Sesampai Di Istana Itu.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Baiklah para putri. Terimakasih sudah datang ke istana ini dan mau mengikuti saimbara yang saya adakan." Kata seorang pria yang memakai mahkota.

"Kalian akan tinggal di sini selama 1 bulan bersama putra saya. Tetapi kalian akan mendapatkan kamar sendiri, tentu saja. Saya akan pergi dari istana selama 1 bulan itu dan selama 1 minggu sekali, saya akan datang dan berbicara dengan putra saya siapa yang ia rasa tidak cocok." Kata raja itu.

"Maaf menyela." Kata Haruka sambil mengangkat tangannya.

"Ya?" Tanya raja itu sambil melihat ke Haruka.

"Jika anda tinggal di luar istana. Apakah tidak apa-apa jika tiba-tiba ada musuh yang datang menyerang?" Tanya Haruka.

"Terimakasih sudah bertanya. Tentu saja tidak apa-apa. Saya membawa beberapa prajurit dengan saya dan sisanya tetap di tinggal di istana. Begitu juga para pelayan." Jelas raja.

"Siapa namamu hime?" Tanya raja itu sambil melihat Haruka.

"Haruka Kaze desu. Yoroshiku." Kata Haruka sopan sambil sedikit menunduk.

"Ah... dari kerajaan angin ya?" Tanya raja kelihatan senang.

"Betul." Kata Haruka sambil tersenyum dan menunduk lagi.

"Apa ayahmu sehat?" Tanya raja itu.

"Iya, terahir kali saya melihatnya sehat-sehat saja." Kata Haruka.

"Begitukah? Baguslah. Baiklah, apa ada yang bertanya sekali lagi? Jangan malu-malu." Kata raja ceria.

Tetapi tidak ada yang mengangkat tangan.

"Baik. Kira-kira itu dulu informasi yang bisa saya jelaskan. Jika ada yang masih bingung silahkan bertanya kepada pelayan maupun putra saya." Kata raja itu.

Raja itu berbalik melihat ke salah satu prajuritnya dan mengisyaratkan agar prajuritnya untuk berjalan mendekati raja itu. Setelah prajurit itu dekat dengan raja, raja membisikan sesuatu. Prajurit itu mengangguk lalu pergi ke arah pintu.

Pintu itu tiba-tiba terbuka. Terlihatlah seorang laki-laki semumuran Haruka di situ dengan baju mewahnya.

"Inilah putraku. Namanya adalah Daiki." Kata raja itu sambil merangkul putranya.

Daiki melihat ke para hime yang sudah langsung merona hanya dengan melihatnya saja. Berbeda dengan satu hime yang duduk di depan. Dengan gaya sedikit tomboy. Dia adalah Haruka yang tadi berbicara dengan raja.

Haruka tau Daiki melihat ke arahnya. Jadi dia tersenyum sambil menunduk sedikit. Daiki yang melihat itu juga tersenyum dan menunduk sedikit.
Malah para hime lain yang ber-"kyaaa" kecil.

"Saimbara akan di mulai besok. Jadi bersiaplah." Kata raja yang memecahkan suasana itu.

Para pelayan raja itu mulai bergerak. Para pelayan itu mengangkat barang para hime dan mengantar para hime ke kamarnya masing-masing. Karena banyak pelayan dan hime yang berbeda jadi ada yang tak dapat pelayan. Baru saja Haruka berdiri ada satu pelayan mendekatinya.

"Hime, mari saya ba-.." kata-kata pelayan terputus saat tangannya di tarik.

"Tolong bantu aku aja!" Paksa salah satu hime yang keras kepala.

"Tapi sa-..." kata-kata pelayan itu lagi-lagi terputus karena dia sudah benar-benar ditarik menjauhi Haruka.

Haruka yang melihat itu diam saja. Sebenarnya Haruka memang ingin menolak permintaan pelayan itu. Haruka pun membawa 2 kopernya sendiri.

"Mari saya bantu." Kata seseorang di samping Haruka yang langsung mengambil koper Haruka.

Saat Haruka menoleh ternyata itu adalah Daiki ouji.

"Tak apa, biar saya saja yang bawa toh ini barang saya. Tolong antarkan saya ke kemar saya saja. Itu sudah lebih dari cukup." Kata Haruka sambil tersenyum.

"Tidak, ini sebagai permintaan maaf karena pelayan yang tidak cukup. Kau juga tak perlu terlalu sopan kalau sedang berdua ataupun bertiga dengan Daiki. Sikap tomboymu kelihatan loh." Kata raja yang sudah ada di depan Haruka.

"Benarkah? Hehehe... ngomong-ngomong kalian itu hobinya ngagetin orang ya? Dateng tiba-tiba terus." Kata Haruka.

Gantian Daiki dan raja yang tertawa.

"Begitukah? Maaf-maaf. Nah sekarang Daiki antarkan Haruka ke kamarnya. Pasti dia capek." Kata raja kepada Daiki.

"Baiklah." Kata Daiki yang mulai berjalan dengan membawa satu koper Haruka.

"Ah! Daiki ouji, jangan. Biar aku aja yang membawa koperku sendiri. Cukup antarkan aku ke kamarku saja." Kata Haruka kaget dan berusaha mengambil kopernya yang ada di tangan Daiki.

"Panggil aku Daiki aja. Tak perlu pakai 'ouji'." Kata Daiki tak nyambung.

"Tapi..."

"Ayolah."

"Hah... baiklah Daiki. Panggil aku Haruka juga ya." Kata Haruka ceria.

Daiki tersenyum dan mengangguk. "Iya." Kata Daiki lalu berbalik dan mulai berjalan lagi.

"Tunggu!"

Daiki menoleh ke belakang.

"Koperku." Kata Haruka.

"Sudahlah. Biar aku saja yang bawa, kau inikan cewek." Kata Daiki berjalan lagi.

"Tapi..."

"Sudahlah ayo." Kata Daiki sambil menarik tangan Haruka.

"Apa seharusnya aku tak perlu menganadakan saimbara ya?" Tanya raja dalam hati sambil melihat Daiki dan Haruka yang berjalan sambil berbicara akrab.

Dou? Bagus?
Aku kurang bisa berbahasa indonesia yang sangat halus. Begitu deh jadinya. Sorry klo agak gj, banyak typo dan sudah di mengerti. Kalau susah di mengerti karena blom tamat kali ya?
Okeh terimakasih sudah mau baca. Apa lagi yang mau voment. Dadah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro