Bab 47

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selepas sarapan seluruh rombongan berkumpul dan bersiap memulai perjalan mereka yang pertama. Sementara Kafa dan Kafa sedang asik dengan kamera ditangan mereka menambil Video peesiapan perjalanan mereka.

"Baiklah... ayo periksa lagi barang bawaan apa yang tertinggal... karena lima menit lagi mobil travel akan datang" ucap memberi intrupsi.

Sebuah mobil travel lengkap dengan tour guide berhenti didepan hotel tempat mereka menginap. Dengan senyuman ramah khas orang indonesia seorang tour guide mempersilahkan seluruh rombongan masuk kedalam mobil travel, ya.. ia adalah seorang pemuda asli indonesia yang sedang menuntut ilmu di Jepang yang saat ini bekerja paruh waktu menjadi seorang tour guide. Arga tour guide berwajah oriental dengan tubuh tinggi dan berbadan pas tidak kurus juga tidak gemuk dengan warna kulit krem dengan dua lesung pipi yang menambah manis senyumannya.

"Selamat pagi tuan dan nyonya... mari silahkan masuk kedalam mobil... saya Arga.. saya akan memandu perjalanan anda menuju ketempat tempat menarik yang ingin anda kunjungi selama di Jepang.

"Pagi Arga... hari ini temani kami pergi ke Hokkaido kami ingin mengunjungi benerapa tempat wisata disana" ucap Dafa dengan kebiwaannya.

"Baik tuan dengan senang hati..." ucap Arga sembari membungkukkan badan.

Mereka kini tengah berada dalam perjalanan menuju Hokkaido dan akan mengunjungi beberapa tempat wisata disana.

Hokkaido merupakan salah satu pulau ternama di Negara Jepang, Juga dikenal sebagai destinasi favorit turis-turis mancanegara. Pemandangannya yang cantik akan membuat siapa pun takjub dan ingin pergi ke sana. Pilihan mereka jatuh pada Taman Higashimokoto Shibazakura, ini adalah salah satu tempat yang populer untuk melihat bunga shibazakura di Hokkaido, tepatnya di kaki gunung Mokoto di kota Ozora. Dari awal Mei hingga awal Juni, lereng gunung akan berwarna pink karena dipenuhi dengan shibazakura, membuatnya tampak seperti karpet berwarna pink yang sedang digelar di sana. Selain itu, selama bunga shibazakura sedang bermekaran, akan ada acara seperti pertunjukan lampion dan kembang api dan pas sekali mereka berkunjung diwaktu shibazakura sedang bermekaran indah.

Kafa dan Shafa memikik senang melihat pemandangan indah didepannya buru buru ia mengabadikan momen tersebut dan akan ia bagikan melalui akun youtube pribadinya.

"Bunda ayah... ini indah sekali... " pekik Kafa.

"Bunda apakah jika kakak dewasa nanti boleh pergi kesini lagi...?"

"tentu saja...  kakak mungkin bisa pergi kesini dengan seseorang yang spesial kelak"

"seperti ayah dan bunda misalnya" celutuk Dafa.

Arga tengah sibuk menjelaskan tentang Taman Higashimokoto Shibazabura dan apa saja yang berada didalamnya kepada seluruh rombongan. Kerap kali Anna terkagum dengan sosok sang tour guide setelah mendengar sepenggal cerita tentangnya. Ia memiliki ide ingin menjodohkan Difa yang tengah menjomblo dengan sang tour guide yang sepertinya sangat cocok karakternya.

"ah ya... anak muda kemarilah... tolong fotokan kami ya" ucap Lin memberi intrupsi.

"Baik nyonya..." ucap Arga sembari berjalan mendekat meraih ponsel milik Lin.

"Wah nyonya dan tuan terlihat romantis sekali... saya jadi iri melihatnya" Puji Arga.

"Arga kau juga bisa begitu nanti dengan pasanganmu..." celetuk Anna yang sedang berada tidak jauh dari sana.

"Ya semoga saja nyonya... semoga ada gadis yang baik mau menemaniku hingga menua nanti..." ucap Arga sembari terkekeh.

"Memangnya ketampananmu ini tak mampu memikat gadis gadis disini hemmm?" goda Lin sembari terkekeh.. Ya baru sehari mengenal Arga mereka sudah terlihat sangat akrab karena sifat Arga yang ramah dan sopan.

"Saya masih belum memikirkannya Nyonya... mungkin nanti setelah saya menyelesaikan study saya dan kembali ke tanah air saya baru akan memikirkannya"

"ngomong ngomong berapa umurmu anak muda?" tanya Lin penasaran.

"Dua puluh delapan tahun nyonya... "

"Sudah matang untuk berumah tangga lah itu Ga... " celetuk Anna.

"Ahh ya jika aku mengenalkanmu dengan seseorang wanita yang umurnya sedikit tua darimu apa kau mau?" tanya Anna hati hati.

"Tak ada alasan untuk saya menolaknya nyonya... toh umur tak jadi patokan kepribadian seseorang kan..."  ucap Arga sopan.

"Difa...." Panggil Anna kepada sang putri yang sedang asik mengobrol dengan kedua keponakannya.

"iya ma.... sebentar" ucap Difa berjalan menuju tempat sang ibu berada.

"Ya ma... ada apa?" tanya Difa penasaran pasalnya semua mata keluarganya sedang tertuju padanya.

"Difa bolehkah mama meminta sesuatu padamu?"cicit Anna sembari menunduk karena takut Difa menolaknya.

"apa sih ma... ayo cepat katakan... tak perlu memohon begitu ma..." ucap Difa tak enak hati.

"Berkenalan lah dengan dia" ucap Anna pelan sembari menunjuk Arga didepannya.

"oh ya ampun... Difa kira kenapa.... baiklah Difa akan turuti itu.." ucap Difa cuek yang membuat Anna tak percaya.

"hai.... aku Difa siapa namamu?" ucap Difa tersenyum manis sembari mengulurkan tangan kanannya.

"saya Arga nona.." ucap Arga lembut sembari menjabat tangan halus milik Difa.

Ada sebuah getaran dihati Arga kala menjabat tangan halus wanita didepannya ini. Entahlah... seperti sebuah sengatan listrik berpartikel kecil tengah membuat hatinya tergelitik saat ini.

"menarik" batin Arga namun buru buru menepisnya karena tak ingin terluka untuk kesekian kalinya karena wanita.

Berbeda dengan Arga Difa justru biasa saja menanggapinya karena dihatinya masih tertanam nama seseorang.

Usai berjalan jalan di Hokkaido Renata dan Dafa memilih untuk memisahkan diri dari rombongan pergi ke pulau Rebun dan akan bergabung kembali dengan rombongannya esuk.

Pulau Rebun adalah sebuah pulau yang ada di bagian utara Pulau Hokkaido. Pulau yang dikenal sebagai pulau bunga ini merupakan harta karun keindahan alam yang ada di Hokkaido. Pulau ini dapat dicapai dengan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Wakkanai di Hokkaido ke Pelabuhan Kafukako yang memakan waktu sekitar dua jam.

Renata dan Dafa tampak menikmati  sekali perjalanan mereka ke pulau Rebun. Mereka mengabadikannya melalui foto foto selfi.

Bermalam dipulau Rebun adalah impian Renata sejak dulu dan tak disangka saat ini bisa terwujudkan oleh sang suami.

"ini seperti mimpi mas... indah sekali"

"Benarkah... kamu sangat menyukainya sayang?"

"ya tentu saja.... pergi kesini adalah impuanku mas" ucap Renata sembari tersenyum bahagia.

"Tunggu sebentar mas... aku akan membuat Video singkat tentang pulau Rebun"

"huhhh.... kamu seperti Kafa dan Shafa saja Ren..." ucap Dafa mebdengus kesal.

"oh ayolah... jangan marah sayang... aku hanya ingin mengabadikannya itu  saja" ucap Renata membujuk Dafa.

"Dan lagi aku bisa membagi video ini untuk Kafa dan Shafa nanti mas mereka pasti senang" imbuh Renata.

"ya... ya... ya.... terserah kamu saja sayang... asalkan tak melupakan kewajibanmu nanti" ucap Dafa menyeringai nakal.

"ya... tentu saja aku tidak lupa.." jawab Renata dengan nada centilnya.

Dafa dan Renata kini tengah berada disalah satu restoran di Rebun dengan menu andalannya adalah Sushi.

Usai makan malam Dafa mengajak Renata ke hotel yang telah mereka pesan. Sesampainya dilorong kamar hotel tanpa aba aba Dafa menggendong tubuh Renata dan dibawanya masuk kedalam kamar.

"Mas malu dilihatin orang" cicit Renata sembari menggigit bibir bawahnya.

"tak apa sayang mereka tak akan peduli dengan kita.... lihatlah" ucap Dafa sembari menunjukkan kondisi sekitar yang terdapat beberapa orang yang tampak sibuk dengan ponselnya.

"ayo kita masuk... aku sudah tidak sabar" bisik Dafa yang membuat pipi Renata merona.

Dafa mencium bibir ranum sang istri dengan lembut kemudian menindih tubuh Renata dan memperdalam ciuman mereka. Tangan Dafa bergerak menjamah seluruh bagian tubuh Renata yang membuat sang empunya melenguh dan mendesah menikmatinya.

"Aaaah...." suara Renata terdengar indah ditelinga Dafa.

Dengan cepat Dafa menyibak gaun malam sang istri dan kemudian melucuti seluruh pakaiannya serta mencumbui setiap inchi tubuh Renata sebelum menyatukan cinta mereka. Layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta Dafa seperti tak puas meski berkali kali telah menyetubuhi sang istri.

"Mas...sssh" ucap Renata tersentak ketika Dafa mulai menyatukan tubuhnya dengan tubuh Renata lagi.

"Sekali lagi sayang " bisik Dafa kepada Renata.

Kali ini Renata hanya pasrah dan diam tak bisa mengimbangi permainan Dafa lagi karena tubuhnya benar benar lemas seperti jelli karena berkali kali melayani sang suami. Dafa menghentikan aktifitasnya kala jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Dafa melirik kearah Renata yang sudah terlelap tidur beberapa detik lalu ia  memiringkan tubuhnya menghadap Renata dan menyusul Renata yang sudah terlebih dulu terlelap tidur.

Please kasih gift dan star dong..... dan jangan lupakan starvote serta komentarnya.... aku tuh syeeeeedih tiap hari tuh tulisanku ada banyak yang baca bahkan ribuan orang yang baca tapi hanya sedikit pembaca yang kasih aku starvote dan komentarnya.... tau gak sih rasanya tuh syakiiit sekaleee....
Pliss aku mohon banget jika kalian tak mau kasih aku star atau gift gapapa tapi tolong banget bangetttt kasih starvote dan komentar kalian buat daku.....
gratisss loh itu.... kapan lagi hal sepele yang kamu lakuin bisa berdampak positif bagi orang lain... hanya dengan komentarmu, kamu bisa kasih semangat yang luar biasa kepada penulis untuk berkarya lebih giat san bahkan lebih bagus lagi.... terimakasiiih :)
Maafkan Author yang baper inihhh :D

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro