Gagal Fokus

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Rakai melangkahkan kaki menuju ruang kerjanya dengan wajah yang kusut sehingga mengundang tanya sang kakak yang saat itu sengaja berkunjung hanya untuk memberi selamat kepada Rakai karena ia baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya."Pengantin baru kok pagi pagi wajahnya kusut gitu" cibir Levi sembari terkikik."Bang Levi..." ucap Rakai terkejut sembari berjalan menghampiri sang kakak yang duduk di sofa panjang ruangan Rakai."By the way selamat ya my bro buat pernikahan lo... sorry banget gue gak bisa datang... yah you know lah ya abang lo ini sibuknya gimana" ucap Levi sembari memeluk sang adik."Yayaya... i know bang... by the way makasih sudah mampir ke sini aku tahu abang baru pulang dan langsung ke sini kan?" tebak Rakai karena ia melihat sebuah koper besar dan juga mantel tebal yang tergeletak di atasnya."Ya... dua puluh menit lalu Kai... Oiya nanti malam bawa istrimu ke rumah dan kenalkan padaku... Aku ingin tahu wanita seperti apa yang beruntung menakhlukkan dinginnya hati adikku..." ucap Levi sembari terkekeh."Aku yang beruntung mendapatkannya bang""Oyaa? aku jadi tidak sabar ingin berkenalan dengannya""Hemm.... Dan aku rasa Bang Lebi sangat mengenalnya""Benarkah? Siapa dia? katakan Kai, jangan membuat aku makin penasaran...""Sebaiknya kita nengobrol di coffe shop depan saja bang... mengobrol sembari menikmati secangkir kopi mungkin akan lebih baik""Good idea... ayo kita ke Coffee Shop depan saja...""Hemm..."Rakai dan Levi berjalan sembari mengobrol kecil menuju sebuah Coffee Shop milik Rakai yang terletak tepat di seberang gedung kantor Rakai.Semua pelayan membungkuk memberi hormat dan menyapa dengan ramah dua pria tampan yang salah satunya ia kenal sebai Big Bossnya."Selamat pagi pak...""Pagi Mer... tolong buatkan dua cangkir Black Ivory Coffee untuk kami..." ucap Rakai ramah."Baik Pak" jawab seorang pelayan bernama Meri.Sesaat kemudian dua gelas Black Ivory Coffee yang Rakai pesan telah datang. Meri meletakkan dua gelas kopi dengan harga selangit ini secara perlahan di atas meja yang di tempati bossnya. Dengan senyum ayunya Meri mempersilahkan Rakai dan Levi untuk menikmati kopi."Selamat menikmati Black Ivory Coffee pak""Hemm thanks Mer" ucap Rakai sembari meraih secangkir kopi yang masih mengepul asapnya.Rakai meniup niup kopi lantas menyeruputnya menurutnya kopi hitam yang masih panas rasanya jauh lebih nikmat dibandingkan dengan kopi yang sudah dingin."Jadi siapa wanita itu Kai?" ucap Levi memulai perbincangannya."Minum dulu kopinya dan letakkan di atas meja aku gak mau kena sembur darimu Bang karena ku pastikan kau akan terkejut" ucap Rakai yang sangat hafal kebiasaan sang kakak."Baiklah... kau hafal sekali rupanya" ucap Levi menuruti intrupsi sang adik sembari terkekeh."Dia sahabat Narita Bang...""WHAT? SAHABAT NARITA KAN ANGEL?" teriak Levi terkejut.Semua orang yang berada di sekitar mereka mulai melirik ke arah meja mereka karena mendengar teriakan Levi.Rakai memutar bola matanya malas melihat kebiasaan sang kakak "Bisa tidak jangan teriak teriak Bang... lihatlah semua orang memandangi kita" ucap Rakai berdecak kesal."Sorry sorry gue beneran reflek karena kaget Kai..." ucap Levi sembari memelankan suaranya."Ckk kebiasaan Abang tuh""Lu serius sama Angel... lo lagi gak bercanda kan Kai? Angel kan baru sembilan belas kan baru sembilan belas Kai...""Serius lah bang... ya dia umurnya baru sembilan belas tapi pesonanya bikin aku jatuh cinta..""Oh ya ampun.... lo jadi bucin nih sekarang""ya bisa jadi...""By the way Tita sudah tahu?""Sudah... cuma kemarin dia gak datang karena kan lagi pas sibuk sibuknya sekolah mau ujian...""Syukurlah... gue cabut duluan ya Kai. Ada janji sama Tita" ucap Levi sembari melirik jam di pergelangan tangannya."Ok bang salam untuk Tita dan Reka...""Hemm... dan jangan lupa nanti malam datang ya aku undang kalian makan malam di rumah""siap bang..." ucap Rakai sembari mengacungkan jempol.Rakai berjalan keluar Coffee Shop menyebrang menuju gedung kantornya. Ia masuk ke dalam lift khusus untuk CEO yang membawanya menuju ruangan kerjanya.Rakai duduk di singgasananya membuka laptop miliknya dan mulai bekerja dengan tenang.Jam menunjukkan pukul sepuluh lewat sepuluh menit ponsel pribadinya terus berbunyi yang membuat Rakai menghentikan aktifitas kerjanya dan menyambar ponselnya. Ia tersenyum kala melihat nama sang istri muncul di layar ponselnya. Ia segera menggulir tombol hijau untuk menerima panggilan teleponnya."Ya sayang""Kak... kenapa tadi gak bangunin aku sih.." protes Angel."Maaf sayang... kakak buru buru tadi jangan marah ya" ucap Rakai lembut."Aku bosen di rumah... cepatlah pulang" Rengek Angel manja.Mendengar suara manja sang istri Rakai jadi mengingat kejadian semalam dan tanpa sengaja membayangkannya."Kak... kakak dengerin aku gak sih? diajakin ngomong malah diam saja" ucap Angel sedikit berteriak kesal yang membuat Rakaii tersadar dari lamunannya."Shittt.... bikin gagal fokus saja" umpatnya dalam hati."Maaf sayang tadi masih di ajak bicara Reza... jangan marah ya" bohongnya."Ish.... gimana jadinya boleh apa tidak?""Boleh apa sayang? coba ulangi lagi tadi aku gak kedengeran karena diajak ngobrol sama Reza soal kerjaan""Ihhh... Reza ganggu aja deh.. tadi aku ada tanya boleh engga kalau aku pergi ke mall sama bunda?""Hemmm boleh... tapi jangan sore sore ya pulangnya...""Pke kak...""Oh ya nanti kita di undang makan malam sama bang Levi""Bang Levi ? papanya Tita ya?""Iya siapa lagi memangnya... kita diundang makann malam. Bang Levi pengen kenalan sama kamu secara langsung katanya...""Lah Om Levi kan udah kenal banget sama aku kak""Selama jadi sahabat putrinya sebagai istri aku kan belum sayang... dan satu lagi mulai sekarang kamu panggil dia dengan sebutan Bang ya jangan om kan kamu sudah menikah sama adiknya...""Iya iya... kalau Angel gak lupa ya kak" ucap Angel sembari terkikik."Makaanya diinget inget dan dibiasain sayang...""iya iya... ya sudah aku siap siap dulu ya kak.. Dahhhh emuaach" ucap Angel memberikan ciuman lewat telepon dengan centil."muach muach muach" ucap Angel sengaja menggoda."Kamu nakal ya sayang godain suami lagi kerja... bikin gagaal fokus tau gak... Dan awas aja nanti kalau sampai rumah aku gak di kasih kiss beneran aku bakal ngambek" seru Rakai pura pura kesal."Semuanya sudah milik kamu kali kak jadi hayuk aja kalau minta kiss mah" ucap Angel percaya diri meski faktanya masih sering gemetaran kalau di dekati oleh Rakai.Entah mengapa mendengar ucapan Angel barusan membuat Rakai mengartikan jika Angel sudah siap jika ia meminta haknya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro