MY LAST WORD - LOSING YOU

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kau tahu bahwa dia adalah kelemahanku. Jika saja dia sudah tidak di samping ku, di bumi hanya tersisa nama, dan di pikiran ku hanya tersisa kenangan, biarlah aku mendengar kata kata terakhir nya," Hajime diam seketika mengucapkan kata kata yang belum ia pastikan itu. Bagaimana jika itu terjadi? Benar benar terjadi?

Bahkan Haru tertegun. Lidah nya kelu. Ia tak dapat lagi mengatakan apapun sesaat Hajime membuat kemungkinan yang belum terpikirkan olehnya.

Sebelum perpisahan, kita lepaskan saja
Tapi aku kehilangan diriku di pertengahan labirin hatimu
Seperti mengubah stereo ke mono, jalan kita seperti itu

"Aku mengerti. Maafkan aku yang selama ini menekan mu untuk terus memiliki rasa 'mengerti' terhadap Naru. Seharusnya aku tidak seperti itu," Haru membuka mulutnya pada akhirnya setelah selang beberapa menit ia membisu. Dengan perasaan bersalah ia katakan itu pada Hajime.

Namun tampaknya, Hajime tidak menggubris apa yang baru saja Haru katakan. Ia justru fokus pada apa yang akan terjadi pada Naru ke depannya.

Apakah Tuhan akan memisahkan nya? Saat ini juga? Atau kah nanti? Banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi. Banyak hal yang akan di hadapi. Membuat seorang Hajime yang di kenal tegas, berkharisma, dan disiplin di tambah dengan kepribadian yang kuat kini meluncurkan setitik demi setitik air mata dari matanya.

"Hajime?!" Hingga membuat seorang Yayoi Haru sendiri terkejut. Terkejut akan apa yang di lihat nya dengan mata kepala nya sendiri. Hajime menangis.

Sementara itu, member yang lainnya pun masih menunggu hasil dari pemeriksaan dokter. Bahkan diantara mereka mengkhawatirkan kondisi Naru yang tak memungkinkan ia untuk memijakkan kaki di bumi untuk beberapa waktu lamanya.

"B-bagaimana kalau Naru-san benar benar-"

"Kakeru, tidak baik mengatakan hal seperti itu," Yoru seketika menegur dengan tegas terhadap apa yang Kakeru katakan. Keadaan Naru yang tak memungkinkan di tambah pikiran dari Kakeru membuat Yoru ikut berpikiran negatif.

Kakeru menunduk seketika sesaat mendengar Yoru menegur nya, "g-gomenasai, Yoru-san," katanya dengan nada menyesal.

Yoru bukan seorang yang pendendam atau yang semacam itu. Ia lebih memilih melepaskan maaf daripada memendam kesalahan orang lain. Ia hanya menghela nafas sesaat Kakeru meminta maaf padanya. Yang harus di lakukan nya saat ini adalah tenang menunggu hasil.

Tak butuh beberapa waktu lamanya, dokter pun keluar. Berbondong bondong mereka menghampiri sang dokter dan setiap dari mereka menanyakan keadaan Naru. "Kondisinya kritis, kemungkinan besar dia koma. Karena sebelumnya, pasien memiliki sebuah penyakit. Untuk sekarang kalian boleh melihatnya tapi usahakan jangan sampai menganggu istirahat pasien. Saya permisi," seketika mengatakan hal itu, sang dokter pun langsung pergi sesaat ia mengulas senyum kepada mereka semua.

Mendengar kondisi Naru saat ini, tentu membuat semua orang bungkam dan enggan untuk masuk. Khawatir, tak bisa membayangkan kondisi Naru yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Namun, mau bagaimana pun, mereka harus melihat dan menemani Naru kalau kalau ia sadar.

"Aku mau masuk! Biarkan aku masuk!" Hingga Ai bersikeras pada Aoi agar mengizinkan nya masuk. Aoi yang menahan Ai yang sedang dalam kondisi emosi serta menangis, merasa tak tega melihat Ai menangis, maka ia memeluk nya dari belakang. Ai pun lelah pada saat itu juga karena terus memaksa dan menangis.

"Tenangkan dulu dirimu, kita akan masuk bersama sama setelah kau tenang," ucap Aoi memeluk Ai seperti biasa. Wanita itu hanya mengangguk, Aoi segera menghapus sisa air mata Ai. Setelah dirasa kondisi Ai sudah tenang, dengan perlahan Kai membuka pintu dimana dibaliknya seorang Naru terbaring.

Hajime masih terus membisu. Ia tidak ingin di ganggu rasanya. Demi ketenangan Hajime yang baru saja menangis, Haru membawanya ke sebuah taman di balik rumah sakit tersebut. Belum mengetahui kondisi Naru saja Hajime sudah menangis, bagaimana jika mengetahui kondisi Naru yang katanya kritis dan sekarang tengah koma itu? Mungkin Hajime memiliki niatan untuk bunuh diri.

"Hajime-"

"Haru, aku tidak siap untuk melepaskan nya. Aku tidak siap untuk merelakan nya. Aku mau dia disampingku sampai dimana kita mati bersama. Kenapa? Kenapa Tuhan begitu kejam padaku? Apa karena ku terus menyakiti nya? Tapi, aku selalu menyempatkan waktu untuk nya," Hajime hanya bisa tersenyum kecut. Menahan air mata yang hanya menunggu saat saat ia jatuh. Namun, Hajime tak membiarkan hal itu terjadi. Ia menahan air matanya itu.

"Aku tahu Hajime. Maaf, aku tak bisa banyak membantu. Aku hanya bisa memberi dukungan agar tetap tegar meski Naru meninggalkan mu," Haru merasa tak tega melihat kondisi Hajime yang tampaknya frustasi dengan keadaan yang menimpanya.

Hajime memandang langit, "aku tidak semua saat semuanya berubah ketika Naru tidak ada. Aku terjebak, dalam labirin hatinya, hingga tak rela bahkan egois untuk agar ia tetap berada di samping ku. Apa itu salah? Meminta sesuatu... Yang merupakan milikku?" Ucap Hajime memandang nanar kearah langit. Haru hanya bisa mendengarkan apa yang Hajime katakan. Jika hal itu bisa ia jawab, maka ia menjawab.

"Apa yang menjadi milik kita, Tuhan pasti kembalikan. Tapi, Ia mengizinkan kita untuk merasakan arti kehilangan. Aku yakin, Naru yang sangat mencintai mu, tak akan semudah itu meninggalkan mu, Hajime," Haru menepuk pundak sang sahabat. Ia tersenyum simpul padanya.

Hajime terkekeh, bukan karena lucu, tapi kekehan itu mengandung beribu makna, "hubungan ini, bagaikan stereo dan mono, 2 dan kini menjadi 1,"

Kondisi Naru begitu membuat khawatir para member lainnya yang sedang melihat kondisi Naru sekarang. Pucat bagai mayat, nafas yang di keluarkan dan di hirup pun, rasanya hanya sedikit yang masuk.

"Apa perlu kita panggil Hajime?" Tanya Kai yang membuat seluruh pandangan tertuju padanya.

"Aku rasa, jangan sekarang. Kita biarkan dulu Hajime tenang dan emosinya bersahabat dengan keadaan sekarang," You mewakili seluruh member untuk mengambil keputusan. Sementara Kai, ia hanya mengangguk seraya tersenyum simpul.

Ai menatap Naru nanar. Matanya seolah kosong tak ada apa apa. Melamun? Mungkin saja. Tapi sebenarnya ia tidak melamun. Ia hanya memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ai hanya berharap, semuanya tak terjadi seperti apa yang di pikirkan nya.

Karena tak ingin memikirkan hal yang begitu negatif. Maka Ai tidak, lebih tepatnya benaknya memutuskan untuk mengenang saja masa masa bahagia bersama seorang Naru. Mulai dari kakak kelas semasa SMA, dan kini sampai sejauh ini mereka bertemu lagi. Bagaikan seorang adik kakak, namun itu semua berakhir dengan adanya ia dan Naru memiliki jalan kehidupan sendiri. Tetapi, ia masih peduli akan Naru, bukan karena Naru yang sakit dan terbaring lemah tak berdaya, ia tetap peduli meski terkadang Naru menjengkelkan.

Mengingat kenangan manis pahit, membuat air mata terjatuh kembali dari tempatnya. Ai kembali menangis yang membuat Aoi semakin khawatir. Tidak hanya itu, para member sendiri turut sedih dengan keadaan Naru yang sekarang tengah diiringi tangis isak Ai.

"Ayo, Ai," Aoi pun mengajak Ai keluar yang mana segera dituruti oleh wanita itu.

"Semoga tidak seperti yang ku pikirkan," ucap Shun pelan. Bahkan sangat pelan sampai You dan Kai yang berdiri tepat berada di samping nya tidak mendengar ia berbicara seperti itu.

"Aku akan meninggalkan mu disini. Untuk sementara waktu, kau tenangkan dirimu, sebelum kau mengetahui dan melihat kondisi Naru. Aku pergi," setelah mengucapkan hal itu, Haru segera bangkit berdiri lalu menepuk bahu Hajime dan segera pergi dari hadapannya.

Sungguh
Kejadian yang tak terduga menimpanya setelah kebahagiaan ia dapatkan. Ada kalanya hubungan harus berakhir, dengan kejadian tragis. Jika saja Naru benar benar tak ada, apakah ia bisa mendengar kata kata terakhir Naru? Hanya itu yang diingkan nya. Bahkan sesungguhnya lebih dari itu. Ia ingin agar Naru tetap berada di samping nya. Sampai selamanya.

"Naru, ku mohon, jangan kau cepat meninggalkan ku, aku akan lakukan apapun untuk membuat mu tetap hidup dan terus bersamaku" ucap nya dengan pelan seolah bergumam. Mengucap kan itu pada diri sendiri dengan nada seperti seorang yang berdoa.













To Be Continued
Story By _AriseeAisee15_

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro