BONUS

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hahh, lama tidak bertemu ya?" Hajime meletakkan sekuntum bunga mawar merah pada makam Naru. Ya, hari ini ia sedang mengunjungi makam sang kekasih. Hari ini, genap 2 tahun setelah Naru meninggal. Dan genap 2 tahun Naru meninggalkan nya.

Hajime masih ingin berlama lama di tempat itu. Melepas rindu yang sudah 2 tahun ini ia pendam, bahkan setiap kali ia mengunjungi makam Naru, rasanya air matanya ingin membanjiri pipinya. Namun ia tahan agar ia membiasakan diri untuk bisa teguh, tegar ketika Naru tak lagi di samping nya.

"Hajime-san," Arata, dia menepuk bahu Hajime pelan ketika Hajime sibuk mengulang kembali kenangan lama bersama dengan Naru. Kebiasaan nya ketika ia mengunjungi makam Naru.

"Ah, ya, maaf," ia sampai lupa bahwa ada jadwal lain setelah ia mengunjungi makam Naru. Yaitu pergi ke taman Sakura untuk melihat sakura yang mulai bermekaran itu. Segera setelah Arata mengajak nya ke dalam mobil, mereka segera gas menuju taman sakura.

Hingga beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Banyak orang, pasangan, anak anak, yang bermain di taman tersebut menikmati sakura yang berguguran. Seketika, pandangan Hajime beralih pada kedua pasangan yang saling menebar kemesraan mereka dengan berfoto. Ah, ia teringat dulu saat bersama dengan Naru juga sering melakukan foto bersama seperti yang mereka lakukan, tapi itu dulu.

Hajime menghela nafas, ia melihat pada langit yang di penuhi dengan sakura sakura yang berterbangan kian kemari terbawa angin, kelopak indahnya menari nari di bawah langit seakan akan langit adalah dalang dari balik indahnya tarian sakura, "andai kau di sini menikmati pemandangan ini bersama ku," gumam nya dalam batin. Berharap Naru ada di samping nya.

Tiba tiba, tiga kelopak Sakura berada di telapak tangan nya, ia menatap ketiga kelopak Sakura yang gugur di tangan nya itu.

"Ah, kakak mendapat tiga kelopak Sakura ya?" Hingga salah satu gadis kecil yang berada di dekatnya berkata demikian.

"Ah, iya, ada apa memang nya?" Tanya Hajime seraya menundukkan kepala nya untuk bisa melihat gadis kecil tersebut.

Gadis itu tersenyum, "jika kakak menggenggam tiga kelopak Sakura yang baru saja jatuh dari pohon nya dan kakak menutup mata seraya mengucapkan suatu permohonan, permohonan kakak akan terkabulkan," kata gadis tersebut.

Hajime terheran heran. Jika memang bisa mengabulkan suatu permohonan, salahkah ia mencoba nya?

"Ah! Aku juga mendapatkan nya!" Pekik gadis kecil tersebut. Segera ia menggenggam nya, lalu memejam kan matanya, dan mulai mengucapkan permohonan.

Melihat hal itu, melihat apa yang gadis kecil itu lakukan, suatu keyakinan muncul dalam diri Hajime. Ia menatap sejenak tiga kelopak Sakura di telapak tangan nya, laku menggenggam nya dan mulai mengucapkan sebuah permohonan dalam hatinya.

"Sensei!"

Ia membuka matanya ketika ia mendengar suara teriakan gadis kecil yang baru saja yang menjelaskan tentang keajaiban tiga kelopak Sakura. Hajime mencari cari keberadaan sang gadis.

Alih alih ingin melihat apa yang terjadi pada gadis tersebut, ia mendapati sebuah pemandangan yang sangat mengejutkan nya. Yang sangat membuat nya terkejut sehingga matanya tak berkedip sedikit pun.

Seorang wanita, dengan rambut hitam lebam sepanjang pinggul, manik mata indah seperti permata Ruby, senyuman yang khas, seseorang yang Hajime kenal. Wanita itu tersenyum padanya, hingga tanpa sadar, air mata mulai tak terbendung oleh nya.

Seseorang yang di cintainya, menatap nya, tersenyum padanya, hadir, datang, berada tepat di depan nya dan kini tersenyum kearahnya. Permohonan nya, pada kelopak bunga sakura, terkabulkan.

"Hajime,"

Mendengar ia memanggil namanya, suara yang sangat di rindukan nya setelah 2 tahun tak bertemu karena berbeda dunia. Sungguh, Tuhan masih mengasihi nya setelah lama ia menderita tanpa adanya Naru.

Naru.

Itu lah dia.

"Aku memenuhi permintaan Naru. Yah, meski aku juga menyayangi Hajime, tapi melihat kebahagiaan Hajime saja membuat ku senang," Shun, dialah yang membuat semua ini terjadi. Bukan karena permohonan Hajime pada tiga kelopak sakura. Melainkan kebaikan hati seorang Shimotsuki Shun dalam memenuhi permintaan Naru untuk bisa hidup seperti sedia kala dan bertemu dengan Hajime.

"Kau tidak merubah kepribadian nya?" Tanya Kai yang seperti nya tampak ragu dengan apa yang Shun lakukan padanya.

Shun menggeleng seraya tersenyum, "tidak, selama masih ada ketulusan hati, Naru akan tetap menjadi Naru yang dulu," katanya penuh dengan senyum kebahagiaan ketika melihat Hajime dan Naru dapat berpelukan dan melepas rindu masing masing insan.










Note :

Kebetulan
Karena Ai sedih melihat Leader kita yaitu the best leader yang lebih kharisma Hajime, Ai memutuskan untuk membuat bonus part. Serius ini cerita sedih banget, entah sih kalau kalian menghayatinya pasti sedih.

Mau tahu caranya? Bayangkan aja kalian di posisi Hajime. G sedih tuh di tinggalin pas lagi mau menebus salah pada seseorang yang kita cintai yang sering kita sakiti tapi malah seseorang yang kita sakiti dan cintai itu malah memaafkan kita dengan penuh senyuman?

Oke, cerita ini benar benar END dengan akhir bahagia dan tangis air mata kebahagiaan.

Thx to reader yang suka + vote + komen cerita aku (◕ᴗ◕✿)











Story By _AriseeAisee15_

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro