Chap 11. Baby

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

This moment when I'm closing my eyes to pray...

I wonder how long I've waited for this day while...

Holding my hands together tightly...

Today is a one time chance...

My first footstep I take...

***

Chanyeol berubah. Sejak dia bertemu Baekhyun, pandangannya tentang hidup sudah berubah. Chanyeol tidak lagi menghabiskan uangnya dengan percuma. Dia belajar kerja keras dari seorang pria manis bernama Byun Baekhyun, lelaki yang punya pengalaman hidup pahit sejak dia dilahirkan. Chanyeol sudah tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini. Hatinya benar-benar sudah jatuh cinta. Baekhyun telah menawan hatinya tanpa niatan. Lelaki yang manis sekali, bahkan lebih manis daripada wanita seksi yang dia kenal.

Rutinitas Baekhyun masih seperti sebelumnya. Hidupnya terlalu lurus dan juga sederhana. Dia bekerja, lalu pulang. Dia tidak menghabiskan masa mudanya untuk bersenang-senang. Chanyeol menganggap alasannya pasti karena dulu Baekhyun pernah mengalami masa sulit.

"Aku pulang." Baekhyun baru saja datang. Chanyeol sudah menyambutnya di balik pintu. Wajah Baekhyun terlihat sangat lelah.

"Kenapa baru pulang?"

"Ada banyak pekerjaan, Channie-ah..."

Chanyeol menggerutu dalam hati. Dia sudah mengatakan pada manager agar Baekhyun tidak diberikan tugas yang sangat berat hingga lembur seperti ini! Kenapa dia tak mendengarkan perintah Chanyeol?

"Kau selalu lembur. Apa managermu tak memberimu izin untuk pulang lebih dulu?"

Baekhyun menggeleng pelan.

"Managerku menyuruhku pulang lebih dulu, tetapi aku tidak mau."

"Kenapa?" Chanyeol menautkan kedua alisnya. Baekhyun benar-benar aneh!

"Apa kau tega membiarkan teman-temanmu bekerja keras sementara kau sudah pulang dan menikmati kasurmu, Channie-ah?"

Chanyeol tahu alasan kenapa Baekhyun selalu ikut lembur meski itu bukan tugasnya! Chanyeol melakukan perbuatan yang sangat sia-sia. Baekhyun masih menempati posisi pertama sebagai orang yang sangat dia banggakan, sekaligus dia cemaskan. Chanyeol bingung bagaimana harus bersikap pada Baekhyun. Lelaki itu tidak pernah mau menerima kebaikan orang lain yang terlalu berlebihan.

Dia hanya mau menerima kebaikan orang ketika dia melakukan sesuatu. Chanyeol benar-benar pusing! Ketika semua orang mengharapkan kebaikan yang tidak perlu, Baekhyun menentang perbuatan itu!

Ini menyebalkan sekaligus membuat jantung Chanyeol berdebar-debar! Baekhyun sangat luar biasa!

"Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Channie-ah."

Chanyeol menelan ludah. Baekhyun melepas kemeja di depannya. Chanyeol menelan ludah. Sejujurnya, dia buka seorang gay. Dia pernah punya pacar. Perempuan. Terlebih lagi, dia sudah biasa berendam di sauna. Dia tidak tertarik dengan tubuh-tubuh lelaki yang ada di sana.

Hanya saja... tubuh Baekhyun berbeda!

Tubuh itu begitu mulus, bahkan terlihat sangat aneh. Kecil, mungil, dan rapuh. Chanyeol ingin memeluknya tanpa sebab, lalu melindunginya. Tak akan dia biarkan satu benda pun melukai miliknya.

"Channie-ah... Channie!" Baekhyun mengguncang lengan Chanyeol, menyadarkan lelaki jangkung itu dari lamunannya. Chanyeol melongo dan menelan ludah.

"I... Iya?"

"Apa kau sudah makan?"

Chanyeol menggeleng. Ekspresi Baekhyun berubah. "Kenapa kau tidak makan?" tanyanya.

Chanyeol tersenyum lagi. "Aku menunggumu. Aku tahu kau pasti belum makan."

Baekhyun mengangguk. "Aku membawa satu bungkus makanan. Manager yang memberinya padaku. Karena hanya satu, aku tidak bisa membawanya pulang. Di jalan aku melihat seorang kakek, jadi kuberikan itu padanya."

Hati Chanyeol sudah benar-benar jatuh terlalu dalam. Dia menaikkan sudut bibirnya.

"Aku membuat sesuatu. Kita bisa menghangatkannya." Chanyeol melangkah ke arah kulkas dan membuka sesuatu di sana. Dia sudah menyiapkan beberapa kotak makanan. Chanyeol mendapatkan itu dari mana?

Tentu saja ibunya!

"Dari mana kau mendapatkannya?"

"Aku mendapatkan ini dari seorang wanita yang baik hati."

"Kenapa dia memberikan ini padamu?"

"Aku sudah membantunya membersihkan rumah. Kau tahu kemampuanku dalam hal itu, bukan? Jadi karena dia puas dengan hasilnya, dia memberiku banyak hal."

Baekhyun tidak curiga sama sekali. Dia juga sering mendapatkan hal-hal seperti ini dari orang yang baik hati. Chanyeol mulai dekat dengan Baekhyun, bahkan memberikan perhatian yang lebih.

Mereka menghabiskan makanan itu sambil mengobrol sesekali. Baekhyun tidak tahu kalau Chanyeol bisa mendapatkan simpati dengan mudah. Ah, dia juga pernah "jatuh" dalam pesona itu! Meski Channie di depannya ini sangat aneh. Badannya bagus, wajahnya tampan, bahkan dia terlihat dari keluarga yang sangat baik. Meski kesan pertama mereka agak lusuh, namun Baekhyun bisa melihat aura hebat yang menguar dari tubuh Chanyeol.

Tetapi kenapa...

Baekhyun curiga, namun dia tahu kalau Channie adalah lelaki yang baik. Lagi pula, seandainya Channie ini berniat buruk, dia bodoh. Baekhyun tidak punya sesuatu yang berharga!

"Kau mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang sekitarmu, Channie-ah..."

Chanyeol menelan ludah. "Kau lebih sering mendapatkannya. Bahkan orang-orang di kantormu juga sangat perhatian padamu."

Ups, Chanyeol salah bicara! Bagaimana kalau Baekhyun tahu kalau dia sudah membuntutinya?

"Tidak, Channie-ah. Tidak seperti itu. Tunggu, kau tahu dari mana?"

Chanyeol tersenyum lembut.

"Kau lelaki yang baik, jadi kurasa orang-orang juga baik terhadapmu." Chanyeol membuat alasan yang sangat aneh. Meski itu masuk akal, namun seharusnya tidak sampai begitu!

Sebenarnya Chanyeol sudah mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan itu dia dapatkan sendiri, tanpa meminta bantuan dari bawahannya. Chanyeol mendapatkan pekerjaan itu dengan sangat kebetulan.

Di ujung jalan sana, ada sebuah minimarket yang buka dua puluh empat jam. Chanyeol mendapat pekerjaan di sana. Meski dia harus bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, namun tetap saja dia bersyukur. Gajinya memang tak seberapa. Ah, dia sudah terlalu kenyang dengan uang yang sangat banyak itu!

Dia hanya perlu mencari topeng yang bagus dan tidak membuat Baekhyun curiga. Semakin dia berjuang keras dan menunjukkannya pada Baekhyun, maka jaraknya dengan Baekhyun akan semakin dekat.

"Baekhyun-ah..." Chanyeol menelan ludah.

"Hm?"

"Aku punya berita bagus untukmu."

"Apa?"

"Aku mendapatkan pekerjaan."

Mata Baekhyun berbinar. Ekspresinya sangat bahagia. Rasa lelah yang tadi ada di wajahnya tiba-tiba menghilang, berganti dengan ekspresi yang membuat Chanyeol jatuh makin dalam.

"Selamat, Channie-ah! Kau bekerja di mana sekarang?"

"Aku jadi kasir minimarket di ujung jalan sana."

"Benarkah? Itu pekerjaan yang bagus, Channie-ah."

"Apa menurutmu begitu?"

Baekhyun mengangguk antusias. Dia tidak tahu kalau Baekhyun akan sangat bahagia seperti ini, hanya karena dia diterima bekerja di sebuah minimarket. Itu hanya minimarket, namun Baekhyun bisa sangat bahagia!

"Kenapa kau bahagia sekali, Baekhyun-ah?"

"Itu luar biasa! Kau tahu, berapa banyak orang yang ditolak ketika melamar di sana? Dulu aku pernah punya cita-cita bekerja di sana, hanya saja pengalaman buruk selalu kudapatkan."

"Benarkah?"

Baekhyun mengangguk. "Tetapi aku tidak akan cemas kalau kau yang mendapatkannya. Itu hanya permulaan, Channie-ah! Suatu saat nanti pekerjaan itu bisa membawamu ke tempat yang lebih tinggi."

Baekhyun sangat yakin dengan mimpinya!

"Terima kasih. Aku bersyukur ketika mendengar ucapanmu, Baekhyun-ah." Chanyeol makin yakin. Dia jadi bangga dengan apa yang dia lakukan tadi.

"Apa aku boleh berkunjung ke tempat kerjamu?" tanya Baekhyun hati-hati.

Wajah berbinar Chanyeol sudah jadi jawaban yang jelas untuk Baekhyun.

***

Chanyeol tersenyum lebar. Baekhyun mengunjunginya ketika dia mendapat jadwal malam. Baekhyun sudah mengganti baju kerjanya dengan baju bebas dan juga jaket. Chanyeol terpesona pada awalnya. Baekhyun dengan jaket mirip sekali dengan anak SMA yang sedang serius untuk ujian.

Kebahagiaan kecil itu sangat membuat Chanyeol bahagia. Hatinya menghangat tiba-tiba. Dia tidak tahu kalau Baekhyun akan membuatnya begitu. Dia tidak tahu kalau pada akhirnya dia bisa jatuh cinta dengan keberadaan Baekhyun.

"Baekhyun-ah..." Chanyeol jadi sangat kekanakan. Dia melambai di balik meja kasir. Bahkan dia lupa kalau masih ada beberapa pembeli di depannya. Baekhyun tersenyum geli dan mengangguk.

Dia mengisyaratkan Chanyeol untuk fokus dengan pekerjaannya. Sejak Chanyeol bekerja di sana, pembeli meningkat drastis. Banyak orang yang tertarik dengan wajah Chanyeol, lalu mereka mencari perhatian dengan berbelanja ke minimarket itu.

"Sebentar lagi aku bisa pulang." Chanyeol tersenyum lebar.

"Santai saja! Aku akan menunggu."

Chanyeol melayani pembali. Sesekali dia tersenyum lebar. Biasanya dia tidak kekanakan begitu, namun sekarang berbeda. Pembeli perempuan di sana makin bahagia dengan ekspresi Chanyeol yang langka itu. Baekhyun telah menciptakan karakter baru pada diri Chanyeol. Karakter ceria yang terlihat bodoh. Namun meski begitu, Chanyeol bahagia dengan karakternya yang itu!
Chanyeol benar-benar bahagia!

Ketika waktu kerja Chanyeol sudah habis dan diganti dengan pekerja lainnya, Chanyeol menghampiri Baekhyun di luar. Lelaki itu sedang duduk sambil mengunyah cemilan. Baekhyun terlihat sangat imut, mirip anak kecil yang kelaparan.

"Kau sudah menungguku lama?"

Baekhyun tersenyum dan bangkit dari tempat duduknya. "Ayo kita jalan-jalan!"

Chanyeol tersenyum. Besok Baekhyun libur, jadi pantas saja dia bisa menghampirinya di sini. Baekhyun dan Chanyeol melangkah beriringan sambil tertawa geli.

"Kau ingin ke mana?"

Chanyeol tersenyum lebar.

"Aku ingin ke tempat yang kau sukai."

"Terlalu jauh, Channie-ah. Ah, tetapi aku punya tempat lain yang sangat indah." Baekhyun mengangguk percaya diri. Jemarinya spontan menarik jemari Chanyeol. Lelaki itu berlari sambil menarik Chanyeol menjauh.

Mereka sampai di sebuah tempat yang sangat lucu. Ada ayunan, gua kecil, bahkan terowongan. Taman bermain.

"Untuk apa kita ke sini?"

"Ini tempat yang kusukai." Baekhyun menjelaskan. Chanyeol menaikkan alisnya.

"Kenapa kau malah senang bermain di sini? Ini tempat yang sangat kekanakan. Ah, tetapi kau memang cocok di sini." Chanyeol berkomentar. Baekhyun mendengus dan mencubit pinggang Chanyeol.

"Aw! Kau menyakitiku, Baekhyun-ah!"

"Apa maksudmu dengan aku cocok bermain di sini?"

"Tempat ini sangat indah... dan juga... aman."

Baekhyun melotot galak. Chanyeol terkekeh geli. Dia tidak tahu harus memberi kosakata seperti apa pada tingkah Baekhyun itu. Dia hanya ingin mendengar semua yang Baekhyun katakan.

Chanyeol ingin tahu semua hal dalam diri Baekhyun.

"Ayo! Kita coba yang itu!" Baekhyun menunjuk sebuah jungkat-jungkit mini. Bahkan kaki panjang Chanyeol saja hampir mencapai seluruh benda itu.

"Kau yakin kita akan menaiki ini?" Chanyeol menunduk, memperhatikan posisi mereka yang sangat menggelikan. Ketika Chanyeol menyelonjorkan kakinya, telapak kakinya bisa menyentuh pantat Baekhyun. Bahkan dengan sangat dramatis, kaki nakal itu naik ke pinggang Baekhyun.

"Hentikan!" Baekhyun melotot.

"Kakiku terlalu panjang untuk ini."

"Berhenti menyombongkan diri, Jangkung!"

"Aku tidak berniat melakukannya. Ini sungguh terjadi." Chanyeol sangat bangga ketika melakukan perbuatan bodoh itu. Baekhyun masih menjerit, apalagi ketika Chanyeol mengaitkan kedua kakinya dan memaksa Baekhyun mendekat. Tubuh Baekhyun menabrak pembatas sekaligus pegangan jungkat-jangkit itu.

"Kau!" katanya. "Aku terjepit!"

Chanyeol masih tergelak geli. Dia masih bertingkah menyebalkan. Sangat kekanakan! Baekhyun tidak tahu kenapa Chanyeol jadi begini. Mungkin karena Chanyeol sangat bahagia dengan pekerjaan pertamanya. Atau mungkin karena Chanyeol atau Channie yang dia kenal ini sangat kekanakan dan jarang sekali bermain di tempat begini.

Mereka masih bermain di sana seperti anak kecil. Chanyeol bahagia dengan tingkah kekanakannya. Dia mendorong Baekhyun sesekali ketika lelaki manis itu naik ayunan. Chanyeol mendorongnya dengan sangat kencang hingga Baekhyun menjerit tak terima.

"Hentikan! Hentikan!" katanya.

"Aku akan mendorongmu jauh!"

"Hentikan!" Baekhyun menjerit tak terima.

"Aku akan membuatmu terbang."

"Aku hampir jatuh, Channie-ah!"

"Kau harus berpegangan kalau tidak ingin jatuh!"

"Ayunan ini bisa rusak karena aku terlalu berat."

"Tidak, kau sangat ringan! Bahkan aku bisa mengangkatmu dengan satu jariku." Chanyeol masih bertingkah memuakkan. Baekhyun menjerit tak terima. Chanyeol memang menyebalkan hari ini.

Baekhyun hampir jatuh, sementara Chanyeol bahagia sekali dengan ekspresi ketakutan Baekhyun. Hingga akhirnya... Baekhyun benar-benar jatuh!

Tubuh Chanyeol membeku. Dia tidak tahu kalau Baekhyun bisa jatuh. Benar-benar jatuh. Chanyeol bergerak, lalu membantu Baekhyun dan menyentuh tubuh Baekhyun cemas.

"Kau baik-baik saja?! Apa kau terluka?"

Sebenarnya tidak, namun Baekhyun ingin sekali balas dendam. Dia pura-pura kesakitan dan tak bisa berjalan.

"Kakiku sakit sekali!" katanya.

"Aku akan menggendongmu. Bertahanlah, Baekhyun-ah! Maafkan aku! Aku benar-benar bodoh!" Chanyeol panik sekali. Baekhyun tersenyum diam-diam. Dia pura-pura kesakitan. Chanyeol menggendongnya di punggung dan melangkah cepat.

"Channie-ah..." bisik Baekhyun di telinga Chanyeol. Chanyeol menghentikan langkahnya. Tubuhnya merinding. Baekhyun membuat sensasi yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya. "Aku tidak apa-apa. Maaf, aku berbohong. Tetapi, aku tidak akan turun! Kau sudah membuatku kesal tadi!"

Baekhyun tersenyum lebar. Chanyeol menelan ludah. Ini tidak bisa dibiarkan! Tubuh lembut Baekhyun di belakangnya. Kenapa dia baru saja sadar dengan sensasi ini? Chanyeol gugup sekali.

Bahkan ketika Baekhyun bersandar di bahunya, jantung Chanyeol berdegup sangat kencang. Chanyeol melangkah sangat lambat. Baekhyun mungkin tertidur di gendongannya sekarang. Lalu...

"Aku mencintaimu, Byun Baekhyun."

Kalimat itu meluncur dengan sangat mulus dan jujur, tanpa Chanyeol rencanakan sebelumnya.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro