Chapter 11

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Reader's POV

Sebulan berlalu dengan cepat, akhirnya festivalpun dimulai. Bohong jika ku bilang tidak ada hambatan dan konflik yang terjadi kepada kami. 

Masalah kostum, Mashu dan Jeanne membuat kostum Astolfo. Mereka membuat kostum yang ... terbuka. Yah, mata para perempuan pasti akan berbinar melihatnya.

Aku dan Astolfo memiliki tubuh yang hampir sama, hanya berbeda di tinggi dan ukuran dada saja. Tentu saja, dia tepod kalau aku berisi karena perempuan.

Starlight, itulah judul lagu yang akan kami tampilkan. Sebuah lagu dengan keinginan dan hasrat ingin menjadi yang nomer satu, seperti tujuan kami, kelas 1-A!

Pagi-pagi sekali kami harus berada di sekolah untuk mengatur ini dan itu, menyiapkan ini dan itu. Hari ini aku dan Enkidu berangkat bersama-sama dan itu menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagiku.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, satu jam lagi festival akan dimulai. Pak Odysseus memastikan apakah anggotanya, kami, sudah siap sedia. Pertunjukkan akan dimulai setelah para keluarga Uruk datang, kabarnya Enkidu sendiri yang akan menyambut mereka karena Enkidu adalah salah satu dari mereka.

Aku jujur sampai sekarang belum mencari tahu tentang Enkidu. Belakangan ini aku sibuk mencari pundi-pundi uang dan merayu Enkidu agar dia tidak lagi membenciku.

Ding dong ding dong!


Tak terasa, persiapan kami selesai dan festivalpun dimulai. Kemarin kami membeli bahan-bahan makanan untuk dimasak dikelas. Kami hanya menyajikan makanan ringan seperti kue, kopi, teh, dan pastry lainnya.

Aku bagian dari pelayan di cafe ini dan aku akan berusaha keras untuk menjadikan kelas ini adalah kelas yang terbaik! SUSUME!!!!!!!!!!

Pelanggan yang datang ke tempat ini kebanyakan adalah laki-laki. Maklum, laki-laki di dunia ini menyukai hal-hal yang kawaii desu~

Tapi tak jarang pula perempuan mendatangi kelas kami. Lumayanlah, dapat melihat yang segar-segar di cafe kami ini. Aku melayani para pelanggan dengan ramah tentunya agar mereka lebih menyukai kami.

"Permisi nak," panggil seorang ibu-ibu dan seorang pria yang terlihat seperti suaminya menemani ibu tadi.

"Selamat datang di Nyancafe! Ada yang bisa saya bantu Nyonya dan Tuan?" sambutku ramah.

Nyonya ini memiliki wajah yang tegas tetapi sorot matanya menunjukkan ada kelembutan disana. Dia memiliki surai berwarna hitam yang disanggul dan manik berwarna biru, sedangkan suaminya memiliki rambut bewarna (your h/c) dan manik berwarna (your e/c), sama sepertiku. Pria ini juga hampir mirip denganku?

Pria ini menatapku dengan sendu, seperti ingin menangis. Eh? Apakah aku membuat sesuatu yang aneh hingga pria ini bersikap seperti ini? Jujur aku dag dig dug loh.

"Saya memesan kopi hitam dan untuk suami saya teh susu. Untuk makanannya kami memesan kue coklat," ucap sang ibu.

"Akan saya ulangi, satu kopi hitam, satu teh susu, dan dua kue coklat. Ada tambahan?"

"Itu saja."

"Baik, akan segera diantarkan!"

Aku membungkuk kepada mereka lalu memberikan pesanan itu kepada pak Odysseus. Pak Odysseus menyiapkan kuenya sedangkan Cu dan Jalter menyiapkan minumannya. Setelah selesai, mereka memberikannya kepadaku dan akupun mengantarkan pesananya kepada ibu dan suamianya itu.

"Maaf membuat Nyona dan Tuan menunggu, ini pesanannya. Selamat menikmati!"


Menyusun minuman dan makanan itu dengan rapi, kemudian peralatan makannya lalu aku membungkuk lagi dan meninggalkan mereka. Aku mendengar kabar kalau keluarga Uruk sudah datang ke sekolah ini dan mereka berniat ingin berkeliling. Aku penasaran, mereka seperti apa sih?

"Pak, keluarga Uruk sedang menuju kemari," ucap Billy, seorang pria berambut pirang yang suka membuat keributan di kelasku.

"Benarkah? Baiklah, semuanya bersiap-siaplah untuk menyambut tamu kehormatan kita!" pak Odysseus dengan bersemangat mengumpulkan kami.

Dan benar saja, si pria bangsad pirang itu memunculkan batang hidungnya, disusul dengan seorang perempuan berambut pirang dan seorang laki-laki yang juga berambut pirang. Tak lama, muncul Enkidu di belakang mereka.

Enkidu melihatku dan tersenyum kepadaku, akupun tentu saja harus membalas senyumannya. Senyuman Enkidu membuatku tambah bersemangat!

Para keluarga Uruk ini mendatangi ibu dan suaminya yang tadi ku layani. Mereka sepertinya akrab karena ibu tadi dan ibu si pirang saling mengecup pipi. Mereka juga duduk di meja yang sama (tentu harus kami atur posisinya) dan Enkidu berada disana.

"(Y/n), ayo layani mereka!" bisik pak Odysseus.

"Kenapa aku?"

"Kenapa kamu? Karena itu adalah kewajibanmu! Ayo sana!"


Kewajibanku? Kewajiban apa maksudnya?

Dengan takut-takut aku mendatangi mereka. Tapi sebelumnya aku menarik nafas dan membuangnya perlahan agar rasa gugupku hilang. Aku harus membuat pak Odysseus bangga!!!


"Oh lihat, siapa yang datang!" ucap si wanita pirang dari keluarga Uruk.

"Selamat datang di Nyancafe! Ada yang bisa saya bantu?"

"Ohohoho! Lihatnya betapa manisnya dirimu!!" puji si pria pirang tapi bukan si pirang bangsad yang kemarin.


Aku gemetar tapi aku masih bisa menyembunyikannya. Wajahku tersenyum, tapi tanganku dingin dan kakiku gemetar. Enkidu sepertinya menyadari hal ini dan dia segera menolongku.

"Ayah, ibu, silahkan dipesan makanannya. Aku dengar mereka membuat kue yang lezat dan aku yakin ayah dan ibu akan menyukainya," sahut Enkidu.

"Benar besan, kue disini sangat enak! Bahkan restoran ternama saja tidak bisa membuat kue seenak ini!" ucap ibu yang tadi ku layani.

"Oh benarkah? Kalau begitu ... cheese cakenya satu dan kopi hitam. Oh, sayang, kamu mau apa?"

"Kopi dan ... strawberry shortcake ini kelihatannya lezat."

"Gil mau apa? Kalau Enkidu?"

"Sama saja dengan Enkidu."

"Kalau begitu, matcha cake dan cappucinonya dua."

"A-akan saya ulangi, dua kopi, satu cheese cake, satu strawberry shortcake, dua matcha cake dan dua cappucino. Apakah ada tambahan lainnya Nyonya, Tuan, Bapak ...?, dan pak Enkidu?"

"Bagaimana denganmu sayang? Kamu tidak mau makan kue dengan kami?" ajak wanita pirang dari keluarga Uruk dengan bersemangat.


Asdfghjkl, saya diajak dong. Saya diajak dong.

Aku melirik Enkidu dan Enkidu tersenyum lembut kepadaku, sepertinya dia menginginkan aku untuk bergabung dengan mereka.

Tapi aku harus profesional. Walaupun ingin makan kue bareng dengan Enkidu (jangan gr, aku mau karena ada Enkidu saja disini bukan karena bisa makan bareng sama keluarga kaya) tapi masih banyak pekerjaan yang harus ku lakukan.

"Maafkan saya Nyonya, bukannya tidak sopan tapi saya masih harus melayani tamu yang lain dan membantu teman-teman saya," tolakku dengan sopan dan membungkuk.

"My darling! Look at her! She's so cute!!"

Nyonya Uruk kegirangan, apakah ada yang salah dengan otaknya?

End of Reader's POV
.
.
.
.
Author's Note

Dua kali update dong pagi ini 😂😂

PERUMAHANKU BANJIR YAWLA dn aku msih menunggu bibiku yg anter aku ke kantor. Jalanan ga bisa jalan :''') jdi drpd kaga ngapa2in di rumah aku updet saja deh~

Jan lupa utk vote, komen, dan juga memfollow akun ini~ arigatou~

BTW AKU TADI DI SERANG KECOA ANJIR SMPE TERBANG2!! Pling phobia aku sma kecoa #curhat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro