Chaper 23

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mohon dibaca!!!!

Mungkin ad bbrp yg msih blon ngrti crita ini tuh duniany berlatar blakang dmn ne :v

Jdi di crita kali ini tuh temanya sama yaitu isekai tp agak beda sdkit nih isekainy. Duniany berlatar di dunia modern Jepang tp di dunia Pararel dimn di dunia ini tuh cewe lbih perkasa dn jantan sdngkan cowo lbih kemayu dn feminim.

Berbanding kbalik dgn dunia kita di saat ini dmn cowo tuh lbih dipuja, lbih dihargai dn wanita lbih dianggap remeh. Di dunia Pararel ini kebalikan dri dunia yg kita tinggali dmn cewe itu lbih dihormati dbndingkan dgn cowo.

Mkany di crita ini tuh cowo2nya lebih kemayu, lbih baperan dn gmpang nangis sdngkan ceweny lbih perkasa dn 'tomboy' bnget.

Inget ga wktu ku nulis di Chapter 20 ato 21 ya ga slah dmn Gil blang 'ditonjok cowo aja pingsan, brarti lu lemah' ya emng bner krna dsna pukulan cowo tuh ga bkalan kerasa apa2 sma cewe2 dsna. Beda dong sama cewe di dunia kita.

Klau semisal msih ada yg tdak dimngerti atau ad yg kurang pas, silahkan ditnyakan atau diberitahukan. Akan ku ubah & ku jelaskan sesegera mngkin 👌

Btw crita Remember Your Dreams tdi kena strike di slah satu chapterny :v

Silahkan mnikmati chapter ini~ jngan lupa vote, komen dn memfollow akun ini jika mau~ trima ksih uda mampir~

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Reader's POV

Ugh ...


Aku terlambat.

Salahku juga sih. Tadi pagi Enkidu sudah memanggilku berkali-kali dan tadi aku sempat terbangun tapi malah ketiduran lagi.

Mau tak mau tadi aku cuman mandi singkat, makan roti tawar doang terus lari deh sampai ke sekolah. Gerbangnya sudah tutup dan pelajaran pertama adalah pelarajan Bahasa Jepang dimana Enkidu akan menjadi guru pertama yang masuk di kelasku.

Setelah mendapat hukuman yaitu lari lapangan lima kali (karena ini yang pertama kalinya aku terlambat), aku mendapat surat izin masuk kelas dan disinilah aku sekarang, berjalan dengan takut ke kelas.

Dari luar terdengar suara para guru mengajar muridnya, begitu juga dengan suara Enkidu. Dia sedang menerangkan materi pelajaran. Mampod, uda masuk dong dia. Yaiyalah! Uda terlambat lima belas menit!

Tok! Tok!


Aku menarik nafas pelan dan mengeluarkannya lalu membuka pintu kelas.

Enkidu melihatku dengan tanpa ekspresi. Aku tahu, dia pasti marah atau kesal. Tapi ini kali pertama aku terlambat tauk!!

"Kenapa baru masuk sekarang?" tanya Enkidu sambil melipat tangan.

"Anu itu pak, tadi ada kucing mati pak jadi saya ngelayat kucingnya dulu pak sambil nenangin temen-temen kucing yang lain. Kasian pak kucingnya," jelasku sambil menggaruk pipiku yang tidak gatal.

Teman-teman sekelasku tertawa. Yah setidaknya aku bisa ngelawak sedikit lah.

"Seriously?" Enkidu menajamkan matanya.

Aku merinding, beneran. Aku terus berdoa dalam hati agar Enkidu tidak marah dan menghukumku. Enkidu memang suamiku tapi sewaktu di sekolah dia akan bersikap adil. Jika aku salah, dia tak akan segan-segan untuk memarahiku.

"Masuklah, lain kali jangan ulangi lagi," ucap Enkidu sambil berbalik ke papan tulis.

"Ah! Terima kasih banyak sayang-- eh maksudnya pak!" waduh keceplosan!

"CCIIEEEEEE!!!!!!!!!!!!" teman-teman sekelasku menyoraki kami.

"ASEM LU (Y/N)! GURU DIGODAq!"

"SIKAT TRUS (Y/N)! SIKAT SAMPAI DAPAT!"

Enkidu tidak mengatakan apa-apa dan tetap menulis di papan tulis tentang materi yang diajarinya.

Aku berjalan ke meja guru dan menaruh surat izin itu di meja. Aku mengintip Enkidu --dimana ada rona merah di pipinya.

Waduh, semoga aja dia ga marah lagi wkwkwkwk.

Pelajaran di sekolah berjalan seperti biasanya. Pada saat istirahat, aku makan di kantin bersama dengan teman-temanku.

"Hallo pak," kata Jalter yang membuatku menghentikan aktivitas makanku.

Teman-temanku tersenyum dan ketika aku melihat ke belakang, ada Enkidu, pak Chiron, dan pak Mozart disana.


"Boleh kami gabung? Tidak ada tempat kosong lagi soalnya," tanya pak Mozart.

"Oh boleh dong pak, kami terhormat malah, ya gak?" balas Cu dengan ceria.

Aku deg-degan dong soalnya Enkidu duduk di sampingku. Jujur, tadi aku lupa membawa bekalku jadi hari ini aku membeli mie ramen extra pedas di kantin tadi.

Enkidu melirik makananku lalu menghembuskan nafas pelan. Mashu, yang menyadari hal itu tersenyum kepadaku dan ekspresinya berkata 'yang sabar ya' kepadaku.

"(Y/n), kamu ga sakit perut makan makanan pedas kaya gitu?" tanya pak Chiron.

"Eng--"

"Gak kok pak, kebiasaan kaya gitu dia. Tiap hari pasti makan makanan pedas tuh dia sampai makanannya merah semua. Bandel dia pak," ujar Jalter.

"Waduh, jangan gitu (Y/n)! Makan makanan pedas tiap hari ga baik untuk kesehatan! Nanti kamu sakit lambung loh!" pak Mozart menasehatiku.

"Benar, sakit lambung susah loh! Ada makanan yang ga boleh dimakan, salah satunya ya makanan pedas kaya gini!" sambung pak Chiron.

"Iya pak baik!"

"Kalau semisal kamu masih bandel, nanti kalau uda kena penyakitnya jangan nangis," sahut Enkidu.


Duh, Jalter bener-bener deh! Kena repet kan gua yawla jadi ga nafsu makan.

Jalter cengingisan ga jelas di depanku, kemudian Jeanne memukul tangannya dan menggeleng kepalanya. Teman-temanku yang lain hanya diam.

---


"Umu~ umu~ umu~ umu~"

Aku berjalan sambil mengingat kejadian kemarin. Pada akhirnya aku dan Enkidu berbaikan. Mama dan papa senang akan hal itu dan setelah makan malam, mereka pulang.

Kemarin aku dan Enkidu berciuman yawla!! Jadi malu deh kalau diinget lagi! Tapi Enkidu lucu tauk!

Aku berhenti di depan mini market dan memutuskan untuk masuk dan melihat-lihat. Mini market ini memang dekat di rumahku jadi tinggal jalan kaki saja beberapa menit sudah sampai.

Aku melihat ada camilan rasa matcha, ku putuskan untuk membeli camilan ini mengingat Enkidu menyukai matcha.

Tapi pada saat aku ingin mengambilnya, ada seseorang yang lain yang juga ingin mengambil camilan ini. Aku terkejut tentu saja dan melihat ke samping.

Disana, seorang pria cantik bersurai perak panjang dengan manik berwarna ungu. Dia tersenyum lembut kepadaku dan senyumannya ini terlihat sangat menawan.

"Lady (Y/n), long time no see~" sapanya.

Eh? Dia kenal gua?

"Do i know you by any chance?"

"Sejak kapan kamu jadi pintar berbahasa Inggris? Kamu lupa aku? Ini aku loh~ Onii-chanmu yang sangat menawan dan baik hati~~!"

"Pardon?"


Laki-laki ini mendekatkan dirinya lalu memelukku dengan erat. Aroma tubuhnya seperti aroma bunga, sangat wangi. Dia memakai pakaian santai dan pakaian ini cocok untuknya.

Jarang ada laki-laki yang memakai celana, kebanyakan dari mereka memakai rok atau dress tapi pakaian 'tomboy' seperti ini cocok dengan pria ini.


"Aku merindukanmu~! Kamu ingat Arthur? Dulu kamu suka loh sama dia~!"

"Situ aja saya kaga kenal apalagi Arthur, bang."

"Ah, iya bener! Kata Romani kamu ilang ingatan ya?"


Laki-laki ini melepaskan pelukannya dan menatapku khawatir. Dia mengusap pipiku lembut. Astaga, ni cowo siapa sih?!

"Mau ga aku bantuin untuk mengingat kembali ingatanmu itu?" ucapnya sambil mendekatkan kepalanya.


Sek sek, cowo ini teh saha anjir!

Jarak diantara kami semakin dekat. Aku berusaha untuk melepaskan diri darinya tapi tenaganya lebih besar dari tenagaku.


















"MERLIN BNGSAD! APA YANG KAU LAKUKAN?! LEPASIN (Y/N)!!!"



Ah! Ada suara Romani!

Pria bersurai perak ini langsung melepaskan pelukannya dariku lalu menjauhiku. Dia tersenyum kecut kepadaku kemudian berbalik menghadap Romani yang berjalan menghampiri kami.

"Cuman nyapa kok!"

"Nyapa nyapa dengkulmu! Lu tadi mau nyium (Y/n) kan? Gua sepak juga kepala mesummu ya!"

"Duh, Roman, kasar banget sih! Atau jangan-jangan kamu mau juga?"

"Hah?! Gua uda ada pacar tauk dan gua itu setia ama Sheba! Makanya libido lu tuh diturunin agar ga sembarangan nyerang cewe!"

"Owalah mana ada!"



Terjadi pertengkaran kecil diantara mereka. Aku bahkan tak sempat menyapa Romani. Aku mengambil camilan tadi dan meninggalkan kedua pria yang sedang bertengkar itu, tak tertarik dengan apa yang mereka ributkan.

Setelah membayar, aku kembali berjalan ke rumahku. Tanpa ku sadari, rupanya kedua pria tadi mengikutiku. Ada apa ya?


"Ada apa mengikutiku?"

"Ano ..., maaf (Y/n), sebenarnya kami ingin bermain di rumahmu. Kami ingin menemui Enkidu," jelas Romani.

Aku mengangguk lalu memperbolehkan mereka untuk masuk ke rumahku sambil menunggu Enkidu untuk pulang.

Pria bersurai perak ini bernama Merlin, dia adalah dokter spesialis bedah kelamin dan seksualitas. Pokoknya masalah begituan itu ahlinya dia deh! Dia adalah teman Romani dan Gilgamesh tapi berbeda dengan Gil atau Romani, Merlin adalah laki-laki mesum.

Cantik sih dia memang, tapi mesum. Tadi aja hampir diserong gua sama dia, di mini market lagi! Parah ni cowo tapi cantik sih.

Duh, gua ngapain sih?!

End of Reader's POV

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro