13. Talita Takut Baper

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mari kita lanjutkan.

Selamat Membaca!

=====

My Imagination :
Love Without Problem
13. Talita Takut Baper
_______________________________
Aku takut akan benar-benar menyukaimu

=====

PADA saat setelah bel pulang sekolah, Khana datang kembali ke kelas Talita. Tujuannya satu, yaitu menjemput gadis itu. Tapi, gadis itu sudah tidak ada di bangkunya.

"Talita dimana?" tanya Khana pada seseorang di sana.

"Dia tadi buru-buru pulang sama Celine," jawabnya.

Khana berdecak, "emang bandel ya tu orang." Khana pun segera berjalan keluar dari kelas Talita.

Lelaki itu berjalan menyusuri koridor. Khana bisa memastikan bahwa sebentar lagi Talita akan membuat masalah.

Dan akhirnya tebakan Khana benar. Di hadapan Khana sekarang, Talita sedang dihadang oleh Beby —cewek fomous yang sangat cantik dan sexy.

Semua itu karena Celine tak kuat memegangi Talita, sehingga gadis itu jatuh menabrak Beby yang sedang membawa jus. Alhasil baju Beby menjadi kotor. Dan sekarang Beby sedang mencak-mencak di hadapan Talita.

"Lo harus tanggung jawab! Gue masih ada ekstra entar! Masa gue pake baju kotor kayak gini," kata Beby marah. Gadis itu menatap Talita dengan pelototan tajam.

Karena merasa bersalah, Talita pun menundukkan kepalanya, "maaf."

"Lo pikir maaf aja bisa bikin baju gue nggak kotor lagi?!" bentak gadis itu.

Khana yang melihat dari kejauhan pun hanya bisa berdecak. Lelaki itu kemudian mendekati Talita. Lelaki itu menatap gadis itu sejenak. Belum sempat Talita mengeluarkan suar, Khana sudah dulu memotongnya.

"Pake baju olga gue aja dulu," kata Khana. Lelaki itu memberikan kunci lokernya, "loker gue yang nomor delapan belas. Di sana ada baju olga gue yang belum gue pake, lo bisa pinjem dulu," kat Khana.

Beby menatap Khana dengan tatapan memuji. Ternyata benar, Khana sangat ramah dan tampan. "Ma ... makasi," katanya gugup.

Khana mengangguk. Kemudian lelaki itu kembali menatap Talita, "kan gue udah suruh tunggu," ujar Khana kesal.

"Gue nggak mau pulang bareng lo," kata Talita. Gadis itu saat ini hendak menghindari Khana. Ia tiak mau sampai benar-benar jatuh hati pada teman masa kecilnya itu.

Khana berdecak, "lo kenapa sih?"

"Kalian pacaran?" tanya Beby.

Dengan tiba-tiba Khana menarik tas yang Talita gendong. Lelaki itu menggendong tas milik Talita, lalu menggendong sang pemilik tas. "Iya, dia pacar gue," jawab Khana. Lelaki itu lantas menatap Celine, "gue pulang bareng dia. Besok-besok jangan mau kalau disuruh nganterin Talita pulang."

Celine hanya bisa mengangguk.

Khana pun berjalan pergi dari sana. Membawa Talita yang sejak tadi tak berhenti mengumpati Khana. Memang Talita tak tahu terima kasih. Sudah ditolong, tapi masih saja tetap memarahi Khana.

Hingga akhirnya Khana menyerah membawa Talita. Lelaki itu menurunkan Talita saat sudah berada di parkiran, karena gadis itu terus meronta-ronta.

"Lo apa-apaan sih?" tanya Talita.

"Lo yang kenapa?" Khana balik bertanya.

"Gue cuma nggak mau pulang bareng lo, kenapa lo maksa?"

"Alasan lo apa? Kenapa tiba-tiba lo nggak pengen pulang bareng gue?" tanya Khana.

"Alasan lo juga apa. Kenapa lo tiba-tiba maksa gue buat pulang bareng lo? Bukannya lo seneng ya kalau lo pulang tanpa gue?" tanya Talita kesal.

"Iya gue seneng banget kalau lo nggak pulang bareng gue. Tapi nyokap gue bakalan ngomelin gue kalau lo nggak pulang bareng gue, lagian kita juga satu rumah."

Dia cuma takut nyokapnya marah, nggak lebih, batin Talita.

"Ya udah, biarin aja lo dimarah," kata Talita. Gadis itu memaksakan kakinya yang terluka untuk berjalan meninggalkan Khana. Hal itu membuat kakinya kembali terasa sakit.

Khana mengacak rambutnya frustrasi. Ia tidak tahu kenapa Talita menjadi seperti ini. Biasanya gadis itu tidak memperpanjang hal-hal kecil seperti ini.

Lelaki itu pun berjalan menyusul Talita yang tampak kesakitan karena memaksakan kakinya berjalan. "Tal, jangan berantem dulu deh. Nanti berantemnya sambung di rumah aja," ucap Khana.

Talita tak peduli. Gadis itu tetap memaksakan dirinya untuk berjalan. Hingga akhirnya ia terjatuh. Dan hal itu membuat Talita ingin menangis. Ia tidak tahu kenapa hari ini dia menjadi sensitif. Padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. Apakah ini semua karena rasa takutnya terhadap perasaannya sendiri?

Khana berdecak, ia sudah bisa menebak gadis itu akan terjatuh, tetapi Khana tidak tahu bahwa Talita akan menangis. Oh, iya, Khana lupa bahwa Talita adalah gadis cengeng.

Khana pun berjalan mendekati Talita dan menggendong gadis itu. Ia membawa Talita sampai masuk ke dalam mobil. Lalu Khana masuk ke dalam mobil melewati pintu sebelah.

"Lo kenapa sih nggak bisa dikasi tau banget!" omel Khana.

Talita menangis. Rasa sakit dikakinya kembali muncul. Ditambah Khana yang mengomelinya. Itu membuat emosi Talita sulit untuk dikontrol.

Khana berdecak, "buka sepatu lo!"

Talita menggeleng.

Khana langsung membuka sepatu gadis itu. Dan lelaki itu langsung disambut dengan darah Talita yang sudah menembus kaos kaki putihnya.

"Liat kan! Lukanya jadi berdarah lagi," kata Khana. "Ke dokter aja sekarang!"

Talita menggeleng. Gadis itu memang paling benci jika disuruh ke dokter. Entah karena apa.

"Terus lo mau diemin luka lo gitu aja? Kalau infeksi gimana?" Khana masih terus mengomeli Talita.

"Biarin aja!"

"Ya udah terserah lo aja. Terserah deh! Gue nggak peduli," kata Khana kesal. Lelaki itu melajukan mobilnya ke jalan menuju rumahnya.

"Lo kenapa ngomelin gue terus sih?!" tanya Talita disela-sela tangisnya.

"Lo bloon, makanya gue omelin," kata Khana.

"Apa lo pengen banget menang taruhan kita?" tanya Talita.

Khana mengernyitkan dahinya, "maksud lo?"

"Lo terus-terusan sok perhatian ke gue, lo pasti pengen banget kan menang taruhan itu!" tuduh Talita.

Khana berdecak, "gue kan udah bilang ini asli karena gue khawatir," jelas Khana.

"Kenapa lo khawatir sama gue? Emang gue siapa lo?" tanya Talita.

"Emang salah kalau gue khawatir? Emangnya lo harus jadi siapa-siapa gue dulu baru gue bisa khawatir? Lo kenapa sih! Lo aneh banget hari ini," kata Khana.

"Gue nggak suka sikap sok khawatir lo itu," kata Talita. "Itu ngeganggu gue," kata Talita.

"Sok khawatir?" Khana menatap Talita tak percaya, "terserah lo deh, gue males debat."

Dan setelah itu, keadaan di mobil menjadi tenang. Tidak ada yang mau membuka percakapan duluan.

=====

Mereka pada akhirnya mulai bertengkar. Tapi tenang saja, aku tidak akan membuat mereka bertengkar terlalu lama.

Terima kasih telah membaca!

Z

=====

Next? Jangan lupa buat vomment!

16-05-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro