10/10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Akan kutunjukkan hal yang terindah di dunia ini ...

—————

"Glacier mau mengajak (Name) kemana?"

"Sstt, sebentar lagi, (Name). Kita sudah hampir sampai."

Mendengar jawaban Glacier yang seperti itu, (Name) pun hanya menurut mengiyakan. Ia juga tidak bisa berbuat banyak selain terus mengikuti langkah kaki kekasihnya itu. Hal ini dikarenakan sekarang kedua matanya sedang ditutup. Ia jadi tidak bisa melihat apapun di depan sana.

Meski ia sendiri tidak tau Glacier mau membawanya kemana, yang pasti sepertinya tempat itu lumayan jauh. Mereka sudah berjalan cukup lama, tapi Glacier masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti melangkah.

'Apakah masih jauh lagi?'

"Nah, kita sampai!"

Tanpa (Name) duga, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan yang Glacier maksud. Dengan perlahan, Glacier pun segera membukakan ikatan kain yang melilit puncuk kepala (Name).

"Buka matamu, (Name), dan lihatlah apa yang ada di sana."

Dengan perlahan, (Name) membuka matanya. Netranya cukup sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar lantaran sekarang sudah malam.

"Ugh..." Begitu netranya berhasil beradaptasi, (Name) pun segera mengalihkan pandangannya. Mengikuti arah yang telah Glacier tunjukkan.

"Ini..." Alangkah terkejutnya (Name) melihat apa yang ada di depannya. Sebeb, di hadapannya sekarang terpampang jelas ribuan bintang yeng berhamburan di angkasa lepas. Di bawahnya, terdapat pemandangan kota malam yang sangat indah.

"Bagaimana? Mereka cantik, bukan?"

"Hu'um!"

"Tunggulah sebentar lagi, kita akan melihat sesuatu yang lebih menakjubkan dari semua ini."

Mendengar Glacier yang berucap seperti itu, sudah tentu (Name) jadi tambah penasaran. Ia pun akhirnya memutuskan untuk duduk di sana sambil terus memandangi indahnya langit malam.

"Cantik." Kata-kata itu spontan terucap di bibir (Name), membuat Glacier tanpa sadar mengulas senyum tipis di wajahnya.

"Kau tau, (Name)? Ada sesuatu yang jauh lebih cantik dari langit malam ini."

(Name) spontan mengalihkan pandangannya. Menatap Glacier dengan satu alis yang terangkat ke atas. "Apa itu?"

Glacier mendekatkan wajahnya, lalu menyentuh hidung (Name) dengan telunjuk kanannya. "Dia di sini. Tepat di depanku,"

(Name) terdiam. Wajahnya terlihat mulai memerah padam. Ia spontan menurunkan pandangannya untuk menghindari tatapan Glacier. Bertepatan dengan kejadian ini, ternyata sebuah meteor jatuh di langit sana. Membuat intensi Glacier kembali teralihkan.

"Lihat itu, (Name)! Hujan meteornya sudah dimulai!"

(Name) lantas segera kembali memandang ke atas. Menatap puluhan meteor yang berjatuhan di atas sana. Netranya nampak sedikit membesar lantaran takjub melihat semua itu.

"Indahnya..."

Glacier tidak bisa menyembunyikan senyuman ketika melihat (Name) yang antusias memandangi langit. Ia puas dengan hasil yang ia dapatkan.

Dengan satu lengan yang sengaja ditautkan di atas tanah, Glacier kembali memandangi wajah. Lalu mengecup pipi chubby itu tanpa seizin sangat pemilik.

(Name) yang mendapati tindakan mendadak dari kekasihnya itu pun, lantas segera mengalihkan pandangannya. Ia menatap tak percaya pada pemuda yang ada di depannya. "Apa yang–"

"Happy anniversary, honey. Inilah hadiah ku untukmu," dengan lembut Glacier berucap. Membuat (Name) kembali tak bisa berbicara.

Ia pun lagi-lagi merasakan hawa panas di sekitar pipinya, yang membuatnya kembali menolehkan pandangan.

"Terimakasih." Kalimat itu terucap sangat pelan dari bibir (Name). Namun, suaranya masih bisa terdengar di telinga Glacier.

Dengan seulas senyum yang masih tak luntur, Glacier pun lantas memeluk (Name). Membuat gadis ini kembali terkejut untuk kesekian kalinya.

"Sama-sama."

—————

Tak ada yang lebih manis di dunia ini, selain duduk bersanding dengan orang kita sayangi sembari menikmati momen hidup yang mungkin takkan pernah terjadi lagi dikemudian hari.

Terimakasih untuk segalanya. Ku harap kita terus bersama selamanya. (*´꒳'*)

Salam hangat, (Name).


—————

... yaitu dirimu, sayang. (*´꒳'*)

6 Desember 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro