My Brother's (6)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fajri tiba di suatu kawasan rumah. Fajri pun turun dari ojek online, lalu membayar sesuai transaksi di aplikasi. Dia memberikan uang lebih kepada Mamang ojek.

"Terima kasih ya, Bang," ucap Fajri sopan.

"Iya, Mas." Mamang ojek pamit.

Fajri menghela napas berat. Keputusan ini sudah di pikirkan matang-matang oleh Fajri pergi meninggalkan rumah.

"Semoga kalian di sana bahagia, walau tanpa Aji," ucap Fajri lirih.

Pemuda itu menarik koper ke salah satu rumah. Fajri berhenti tepat di pagar rumah.

"Eh, Mas Aji. Mau ketemu sama den Gilang," sapa Pak Satpam bernama Udin.

"Iya, Pak. Gilang ya ada?" tanya Fajri ramah.

Pak Udin lalu membukakan pintu pagar. "Ada kok. Mas Aji langsung masuk ke dalam saja."

"Terima kasih, Pak Udin," balas Fajri menganggukan kepala kecil.

Fajri mengetuk pintu perlahan. Tak lama pintu terbuka. Nampak Gilang berdiri sudah memakai pakaian santai ala rumahan.

_$_$_

Gilang Sanjaya. Anak tunggal dari keluarga orang kaya. Gilang merupakan sahabat di kelas Fajri. Pemuda berkulit hitam manis ini memiliki senyum semanis gula.

"Aji!" seru Gilang syok.

Gilang melihat luka di bibir dan pipi Fajri. Dia pun menarik tangan Fajri untuk masuk ke dalam. Fajri hanya pasrah, setidaknya masih ada yang menerima kehadirannya.

Fajri di bawa ke ruang tamu. Gilang mempersilahkan Fajri untuk duduk, sementara dirinya memanggil Bi Inem.

"Bi Inem. Minta tolong buatkan teh hangat, cemilan sama kotak PK3 ya." Gilang berucap sopan.

"Siap, den Gilang." sahut Bi Inem langsung menuju dapur.

Selama menunggu Bi Inem datang, Gilang duduk di sofa seberang kanan Fajri. Tatapan Gilang penuh rasa penasaran.

"Ji, jelasin semuanya tanpa ada kebohongan sama gue, ok!"

Fajri menghela napas berat. "Lang... gue kabur dari rumah. Sebelum itu, gue sempat mau bunuh diri--"

"Apa? Lo gila ya Ji! Emang dengan cara bunuh diri bisa menyelesaikan masalah lo!" bentak Gilang emosi mendengar sahabat ya itu melakukan hal yang dilarang agama.

Fajri menundukkan kepala. "Gue waktu itu khilaf. Terus Bang Fenly datang menghentikan aksi gila itu. Dan kami adu cecok, setelah itu... gue sama Bang Fenly adu jotos."

Gilang terenyuh mendengar penjelasan sahabatnya. Dia pun langsung mendekap tubuh rapuh Fajri.

"Lo kalau mau nangis, bebas Ji, ada gue di sini, sahabat lo sendiri. Dan gue mohon... lo jangan berbuat hal nekat gitu lagi."

Gilang menangis. Fajri sudah dia anggap sebagai saudara kandung sendiri. Segala keluh kesah Fajri dengan kedua Kakaknya, dia mengetahuinya.

"Gue nggak rela sampai harus kehilangan sahabat yang hebat dan sabar kaya lo Ji," ucap Gilang terisak.

Fajri ikut terisak. Kedua sahabat saling memberikan kekuatan menghadapi masalah kehidupan Fajri yang kelam. Gilang sebagai sahabat akan membantu Fajri apapun itu.

Bi Inah datang membawa pesanan Gilang. Dia menaruh di atas meja, lalu pamit undur diri. Bi Inah tak mau mengganggu Gilang dan Fajri.

"Den Fajri yang sabar ya," ucap Bi Inah pelan.

_$_$_

Fenly dan Farhan berusaha menenangkan Ricky. Setelah mengetahui Adik Bungsu nya kabur dari rumah.

Ricky mengamuk. Dia memecahkan beberapa perabotan rumah. Emosinya begitu meluap seperti Singa.

"Bang Rick, tenang ya. Di sini masih ada Fenly kok," ucap Fenly sedih.

"Iya, Fen. Maafin Abang bikin kamu jadi takut," balas Ricky.

Ricky mendekap erat tubuh Fenly. Kedua Kakak Adik saling menyalurkan kasih sayang.

"Sekarang Fenly mandi terus istirahat dulu ya," ujar Ricky tersenyum tipis. Dia mengelus lembut rambut Fenly.

"Iya, Bang. Nanti Fenly bakal buatin makanan kesukaan Abang." Fenly ikut tersenyum.

Fenly lantas pergi meninggalkan ruang tamu. Dia menuju ke kamar nya untuk membersihkan badan dan pikiran.

Farhan yang melihat hubungan antar kedua saudara itu merasa muak. Bisa-bisanya mereka terlihat biasa setelah Fajri kabur dari rumah.

"Rick, gue pamit pulang deh." Farhan sudah tak betah ada di rumah ini.

"Loh, kenapa Bang Han?" tanya Ricky bingung.

"Gapapa Rick. Lain kali saja ya, bye."   Farhan menjawab, lalu melangkah keluar tanpa menunggu balasan Bos-nya.

Ricky hanya diam. Pasti ini akibat Fajri kabur dari rumah membuat Farhan tak jadi menginap.

"Tuh anak masih saja buat ulah walau nggak ada di rumah!" kesal Ricky mengepalkan tangan erat.

Dia pun memilih menuju kamar untuk membersihkan tubuh. Kekacauan yang telah Ricky buat akan dibereskan nanti saja.

"Aji, kalau Abang ketemu kamu. Nggak ada kata ampun!"

Brakk!!

Ricky menutup rapat pintu kamar kasar.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro