5. MUSIC

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Nara melangkahkan kakinya di koridor sekolah, setelah ia menyelesaikan urusannya pada––Pak Lanat––kepala sekolah SMA Graham.

Aura kecantikannya semakin bertambah ketika Nara membawa sebuah berkas yang ada di pelukan tangan kirinya, sedangkan tangannya yang lain menenteng tas yang ia sampirkan di sebelah kanannya. Penampilannya yang seperti ini membuatnya lebih cocok menjadi––siswa SMA yang baru datang untuk mengikuti pendaftaran masuk sekolah––dari pada menjadi seorang guru seni di bidang musik.

Bugh

"Awh!"

Berkas yang di pegang Nara terjatuh berceceran di bawah, bahkan tubuhnya terdorong ke belakang karena ulah seseorang yang tadi menabraknya.

"So-sorry Bu, saya gak sengaja." Kevin memasang raut memohonnya di hadapan Nara.

Suara tawa terdengar sangat nyaring di belakang Kevin. Dilihatnya gadis mungil––berdiri tak jauh di belakang Kevin––dengan gagang sapu di tangan kanannya.

Dilihatnya Kevin yang berdecak ketika melihat gadis itu tertawa kencang.

"Gak usah di maafin Bu, jewer aja telinganya!" seru gadis itu yang tak Nara ketahui siapa namanya.

Nara berjongkok untuk mengambil berkas-berkasnya yang berserakan, mengabaikan Kevin yang sedang memelas.

Dengan gerakan cepat, Kevin membantu Nara merapihkan beberapa berkas yang jatuh akibat ulahnya. Sambil sesekali memohon maaf pada Nara.

Huh... kalau bukan karena Nara guru baru, mana mungkin Kevin akan memohon-mohon seperti ini. Namun, tak bisa dipungkiri lagi kalau Kevin sangat, sangat bahagia bisa menabrak Nara, bagaimana tidak bahagia jika gurunya secantik Nara? Bahkan Kevin yakin kalau Rio akan iri jika melihat kejadian ini.

Nara menoleh ke arah Kevin dengan raut datar, "Terima kasih," ucapnya yang diangguki oleh Kevin.

Keduanya berdiri, Kevin memasang wajah tengil di depan Nara. "Kita ketemu lagi Bu, heheheheh."

Nara mendengus, "Kamu gak belajar? Ini belum istirahat," kata Nara.

Kevin menggaruk tengkuknya, "Itu Bu, ondel-ondel pasar malem ngamuk." Kevin menoleh kebelakang, tepatnya ke arah Luna berada.

Luna melotot, tak cukupkah Kevin meledeknya badut lalu sekarang apa? Ondel-ondel katanya?

Nara mengikuti arah pandang Kevin, di lihat nya seorang gadis dengan wajah kesal campur aduknya.

"Lo gak puas ngeledek gue badut IT hah?!" Meledak sudah amarah Luna. Ingin rasanya ia memukul kepala Kevin dengan gagang sapu yang ia pegang, tapi ia takut jika dirinya berurusan dengan guru BK.

Luna mempercepat jalannya menghampiri Kevin, lalu dengan rasa tak kasihannya Luna memukul-mukul kencang tubuh Kevin dengan gagang sapu yang di pegangnya. Bahkan, Nara bergidik ngeri melihatnya.

Nara memijat-mijat keningnya, bingung harus melakukan apa. Jujur saja, ia juga pasti akan sama marahnya seperti Luna bila di ledek seperti itu. Namun, kenyataannya memang benar, Luna memang... ah, sudahlah.

"Udah-udah, stop!!" Nara mengambil sapu yang berada di tangan Luna dengan paksa.

"Ibu, dia ngeledek saya, dan Ibu liat kan muka saya kayak gimana? Dan itu juga ulah temennya. Gimana saya gak kesel Bu, masa muka cantik saya jadi kayak gini!" kesal Luna, hidungnya kembang kempis karena terlalu kesal.

"Tapi, emang muka lo juga setiap hari kaya gitu kok. Menor, mirip ondel-ondel," celetuk Kevin.

"Kevin!" tegur Nara.

"Ganteng," sahut Kevin yang membuat Nara berdecih.

"Gak usah kepedean lo panci gosong!" kata Luna, masih dengan amarah yang meluap.

"Enak aja panci gosong, muka mirip Justin Bieber gini dibilang panci gosong!" kata Kevin gak terima.

"Lo––"

"Diam!" sekali sentakan Nara, berhasil membuat Luna dan Kevin diam.

"Luna." Nara menatap Luna, "hapus make up kamu, dan jangan pernah gunain lagi kalau di sekolah," pintanya.

Luna menggeleng, "Saya cuma pake lip––"

"Mau membantah?" tanya Nara, Kevin tertawa terbahak-bahak ketika melihat ekspresi Luna saat dimarahi oleh Nara. "dan kamu Kevin!" tawa Kevin mereda, merinding mendengar suara Nara. "Jaga ucapan kamu, kamu itu cowok bukan cewek yang suka ngerumpi," kata Nara menatap lurus mata Kevin.

Gantian Luna yang tertawa, "Dia emang banci kok Bu," sahut Luna, membuat Kevin menatapnya garang.

"Keterlaluan lo Lun--"

"Diam Kevin!"

_____

To be continue...

Can you appreciate our work with your vote and comments?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro