MPBB-04

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Alula merasa risih saat pertama memasuki kawasan sekolahnya, beberapa siswa-siswi berbisik tentangnya, ia yang memang tidak pernah menjadi bahan gosip pun sangat risih. Ia langsung menoleh saat Regina dan Clarissa menghampiri nya, ah tepatnya memanggilnya.

"Al, tau nggak?! Sekarang lo jadi bahan gosip seantero sekolah." ujar Clarissa, Alula mengerutkan keningnya, "Kok bisa?" tanya Alula, Regina mengutak-atik ponsel nya dan menunjukkan nya ke arah Alula, Alula melihat foto dirinya berhadapan dengan Gavin, jaraknya memang cukup jauh tetapi mereka menganggap itu semua suatu yang langka.

Alula yakin, pasti kemarin sabtu ada yang memfotonya. Alula menghela nafasnya pelan, semoga saja gosip tentangnya tertimbun oleh gosip-gosip Gavin yang lain. Alula mendengus pelan dan mulai melangkah menuju kelasnya, ia tak tahu akan tahan atau malah mencakar wajah siswa-siswi yang menggosipkan nya.

Alula membuka ponselnya dan membelalakkan matanya saat melihat notifikasi instagram nya dibanjiri followers dan like. Tidak hanya itu,  beberapa hujatan dan cemoohan juga ada dalam komentar-komentar foto-foto nya.

Alula memutuskan untuk menonaktifkan data selulernya dan fokus untuk belajar. Ia menaruh ponselnya di laci dan mulai membuka buku karena bell sudah berbunyi. "Al, keren! Follower lo nambah!" ujar Regina, Azam pun menghampiri nya. "Mending ati-ati sama Gavin, dia nggak jauh beda dari Dicky." ujar Azam datar, setelah mengatakan itu Azam duduk di kursinya.

Alula dan Regina saling pandang melihat tingkah Azam yang tak biasa. Alula mencoba mengacuhkan nya dan fokus membaca buku yang ada di hadapannya. Alula melirik temannya yang tiba-tiba melempar segumpal kertas, "Ada apa?"

"Lo jadian sama Gavin?" tanyanya, Alula sontak langsung menggeleng. Temannya mengangguk mengerti. Regina hanya terkekeh kecil mendengar nya,"Sialan, apasih, kenapa bisa sampe kayak gini coba?"gerutu Alula membuat Regina semakin tertawa keras.

"Udah sih, nikmati aja. Ngerasain jadi orang terkenal," ujar Regina membuat Alula mendengus kesal. Ia menghentakkan ballpoint nya ke meja menimbulkan suara yang cukup nyaring, guru yang ada di depan pun menegur Alula dan Regina.

"Maaf, Bu."

____

Gavin hanya diam saja saat siswa-siswi ramai memperbincangkan nya dengan Alula, yang ia takutkan adalah Alula yang akan risih dengan ini semua. Ia mengupdate status untuk memperingatkan seluruh siswa-siswi.

Seketika mereka diam dan tak membicarakan Alula dan dirinya lagi, Gavin menyakukan ponselnya dan kembali berjalan ke kantin. Gerald sudah menunggunya sedari tadi.

Gavin menghampiri Gerald, ia duduk di kursi biasa ia duduki. Gavin langsung meminum minuman yang memang sudah Gerald belikan. "Gimana?" tanya Gerald, Gavin hanya mengangguk sekilas.

Gerald terkekeh tiba-tiba membuat Gavin mengerutkan keningnya bingung, "Gue heran sumvah, kenapa tuh foto tiba-tiba ada di IG." ujar Gerald, Gavin mendengus, "Namanya juga kaya gitu, ya pasti cepet."

"Oh, tapi beneran lo nggak suka sama Alula? Dia cantik loh," ujar Gerald, Gavin mengangguk mantap. Gerald menggeleng tak percaya,"Kalo lo beneran cinta sama dia, gue mau dikasih apa?!"tantang Gerald membuat Gavin mendengus.

"Gue ogah taruhan ya, Kalo cinta ya cinta aja, nggak ada embel-embel kasih sesuatu ke lo!" ujar Gavin, Gerald mengangguk sekilas menyetujui ucapan Gavin. "Kemarin lo ke rumah Bang Regga ya?" tanya Gerald yang diangguki Gavin.

"Hey Mas Bro!"

Gavin menoleh, ia melihat Dicky tengah duduk di sampingnya. Gavin mendengus, "Mau apa lo?" ujar Gavin, Dicky terkekeh pelan, "Gitu banget sama gue, jangan cemburu lah... Lagian Netta milihnya gue, bukan lo." ujar Dicky.

"Mending lo pergi!" ujar Gerald, Dicky mengangguk dan pergi meninggalkan mereka. Gavin menghembuskan nafasnya pelan, ia tak marah, ia juga tak kecewa, ia hanya enggan melayani tingkah Dicky yang menurutnya benar-benar norak.

Gavin mengedarkan pandangannya mencari seorang gadis, Gerald tahu hal itu, "Yakin lo nggak suka sama Alula? Kayaknya lo nyari dia." ujar Gerald, Gavin sekarang mulai ragu dengan jawaban yang tadi ia lontarkan saat Gerald menanyakan hal itu.

Gerald menunjuk dua orang gadis yang baru saja memasuki kantin, "Ga, Alula tuh." ujarnya, Gavin menoleh dan mengangguk kecil. Ia sedikit tersenyum saat matanya dan mata Alula beradu pandang walaupun hanya dua detik.

____

"Cieee, tatap-tatapan nih yee?" goda Regina, Alula memegang pipinya yang terasa panas. Candaan Regina membuatnya merona, memang dasar Regina gila. "Diem deh ah, gue pengen makan. Laper." ujar Alula, Regina mengangguk dan memesan makanan.

Alula hanya memesan minuman dan roti saja, sedangkan Regina memesan bakso dan jus stroberi kesukaannya. Alula menunggu Alula seraya memainkan ponsel nya, ia sedikit tersentak saat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

Coba lo liat gue, gue sama Gerald. Lo liat kan? Ini beneran gue. Aga.

Alula menoleh ke arah Gavin dan benar! Gavin tengah tersenyum padanya. Alula membalas senyuman itu dengan canggung sekaligus bingung, apa yang harus ia lakukan? Entahlah.

Alula membuka bungkus roti, ia memakan roti itu seraya memainkan ponsel nya membuat Regina berdecak. "Lo kalo makan, makan dulu, kalo mau main hape ya main hape dulu."

Drttt...

Alula membuka pesan masuk.

Makan yang bener. Jangan main hape mulu.

"Iya bawel!" ujar Alula pada Regina yang juga tanpa sadar membalas pesan dari Gavin dengan kata-kata itu. Sial! Mampus!

Belum jadi aja udah dikatain bawel, ya kamu harus siap-siap aja nantinya ya ;)

Alula menggigit bibirnya ragu, ia harus membalas pesan ini atau tidak? Jika membalas, akan membalas seperti apa? Dengan pelan ia menaruh ponselnya di atas meja. Detik selanjutnya ponselnya bergetar kembali, Alula langsung mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

Pulang bareng, mau?

Alula hanya diam tak membalasnya. Satu menit berlalu, Alula menoleh ke arah Gavin hang sedang terfokus dengan makanannya. Drttt...

Diam berarti 'iya'. Aku nggak suka penolakan!

Alula tidak perlu menjawab jika seperti ini kan? Itupun Alula bingung harus melakukan apa, ia akhirnya mendiamkan ponselnya dan fokus pada rotinya. Lima menit sudah berlalu. Ia juga sudah menghabiskan rotinya, ia membuka kembali ponselnya.

Alula tanpa sadar tersenyum membaca pesan dari Gavin, dan belum sempat Alula membalas pesan itu, Gavin sudah mengirim nya pesan lagi.

Aku suka senyum kamu, manis.

Alula menoleh ke arah Gavin, Gavin tampak biasa saja. Ia mungkin memang berkarakter seperti itu, ngomong nya apa tapi ekspresi nya entah bagaimana. Alula menghembuskan nafasnya pelan dan mengajak Regina untuk kembali ke kelas.

Drttt..

Mau ke kelas?

Alula membalas kata 'Iya' setelah itu Regina mengajak Alula untuk ke kelas, dan mereka keluar dari kantin, sebelum benar-benar keluar Alula melirik Gavin yang ternyata juga tengah menatap dirinya.

"Duh, kalo gini ceritanya bisa baper gue." ucap Alula dalam hati.

____

Btw,tinggalkan jejak ya...
Vote+comments nya ditunggu banget.

See you😘😘

Vee💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro