kyle yang setia mengikuti dia ke mana - mana sahaja .
Kaki dia melangkah mendekati meja setiausaha nya . Seorang gadis manis bertudung pantas berdiri apabila bosnya sudah sampai .
" Assalamualaikum , bos .. " dia tersenyum manis .
" Hmm .. ada apa - apa tak hari ni ? " dia menyoal terus .
Kaca mata hitamnya dibuka dan diselit ke poket baju kemejanya . Mata dia tajam memandang wajah Suhana ; setiausaha nya itu .
Suhana diam buat seketika . Buku nota kecil bewarna hitam dbelek sekejap . Jari runcing dia bergerak pantas .
" Tak ada bos . Meeting semua esok pagi dan petang . Hari ni bos free " ujar Suhana sebaik saja membaca jadual bos dia itu .
Emeer mengangguk . Dia terus bergerak menuju ke biliknya . Kyle tersenyum kepada Suhana .
" Amboi kau depan bos bukan main lebar kau senyum ye .. " sinis Kyle . Dia duduk di tepi meja kerja gadis itu .
Jelingan diberi . Senyuman terus mati apabila melihat wajah Kyle . Sungguh dia tidak suka dengan kehadiran lelaki itu .
" Kau tak ada kerja ke ? Nak ganggu aku pula ! Blah sana ! " halau Suhana kasar .
Dia duduk lalu komputer dipandang . Benci dia mahu memandang wajah miang Kyle itu . Bukan dia tidak tahu perangai buaya lelaki itu .
" Menghalau nampak .. " Kyle mencebik .
Dalam diam dia mengintai wajah cantik Suhana . Terpegun dia seketika melihat wajah asli gadis itu . Tidak tercalit sebarang pewarna pun .
Cantik ! Hati dia desis perlahan .
" Kau pandang apa ?! " kasar Suhana berkata . Mata dia memicing tajam pada Kyle .
Tidak suka dirinya ditenung sebegitu . Buatkan dirinya rasa tidak selamat .
" Pandang ciptaan Tuhan depan aku ni haa .. " balas Kyle tenang .
Dia berdiri . Mata tunak memandang wajah cantik Suhana . Sengihan nakal diukir .
" Heh .. " Suhana senyum sinis .
Tidak makan dengan kata pujian dari Kyle . Sudah lali malah Kyle seorang sweet talker . Dia sudah kalis dengan lelaki itu .
Kyle mengenyit mata pada Suhana . Gadis itu hanya memandang kosong saja . Tak cair dengan wajah kacak Kyle itu .
" Sakit mata ke apa mamat nihh ? " gumam dia perlahan .
Suhana meneruskan kerjanya . Mujur saja ruangan itu hanya ada mejanya sahaja dan bilik bos besar mereka . Tidak ada staf lain di ruangan itu .
Kyle masuk ke dalam bilik kerja Emeer dengan senyuman di bibir . Puas kerana dapat menatap wajah berang Suhana tadi .
" Dah habis kacau pekerja aku ? " Emeer bersuara .
Muka dia tidak diangkat . Fokus melihat laptop di depan matanya . Tangan kasarnya asyik pada papan kekunci .
" Lek bro , aku tak kacau dia pun . Hanya bertanya khabar .. " kerusi di hadapan meja Emeer ditarik .
Lalu punggung dilabuhkan pada kerusi itu . Kaki disilangkan dan badan disandarkan pada kerusi .
" Macam aku tak tahu kau asyik kacau dia .. " Emeer tersenyum sinis .
Muka diangkat memandang wajah Kyle . Lelaki itu nampak rileks saja . Muka buaya macam Kyle langsung tidak boleh dipercayai .
Macam manalah dia boleh ngam dengan buaya di depan dia itu .
" She's beautiful and I can't resist her .. "
Emeer membuat muka . Ayat seorang playboy ! Dia menutup laptop miliknya .
Dompet dan kunci kereta dicapai . Telefon bimbitnya yang dipegang pandang sekilas . Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi . Masih terlalu awal lagi .
" Kau nak pergi mana ? Dah habis ke kerja kau ? " Kyle mengerutkan dahinya .
Pelik . Seorang yang gila kerja macam Emeer keluar awal dari bilik kerja . Memang tak masuk dek akal dia ! Kyle memandang hairan .
Apa yang merasuk lelaki itu ?
" Balik " jawab Emeer sepatah . Kot dibetulkan pada tubuhnya .
" Ohh balik .. " dalam diam Kyle mengorak senyuman .
Pasti mahu berjumpa dengan Dania ! Dia tak salah lagi . Adam hanya menjadi orang tengah antara dua manusia itu .
" Okay .. aku nak keluar juga ni " dia tersengih - sengih .
Emeer memandang sepi . Sikit pun dia tidak kisah . Lantak lah Kyle nak fikir apa - apa pun . Janji dia mahu pulang ke rumah secepat yang mungkin !
××××
Mukhis bertenggek di atas motor . Rokok disedut selamba dengan muka tak bersalah . Dia memandang saja beberapa orang pelajar yang lalu disebelahnya .
Asap rokok berkepul keluar . Baju sekolahnya sudah kotor . Kasut sudah koyak rabak ! Rambutnya pula serabai namun tetap kacak !
" MUHAMMAD MUKHRIS ! " jeritan itu membuatkan dia mengukir senyuman senget .
Dia tidak menoleh sikit pun . Malah dia asyik menghembus asap rokok di kawasan sekolah . Semua pelajar sudah lali dengan perangai tak semenggah dia itu .
Budak bermasalah ! Itulah gelaran untuk dirinya .
Seorang gadis berdiri di hadapan dia . Tangan berada dipinggang dengan wajah bengang . Berbaju kurung warna biru .
" Kau memang tak faham bahasa kan ! Berapa kali aku nak pesan ! Jangan merokok kat kawasan sekolah ! " jerit gadis itu kuat .
Pelajar lain memandang saja . Bagi mereka sudah biasa . Seorang pelajar cemerlang vs pelajar bermasalah .
" Kau memang suka kacau life aku kan ? " mata dia tajam menikam wajah gadis itu .
Pengawas yang selalu menganggu hidupnya . Rambut diraup ke belakang dengan kasar .
" Aku tak akan kacau kau kalau kau tak buat hal ! " jerit gadis itu lagi .
Mukhirs tertawa sinis . Putung rokok dibaling ke atas tar . Dilenyek dengan tapak kasutnya . Dia turun dari motor .
Mendekati pengawas yang berani itu . Dia cukup pantang kalau ada yang berani menganggu masa rehatnya .
" Hmm .. nampaknya kau memang tak serik kan ? " bisik Mukhirs .
Muka dia rapat dengan gadis itu . Gadis yang selalu menganggu dia . Dia lah ; Puteri Ain Safiya . Seorang pengawas yang tegas . Tapi tidak bagi Mukhris . Baginya , Ain hanya pembawa masalah buatnya .
" Kau nak aku buat macam hari tu ke ? " mata dia memandang nakal ke arah badan Ain .
Mata Aina membulat besar . Tangan dia terus disilangkan ke dada . Rambutnya yang tersanggul kemas itu sudah terurai sedikit .
" Kau jangan macam - macam ! Aku report dekat cikgu nanti ! " ugut Ain . Dalam hati dia sudah berdebar .
Bagi dia Mukhris memang tak boleh dibawa main - main . Dia akan buat apa yang dia cakap . Itu cukup menggerunkan dia .
" Kalau tak nak jadi apa - apa , jangan ganggu aku lagi " ujar Mukhris dingin .
Dia berjalan meninggalkan Aina terkulat - kulat disitu . Ain mengetap gigi . Sungguh lelaki itu memiliki aura yang sangat lain .
" He's really different -- "
××××
Adam yang sudah dimandikan diletakkan ke atas katil . Tangan kecil Adam asyik bergerak . Mata si kecil mata membulat besar .
Dania menyapu minyak pada perut dan tapak kaki Adam . Dia tersenyum melihat Adam yang semakin membesar itu . Badan besar bukan main lagi .
Susu lembu tak nak ! Nak juga menyusu badan . Tapi Dania tidak kisah . Janji Adam membesar dengan baik dan sihat tubuh badan .
Baju dipakaikan pada badan kecil Adam . Sesekali dia dengar Adam merengek kecil . Mungkin tidak selesa .
" Nia .. " panggilan seseorang membantutkan kerja Dania .
Mata dia membulat melihat Emeer melangkah masuk ke dalam bilik mereka . Cepat - cepat dia mencapai tuala kecil milik Adam .
Menutup rambutnya . Sudah banyak kali terbabas tapi kali ini tidak akan lagi . Sudah banyak dosa tercatat untuknya .
Emeer tanpa rasa malu dan segan terus melambung badan di sebelah Adam . Dia mencium pipi Adam semahu - mahunya .
Geram dengan badan montel Adam . Baru sebulan tapi bulat bukan main lagi . Adam tergelak suka melihat wajah Emeer .
" Err .. sejak bila awak balik ? Saya tak sedar pun .. " tegur Dania perlahan .
Dia sudah menjarakkan kedudukan dia antara Emeer . Tidak semestinya mereka sebumbung , batas pergaulan antara mereka juga terhapus .
Mampu dia kalau Encik Mazlan tahu ! Mahu kena rembat denga orang tua tu !
" Tadi .. " balas Emeer dingin . Dia mengangkat tubuh kecil Adam .
Badan disandarkan ke kepala katil . Bau bayi itu sangat menyegarkan dia . Hilang segala rasa penat dalam dirinya . Dania memerhati saja .
Dia tersenyum . Andai saja tika itu , Emeer ialah Tengku Aiman . Alanglah indah hidupnya . Pasti mereka sedang bergembira pada saat itu .
Tapi angan - angan itu terkubur saja . Di depan dia sekarang ini bukan Tengku Aiman . Sebaliknya Emeer Isyraf . Seorang lelaki yang sudi menghulurkan bantuan untuk mereka .
Adam diam saja di dada daddy nya itu . Sesekali dia tergelak menampakkan gusi pinknya itu . Cukup comel !
Emeer memerhati Dania melalui ekor mata . Dia nampak wanita itu menyapu airmata di pipi . Tapi dia diamkan saja .
" Kau tak masak ke ? " soal Emeer . Mata dia tunak pada Dania .
Mengamati wajah cantik itu dalam diam .
Dania mengeleng perlahan . Macam mana dia nak masak , kalau hanya dia dan Adam saja . Yang lain semua keluar dan ada hal sendiri .
Dia pula masih lagi berpantang . Belum boleh makan apa - apa lagi .
" Aku nak kau masak . Aku nak makan " arah Emeer tanpa rasa bersalah .
Dania mencebik bibir . Nak suruh masak macam nak ajak gaduh ! Lambat - lambat dia bergerak .
" Jangan lupa hot coklat untuk aku sekali " jerit Emeer .
Dania mengangguk saja . Dia tahu dia tidak ada kuasa mahu melawan Emeer . Lelaki itu banyak membantu dia .
Dia terhutang budi pada Emeer . Begitu juga dengan keluarganya .
Emeer dalam diam mengukir senyuman . Sungguh dia rasa sangat bahagia . Tidak pernah dia rasa bahagia sebegini .
Rasa lebih dihargai . Mata dia menatap Adam . Lama .
" Mungkin Allah dah aturkan jalan hidup aku . Mungkin kehadiran Adam dapat membantu luka dalam hati aku " bisik Emeer sendiri .
Mungkin sudah tiba masa buatnya untuk meneruskan hidup . Menerima kehadiran seorang bergelar wanita dalam hidupnya . Menutup duka dalam hatinya .
Adam adalah cahaya kebahagiaan buat seorang Emeer Isyraf .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro