Chap 22. Heart Attack

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Heart attack the wait's end...

The serenity that quietly grasped my heart...

That seemed like it eould burst...

Even if my breathe stops, you're so close...

That I like it...

***

Baekhyun pergi. Dia tidak pulang. Chanyeol berpamitan pergi pada para wanita itu. Dia cemas mendadak. Pasalnya, dia sudah menghubungi Baekhyun, namun HP kekasihnya itu tak aktif. Chanyeol curiga dan juga panik. Dia berdiri, lalu mencoba pergi. Namun sebelum pergi, Chanyeol berpapasan dengan salah satu teman wanita yang bersamanya tadi. Chanyeol menghentikan langkahnya.

"Apa kau melihat Baekhyun?" Chanyeol mencoba bertanya tanpa basa-basi. Wanita itu menghentikan langkahnya. Dia tersenyum.

Dia melihat Baekhyun, bahkan melakukan sesuatu padanya.

"Kau mencarinya?"

Chanyeol mengangguk. "Apa kau berpapasan dengannya?"

Wanita itu, yang pernah memendam rasa pada Chanyeol selama sekian tahun, yang sudah membeberkan rahasia Chanyeol pada Baekhyun... bernama Heyi.

"Kenapa kau bertanya padaku?"

"Setelah Baekhyun pergi, aku melihatmu pergi, Heyi."

Heyi tersenyum miris. Ternyata Chanyeol sangat mencintai Baekhyun hingga mengawasi lelaki itu ke mana pun dia pergi. Chanyeol menatap Heyi tajam. Di antara semua teman wanitanya, Heyi adalah teman yang agak mencurigakan menurutnya. Dia tidak pernah bertingkah genit padanya, namun dia sering sekali mendekatinya saat timing yang pas. Seperti ketika Chanyeol tidak memiliki tumpangan untuk pulang, Heyi selalu muncul dan memberinya bantuan.

Bahkan wanita itu tidak pernah bicara banyak. Namun Chanyeol tahu kalau Heyi bukan wanita polos biasa. Dia pernah punya catatan mendorong seorang wanita dari lantai tiga. Ketika Chanyeol mencoba mencari tahu, wanita yang terdorong dan lumpuh itu menaruh hati padanya. Heyi marah dan akhirnya melakukan itu.

Sekarang...

Chanyeol berbalik dan mencekal lengan Heyi. Heyi terkejut dan juga melongo. Chanyeol begitu dekat dengannya, namun auranya sangat menakutkan.

"Apa yang kaulakukan pada Baekhyun?! Katakan!!"

Heyi menelan ludah. Perbuatan jahatnya terbongkar. Ada apa, Park Chanyeol? Bukankah dulu kau tak peduli dengan apa yang Heyi lakukan terhadap wanitamu? Itu karena Chanyeol tidak mencintai mereka. Berbeda dengan Baekhyun.

"Aku..."

"Kau memuakkan!" Hanya dengan dua kata itu, Chanyeol berhasil menghancurkan Heyi. "Aku tidak tahu apa yang sudah kaukatakan pada Baekhyun, namun kalau aku melihat dia terluka karenamu... aku akan menghancurkan keluargamu, bahkan masa depanmu! Akan kubuat kau tak bisa berjalan seperti teman yang kaudorong waktu itu!"

Heyi gemetar. Chanyeol mengetahui semuanya selama ini. Lalu kenapa dia diam saja? Kenapa Chanyeol baru bicara ini dengannya ketika berhubungan dengan Baekhyun? Sekarang Heyi tahu kalau perasaan Chanyeol terhadap Baekhyun tidak main-main.

"Aku hanya... hanya mengatakan kalau kau adalah..."

"Kau akan mendapatkan ganjaran dari apa yang telah kaulakukan! Kalau kau berani menampakkan hidungmu di depan kami lagi, aku akan menghancurkanmu!" Chanyeol menjerit marah. Dia mengepalkan tinjunya, namun dia tak memukul wanita.

Lelaki jangkung itu melangkah marah dan mencoba mencari keberadaan Baekhyun. Chanyeol yakin Baekhyun belum pulang. Karena itulah dia mencoba mencarinya di sekitar taman. Chanyeol mencari Baekhyun, berteriak memanggil lelaki manis itu...

Namun sayang sekali, Baekhyun tak ada.

Dia menghilang. Chanyeol tidak tahu apa yang telah dikatakan oleh Heyi, namun dia yakin kalau Baekhyun sangat marah padanya.

Chanyeol terpekur di taman seorang diri. Dia menunggu di sana, seorang diri. Menunggu Baekhyun datang dan dia berjanji akan menjelaskan semuanya. Dia berbohong karena dia sangat mencintai Byun Baekhyun dan tak ingin melepaskan lelaki itu. Chanyeol yakin akan butuh waktu lama agar Baekhyun memaafkannya. Tak ada uang yang bisa dia keluarkan untuk merayu lelakinya, namun hanya ketulusan dan penjelasan. Itu saja.

Chanyeol berdiam di sana hingga pagi menjelang. Dia tidak tidur sama sekali. Baekhyun pasti sudah pulang ke apartemennya. Dan ketika Chanyeol mencoba sekuat tenaga untuk bangkit dan menghampiri Baekhyun... hatinya lemah lagi. Dia kembali jatuh hanya karena lelaki manis itu.

Chanyeol berdiri, lalu melangkah gontai ke apartemen Baekhyun. Dia tidak berani masuk, jadi dia hanya berdiri di depan pintu tanpa melakukan apa pun.

Sementara itu, Baekhyun ada di dalam sana. Dia juga tidak tidur semalaman. Dia hanya menangis dan mencari tahu lebih banyak tentang Chanyeol. Betapa bodohnya dia selama ini! Kenapa dia tidak tahu? Kenapa dia tidak mencari tahu lebih banyak?

Baekhyun merasa dirinya sangat bodoh!

"Baekhyun..." Chanyeol berbisik. Dia tidak berani masuk dan hanya memanggil Baekhyun dari luar pintunya. Baekhyun tidak tidur dan mendengar itu. Dia menelan ludah. Matanya sembab karena terlalu banyak menangis.

Hal paling buruk dalam hidupnya bukan ketika dia tidak punya uang, namun ketika temannya, teman satu-satunya yang sangat berharga, yang telah menjadi kekasihnya kini berkhianat dan berbohong sekian lama.

"Baekhyun..." Chanyeol tidak tahan lagi. Dia berdiri dan mengetuk pintu apartemen Baekhyun.

Hanya saja... lelaki di dalam sana tidak bergerak. Dia tidak membukakan pintu yang terkunci itu. Chanyeol gelisah.

"Baekhyun... kumohon, buka pintunya!"

Baekhyun masih tidak bergerak.

"Aku bisa menjelaskan padamu! Aku akan ceritakan alasanku!"

Baekhyun menutup telinganya.

"Aku punya alasan. Aku tidak akan mengatakan kalau aku terpaksa berbohong karena aku memang sengaja berbohong. Aku ingin tinggal denganmu. Aku ingin kita berbagi. Aku ingin berdua bersamamu."

Baekhyun tidak ingin mendengarkan alasan Chanyeol. Kalau memang Chanyeol begitu ingin tinggal bersamanya, seharusnya lelaki itu muncul dengan jujur. Hanya saja... Baekhyun tidak yakin akan menerima Chanyeol dalam formasi yang seperti itu. Baekhyun menerima Chanyeol di hidupnya karena dia adalah Channie. Seorang lelaki jujur yang butuh bantuan.

Sekarang lelaki jujur itu bahkan menyembunyikan kebohongan yang sangat memuakkan!

"Aku bisa menjelaskan semuanya, Baekhyun! Tolonglah, buka pintunya!"

Baekhyun tidak peduli.

"Baekhyun..."

Baekhyun tidak tahan lagi. Teriakan dan ketukan Chanyeol sangat menganggu. Dia tidak ingin tetangganya datang dan mengkritiknya, karena itulah dia memutuskan untuk membuka pintu.

Begitu pintu itu terbuka, ekspresi Chanyeol terlihat sangat kacau. Sepertinya lelaki itu juga tidak tidur seperti dirinya.

"Baekhyun..."

"Pergilah!"

"Baekhyun..."

"Apa lagi yang ingi kaujelaskan? Kau tidak berhak bicara sekarang. Kau membohongiku dengan sangat rapi. Bodohnya, aku tak tahu kalau orang yang membohongiku adalah anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja. Ini lucu sekali!"

"Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaanmu. Kau mendapatkan semua ini karena usahamu, juga kebaikanmu. Tak ada yang aneh, bahkan kau berhak mendapatkan yang lebih dari ini."

Baekhyun menggeleng. Lelaki itu gemetar. Chanyeol ingin merengkuh Baekhyun, namun dia menahan diri. Dia tidak ingin Baekhyun jadi makin membencinya. Chanyeol tidak ingin hatinya membuat Baekhyun makin jauh.

"Baekhyun... aku tidak berniat jahat padamu."

"Namun kau sudah melakukan perbuatan jahat padaku. Kau tahu, perbuatan jahat terjadi bukan karena niat seseorang, namun karena dia melakukannya."

"Baekhyun..."

"Selama sekian bulan... kau adalah orang yang sangat kupercayai. Kau adalah orang yang sangat kukagumi. Bahkan kita sudah saling merengkuh untuk mengucapkan cinta."

Chanyeol ingin sekali membungkam Baekhyun dengan cintanya, namun sayangnya Baekhyun masih mencoba mendorongnya pergi.

"Aku terlalu bodoh dan mengira cinta itu begitu tulus untukku..." Ucapan terakhir Baekhyun membuat Chanyeol kesal dan juga emosi mendadak.

"Aku benar-benar mencintaimu! Aku tulus mencintaimu, tanpa ada alasan lain! Kaupikir kenapa aku bisa muncul di sini? Itu semua karena aku mencintaimu. Aku ada di sini karena cinta. Cinta yang membuatku sampai di apartemenmu."

"Cinta juga yang telah membuatmu berbohong?" Baekhyun memotong ucapan Chanyeol. Chanyeol mengangguk pias.

"Ya, benar. Aku berbohong karena aku mencintaimu. Aku berbohong karena aku ingin dekat denganmu."

"Apa menurutmu ini masuk akal?" Baekhyun menantang.

"Tidak. Namun hatiku merasakannya. Hatiku yang gila dan tak masuk akal. Aku gila karena mencintaimu, bahkan menginginkanmu ada di sekitarku!"

Baekhyun mencoba untuk tidak memukul Chanyeol sekarang. Kalau saja Chanyeol adalah orang biasa, bukan dari keluarga kaya seperti itu... mungkin Baekhyun bisa saja menerima Chanyeol dan alasannya.

Tetapi... Chanyeol seharusnya tidak bersamanya. Chanyeol memiliki masa depan yang indah bersama dengan wanita lain, yang lebih layak untuknya.

"Kau telah berbohong, Park Chanyeol." Baekhyun menghela napas. Chanyeol tidak tahu harus dengan apa lagi menjelaskan perasaannya. Yang dia tahu, dia hanya ingin Chanyeol pergi darinya.

Chanyeol tidak akan bahagia bila terus di sini.

"Kau adalah anak bosku. Mana mungkin kau tinggal di tempat yang kecil dan juga sederhana ini?" tanya Baekhyun sekali lagi. Chanyeol menggeleng kencang. Dia tidak terima dengan apa yang Baekhyun katakan.

"Baekhyun..."

"Pergilah! Aku tidak ingin kau ada di sini."

Chanyeol tidak tahu harus bagaimana. Dia menatap wajah Baekhyun, memandangnya dengan tatapan memohon. Namun Baekhyun masih tidak mau memaafkannya. Sekarang bagaimana? Baekhyun benar-benar mengusirmu dan bahkan bisa saja membencimu, Park Chanyeol!

"Tidak bisakah aku tinggal bersamamu, Baekhyun?"

"Kau tahu... yang petani tanam adalah padi. Dia tidak akan menanam emas di sawahnya." Baekhyun membuat sebuah gambaran. Dan itu artinya Chanyeol tidak boleh berada di sana.

"Baekhyun..."

"Aku ingin sekali hidup bersamamu, Channie... tidak, namamu Chanyeol, bukan?"

Chanyeol tidak tahu kenapa hatinya sakit ketika Baekhyun memanggilnya dengan nama itu. Padahal sudah jelas kalau itu nama aslinya. Jantung Chanyeol seolah-olah hancur karena panggilan sepele itu. Sepele, namun sangat berharga ketika muncul dari bibir Baekhyun.

"Aku ingin hidup bersamamu, mengabaikan semua hal yang mungkin akan menyakiti kita di masa depan. Hanya saja... setelah tahu kebohonganmu... aku memutuskan untuk mundur."

"Tidak, Baekhyun! Aku sangat mencintaimu. Kau adalah hidupku!" Chanyeol menggeleng kencang. Dia terlihat sangat kacau. Baekhyun sangat marah dan juga mengusirnya. Sekarang, Baekhyun malah membuangnya! Chanyeol tidak ingin itu terjadi!

Baekhyun adalah miliknya. Dia pun milik Baekhyun. Seharusnya mereka bisa mengabaikan hal lain dan fokus hanya untuk bahagia.

"Lalu apa yang bisa kulakukan? Kalau saja kau bukan anak dari keluarga kaya... kalau kau bukan seorang chaebol... mungkin aku bisa berlapang dada menerima kebohonganmu."

"Baekhyun... tidak bisakah kau menerimaku yang seperti ini? Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan di keluarga ini."

"Chanyeol..."

"Baek..."

"Apa kau percaya takdir? Kalau kau memang percaya... seharusnya kau tak boleh ada di sini."

Chanyeol menggeleng. Dia masih keras kepala. Dia tidak ingin pergi selangkah pun dari sana. Dia ingin Baekhyun menerimanya kembali. Bahkan dia berjanji akan bertingkah seperti anak miskin pada umumnya. Dia tidak akan menerima bantuan dari orang tuanya yang kaya raya! Dia akan hidup susah bersama Baekhyun, asal dia bisa tinggal bersama lelaki manis ini.

"Aku mohon! Kau harus pergi!" Baekhyun mengusir untuk yang kesekian kalinya. Chanyeol menelan ludah. Dia tidak bisa pergi, namun harus pergi.

"Tidak."

"Aku mengusirmu, Park Chanyeol!"

"Kau tidak hanya mengusirku, namun kau juga membuangku, Baekhyun!"

"Lalu apa yang kaulakukan di sini? Kau tidak layak tinggal di tempat seperti ini!"

"Persetan dengan kelayakan! Aku bahagia! Ada yang salah dengan itu?!" Chanyeol balas berteriak. Suaranya meninggi.

"Bagaimana kau bisa mengerti?" Baekhyun menatap Chanyeol dengan raut putus asa. Chanyeol membeku.

Bagi Baekhyun, hidup itu sederhana. Dia sudah pernah mengalami banyak kejadian pahit, namun sekarang dia sangat terluka dengan perbuatan Chanyeol. Dia ingin sekali mengatakan pada Baekhyun kalau dia akan bertingkah seperti biasanya. Dia juga tidak meminta bantuan apa pun dari orang tuanya. Dia benar-benar serius mencari uang.

Dia hanya meminta bantuan ayahnya untuk menjagamu, Baekhyun!

"Aku ingin mengerti."

"Aku sangat marah sekarang."

"Kumohon..."

"Aku tidak ingin mengenalmu lagi, Chanyeol!"

"Baekhyun..."

"Kau adalah orang yang sangat kupercaya, namun kau berkhianat dariku. Aku harus melepaskanmu."

Baekhyun tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Dia hanya ingin terbebas dari semua beban ini. Dia akan belajar untuk hidup tanpa Chanyeol, meski lelaki jangkung itu sudah menghuni hatinya sejak lama.

"Aku ingin tinggal di sampingmu selamanya." Chanyeol berbisik.

"Jangan bodoh, Park Chanyeol! Kau bukan dari keluarga yang bisa tinggal bersama dengan orang sepertiku!"

"Aku memang bodoh! Lalu apa kaubilang? Aku bukan dari keluarga yang bisa tinggal bersama denganmu? Memangnya aku bagaimana? Memangnya orang seperti apa yang pantas untuk tinggal bersamamu?"

"Kumohon, Park Chanyeol! Bahkan meski dengan melihatmu saja hatiku sangat sakit!"

Bentakan Baekhyun membuat hati Chanyeol makin berantakan. Dia menyentuh dadanya yang terasa sangat sakit.

"Baekhyun..."

Baekhyun diam tak menjawab.

"Kau adalah orang yang paling penting untukku. Bahkan meski kau membuangku dan tidak menginginkanku. Kau adalah alasanku bahagia. Seharusnya sudah cukup jadi alasan kenapa aku menginginkan tinggal bersamamu."

Baekhyun diam saja.

"Aku akan pergi..." Chanyeol menangis tanpa suara. Dia berbalik, lalu pergi dari tempat itu. Dia meninggalkan Baekhyun yang juga menangis dan memukul dadanya sendiri.

TBC

Selamat Rabu... :*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro