40. MFB

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua konser di bulan ini sudah Kevin hadiri. Sekarang, rasanya Kevin tak butuh lagi konser keliling dunia, karena yang dicarinya sudah ketemu saat ini.

Naranya sudah kembali, jadi untuk apa ia konser keliling dunia lagi. Kalau bisa, rasanya Kevin ingin keluar dari dunia intertaiment sekarang juga. Namun tidak, Kevin tidak bisa mengecewakan orang-orang yang sudah mendukungnya sampai sekarang ini. Kalau bukan karena karier dan orang-orang yang sudah mendukungnya, Kevin tidak akan pernah bertemu dengan Nara.

Hari demi hari sudah terlewati, rasanya masih seperti mimpi melihat Nara yang berada di sampingnya. Selama konser, Kevin juga selalu menyempatkan waktunya untuk bertemu Nara, mengajari Nara berjalan, mengajak Nara berkeliling dan banyak lagi yang lainnya. Yang pasti Kevin tidak membawa Nara ke tempat yang ramai. Ia takut, kalau nanti ada salah satu fans nya yang tidak suka dengan Nara dan malah nekat menyakiti Nara.

“Kamu mau bawa aku ke mana?” tanya Nara yang kini sudah duduk manis di kursi mobilnya.

“Kamu maunya ke mana?”

“Kok malah tanya balik?”

Kevin terkekeh pelan. “Aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Ya semoga aja kamu suka.”

“Kalo aku nggak suka?”

“Aku pastiin kamu bakal suka.”

“Percaya diri banget ya?”

“Iya dong Bu guru, karena saya yakin Bu guru bakal suka,” kata Kevin dengan senyum menggoda.

“Jangan panggil bu guru lagi Kevin, nanti aku bakal geli sendiri karena inget kalo kamu lebih muda dari aku! Sebenernya aku masih geli kalo inget pacaran sama brondong!” Nara memalingkan wajahnya ke samping jendela. Entah mengapa tiba-tiba saja pipinya memerah.

Pertemuan pertama dengan Kevin tiba-tiba berputar di otaknya seperti cd rusak. Bagaimana bisa ia menjalin hubungan dengan anak muridnya sendiri? Memgingat itu Nara geli sendiri.

“Oh iyaya? Aku baru inget kalo aku berondongnya kamu.”

“Kevin!”

“Iya, Bu Nara?”

“Kamu kok seneng banget sih jadi berondong!” Nara kesal sendiri.

“Karena aku merasa paling ganteng, muda dan bertenaga kuat,” jawabnya dengan cengiran tanpa dosa.

“Jadi maksud kamu aku jelek, tua dan  lemah? Iya?!” tanya Nara dengan kesal.

“Gak apa-apa yang penting aku cinta kamu.”

“Oh jadi kalo kamu nggak cinta aku, aku bakal kenapa-kenapa, gitu?”

“Iya, honey i miss you too.

Nara memutar bola matanya jengah. “Gila!”

“Kamu manggil aku apa? Darling?”

Nara yang semula kesal malah terkekeh sendiri. Hanya Kevin yang bisa membolak-balikkan hatinya di waktu yang sama.

“Lha, ketawa nih guru gue,” goda Kevin membuat Nara mau tak mau mendengus kesal. Percuma meladeni Kevin, yang ada malah tak ada habisnya.

“Kita mau ke mana sih? Lama banget nggak sampai-sampai,” kata Nara mengalihkan topik.

“Ke hatimu lalu pergi ke hatiku lalu pergi kepelaminan lalu pergi ke kam—”

“Iyain biar cepet.”

Dan saat itu juga tawa Kevin menggelegar. Sejak kapan kekasihnya ini bisa ngelawak?

“Tau dari mana kamu ngomong begituan?”

“Asyapp dari hatimuuu!!”

Kevin kembali tertawa kencang, bahkan tanpa sadar mobil sampai belok-belok membuat Nara memukulnya dengan keras. “Jangan tertawa saat menyetir.”

“Iya sayang, iya maaf. Kamu lucu sih.”

“Iya Darling aku cinta kamu.”

“Iya, Honey i miss you too.”

“Iya sweetie aku tahu aku cantik.”

Yes, teacher i like you.”

Entah sampai kapan keduanya akan berhenti, yang jelas rasa cinta keduanya tidak akan pernah berhenti dan akan bertambah setiap detiknya.

💓💓

“Kenapa sih mata aku harus ditutup gini?”

“Kan namanya kejutan sayang. Kalo dibuka bukan kejutan dong,” kata Kevin sambil terus mendorong kursi roda Nara menuju tempat yang sudah ia persiapkan dengan matang.

“Sayang, sayang. Apaan tuh sayang?”

Kevin terkekeh. “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sayang adalah ungkapan, kasih dan cinta yang kita rasaka untuk seseorang. Dan salah satunya Bu Nara.”

“Bisa nggak dua suku kata terakhirnya dihapus?”

“Dulu aja waktu aku panggil kamu Nara kamu selalu marah, sok jutek, sok moody. Katanya nggak sopanlah, dusunlah. Eh giliran sekarang aku panggil kamu ‘Bu’ kamu malah marah, dasar aneh!”

“Oh jadi kamu udah berani bentak orang yang lebih tua?”

Kevin geleng-geleng kepala, bingung melihat perubahan Nara yang menurutnya drastis. Cowok itu gemas, saking gemasnya sampai ingin mengarungi cewek yang sekarang ada didepannya ini.

Cup

Cowok itu mengecup bibir Nara sekilas. “Gemes banget sihh, aku suka kamu yang gemesin gini.”

“Kevin!” bentak Nara tak terima.

“Kenapa?” tanya Kevin tanpa dosa.

“Bibir aku udah nggak perawan lagi gara-gara kamu! Ini dua kalinya ya, kamu cium bibir aku!”

“Itu kecupan, bukan ciuman. Gimana sih Bu Guru.”

“Tau ah kesel.”

Kevin hanya terkekeh, sampai akhirnya cowok itu berhentikan lahkahnya. Tubuhnya dengan segera berada di belakang Nara, berniat melepas penutup mata gadis itu. Namun sebelum itu Kevin malah mengangkat tubuh Nara dari kursi roda, membuat Nara berdiri tanpa bisa bergerak sedikitpun dan tiba-tiba cowok itu memeluk tubuh Nara dengan erat dan menumpukan dagunya di atas pundak cewek itu.

“Kevin masih nggak percaya orang yang Kevin peluk ini Bu Nara,” katanya dengan suara lirih yang berhasil membuat bulu kuduk Nara meremang. “Kevin sayang Bu Nara. Bu Nara sayang kan sama Kevin?”

Nara mengerjapkan matanya beberapa kali. Ada apa dengan Kevin?

“Ke-vin?”

“Bu Nara mau nikah sama Kevin?”

Deg

Tubuh Nara semakin menegang saat Kevin memeluknya semakin erat dan berbisik dengan lirih di telinganya. Tubuhnya merinding, seperti ada setrum yang menyengat tubuhnya.

“Kevin janji bakal bahagiain Ibu, dan Kevin janji bakal percaya sama Ibu, bukan sama perempuan lain seperti dua tahun lalu.” Kevin terus berucap lirih tanpa berhenti.

Tanpa diduga penutup matanya tiba-tiba terbuka, pelukan dari Kevin menghilang, dan pandangan di depannya membuat Nara terkejut bukan main.

Jantungnya berdegup kencang, air mata seketika mengumpul di pelupuk matanya. Pandangannya beralih pada Kevin yang berjongkok di depannya dengan senyum hangat, jangan lupakan juga beludru merah berisi cincin yang sangat indah di depannya.

“Narana, will you marry me?” kata Kevin dengan senyum hangatnya.

Nara tak bisa berkata-kata. Tubuhnya menegang, bahkan sampai lupa bahwa ia bukan duduk di kursi roda saat ini. Air mata yang sedari tadi di tahannya seketika tumpah tanpa disuruh. Sungguh, ini kejutan luar biasa selama masa hidupnya.

Bayangkan saja di depannya sudah ada pemandangan yang sangat-sangat indah. Kolam renang berbentuk gitar yang ditaburi oleh banyak bunga dan balon di sampingnya. Di tengahnya terdapat tulisan ‘I love you Narana’. Lalu sekelilingnya yang seharusnya gelap menjadi terang karena lampu-lampu kecil yang mengiringinya, dan satu yang membuat Nara terkejut bukan main, ya itu banyaknya balon berbentuk wajahnya dan Kevin. Mirip sekali seperti asli. Semunya tampak indah dan romantis ditambah dengan Kevin yang melamarnya secara tiba-tiba.

Kevin berdiri saat tubuh Nara mulai limbung lalu memeluk tubuh gadis itu dengan erat. “Aku ajak kamu ke sini bukan untuk buat kamu nangis, sayang,” katanya lembut.

Di dalam  pelukan Kevin Nara tiba-tiba mengangguk sembari memeluk Kevin dengan erat. “Gimana caranya agar aku bisa tolak kamu kalau begini?”

Sekarang gantian, Kevin yang menegang mendengar jawaban Nara. “Ka-kamu terima a-ku?” katanya terbata, masih dengan tubuh yang memeluk erat tubuh Nara. Cewek itu hanya mengangguk membuat Kevin senang bukan main.

Kevin segera melepaskan pelukannya, memasangkan cincin itu di jari manis Nara dan tersenyum senang melihat Nara yang menangis bahagia. Rasanya ... seperti mimpi.

“Pas,” kata Kevin ketika melihat cin cin pemberiannya pas di jari manis Nara. Pandangan cowok itu beralih pada wajah cantik milik Nara. “Aku udah minta Papa sama Mama buat datang ke London, aku mau lamar kamu secara resmi. Di depan Papa kamu dan di depan kedua orangtuaku.”

Nara hanya tersenyum haru dan mengangguk. Kedua tangan Kevin merangkum wajah Nara lantas mencium bibir cewek itu dengan lembut bersamaan dengan tubuh keduanya yang jatuh tepat di dalam kolam karena dorongan dari Kevin. Cowok itu langsung melepaskan pagutannya saat merasa Nara kehabisan napas.

“Kamu gila?!” kata Nara dengan napas terengah-engah nya, jangan lupakan juga matanya yang memerah terkena air. “Kaki aku aja masih kaku!” katanya lagi.

“Justru itu, biar kaki kamu nggak kaku lagi,” jawab Kevin sembari terkekeh. “Aku lihat video seperti kita gini di Instagram, dan bolehlah aku coba. Dan liat, ternyata berhasil ciuman di dalam air,” lanjut Kevin dengan bangga.

“Dasar gila!”

“Iya sayang aku cinta kamuu!”

(Contoh sekilas, biar kalian ada gambaran heheheh)

🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶

To be continue...

Kepin udah gede uwu:v

Stay tune, guys!


Best regards,
Salwayoyos 💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro