Chapter 13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Reader's POV

"Aku pulang!"

Huff, melelahkan sekali!

Aku pulang lebih lama dari Enkidu karena harus membersihkan kelasku dan menyiapkan makanan untuk besok. Sungguh, aku capek tapi rasa capek ini hilang ketika mengingat saat di sekolah tadi.

Bisa membuka sebuah cafe, lalu menyanyi dan menari di panggung. Emak pasti bangga kalau ku bilang aku menari dan bernyanyi tadi. Ngomong-ngomong, kabar emak gimana ya? Jujur, aku rindu.

"Ah, sudah pulang? Selamat datang menantuku!"

"Eh?"

EEEHHHHHHHH??????????????????

APA YANG TERJADI DISINI?? KENAPA NYONYA URUK ADA DISINI???

Seorang wanita bersurai pirang yang ku layani tadi menghampiriku lalu memelukku. Tak lama, muncul seorang laki-laki yang adalah suami dari wanita ini disusul dengan si pirang bangsad.

Yang lebih mengejutkannya lagi, wanita yang pertama kali ku layani, yang berambut hitam yang disanggul serta suaminya yang mirip denganku, muncul.

Nyonya Uruk melepaskan pelukannya, lalu suami si ibu bersurai hitam memelukku dengan erat. Dia memiliki aura keayahan (kalau di duniaku istilahnya keibuan) yang sangat besar. Istrinya juga menghampiri kami lalu memeluk kami.

SEBENARNYA SIAPA SIH MEREKA????????

"Sudah pulang? Selamat datang!" sambut Enkidu.

Kedua orang ini melepaskan pelukan mereka, dengan cepat aku berlari ke arah Enkidu dan bersembunyi di belakangnya. Tubuhku gemetar ketakutan dan tanganku dingin seperti es.

A-a-a-a-a-a-apa yang akan mereka perbuat? Apakah mereka akan menangkapku karena tadi aku menolak tawaran mereka untuk makan kue bareng?

"(Y/n)? Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu pucat dan kenapa tanganmu dingin?" tanya Enkidu sambil menenangkanku.

"S-s-s-s-s-s-s-siapa m-m-m-m-m-mereka? M-m-m-m-m-mengapa m-mereka ada d-disini?"

"Mereka? Maksudmu ayah, ibu, papa, dan mama? Oh m-"

"MAAFKAN AKU!!!!!!!!!!!!! AKU BELUM TAMAT SMA DAN BELUM PUNYA ANAK SAMA ENKIDU! JANGAN PENJARAKAN AKU!! NANTI SUAMIKU SIAPA YANG JAGA?!?!?!?!"

Tanpa mendengar penjelasan dari Enkidu, aku berlutut dan memohon ampun kepada mereka. Aku takut kalau mereka akan menangkapku dengan tuduhan yang sebenarnya tidak ku lakukan.

Aku hanya menolak tawaran makan kue bareng tapi lain kali tidak akan ku ulangi! Jadi aku mohon, jangan tangkap aku!

"Nak, siapa yang ingin memenjarakanmu?" pria yang mirip denganku segera menghampiriku lalu menenangkanku.

Yang lainnya terkecuali si pirang bangsad berusaha untuk menenangkanku. Aku menangis ketakutan dan tak bisa berpikir jernih.

. . .

Pada akhirnya Enkidulah yang dapat menenangkanku karena aku paling dekat dengannya dibanding mereka semua. Tentu saja, setiap hari pasti aku bertemu dengannya, dia kan suamiku!

"Kamu benar-benar lupa ingatan rupanya. Ayah kira Enkidu hanya bercanda jadi kami semua sepakat untuk datang berkunjung," jelas mertuaku yang laki-laki, Lugalbanda.

Ah, aku baru menyadarinya. Tadi ibu mertuaku, Ninsuna, memanggilku 'menantu' sewaktu aku pulang tadi. Tadi sewaktu di sekolah juga Enkidu memanggil mereka ayah dan ibu. Hiks, otakku lamban dong.

"Anakku, kenapa bisa begini sih? Kamu sampai ga ingat sama papamu sendiri," papa 'kandung'ku yang bernama Eiji memelukku dengan erat.

"Ga salah Gilgamesh pernah ketemu (Y/n) kan beberapa bulan lalu?" tanya ibu Ninsuna.

"I-iya."

"Kenapa ga kasih tau kalau (Y/n) hilang ingatan? Kamu sengaja ya mau buat ibu sama ayah khawatirin (Y/n)? Kamu tuh ya, hal yang sepenting ini bukannya cepetan kasih tau kita malah diem-diem aja!"

"T-tapi bu-"

"Besan, uda jangan dimarahin Gilnya! Mana tahu waktu itu Gil ga tau," mamaku yang bernama Kaede menenangkan ibu mertuaku. Mampod lu pirang bangsad, dimarahin emak lu kan?


"Sudah sudah, ayo para lelaki masak dulu. Kami para wanita ingin berbincang sebentar!" sahut ibu Ninsuna.

Para laki-laki termasuk Gil ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Kata ibu mertuaku, Gil harus banyak belajar masak dari papa dan Enkidu. Inilah kesempatanku untuk bertanya tentang Enkidu.

"Um, bu, (Y/n) boleh nanya ga?"

"Apa itu sayang?"

"Boleh ga ceritain tentang Enkidu? Soalnya sewaktu (Y/n) tanya dia pasti selalu menghindar dan aku tuh kelupaan terus sewaktu mau cari di internet. Boleh ya?" bisikku. Aku tak mau Enkidu mendengar pembicaraan kami walau kami tidak berada di ruangan yang sama.

Mamaku terus mengusap kepalaku, kalau ibu mertuaku terus menggenggam tanganku. Sepertinya mereka sayang dengan 'aku'. Entah mengapa aku jadi merasa segan.

"Enkidu itu ... seorang anak yang dibuang oleh orangtuanya. Kami menemukannya di hutan, waktu itu dia sudah berumur dua tahun. Dia dibesarkan oleh hewan di hutan itu.

Pada saat itu kami sedang piknik di hutan dan kami menemukannya di pinggir sungai. Dia berperilaku layaknya seekor binatang. Kami kasihan kepadanya, lalu kamipun membawanya pulang. Memandikannya, memberikan makanan layak dan pendidikan yang tinggi.

Enkidu adalah kebanggaan kami, begitu juga dengan Gilgamesh. Enkidu dan Gilgamesh mengasihi satu sama lain dan mereka selalu bersama. Enkidu adalah seorang yang pintar, dia bahkan lompat kelas beberapa kali.

Ketika dia seusiamu, dia sedang berkuliah."

DOUBLE KILL!!

Sama seperti yang dikatakan oleh Enkidu, dia ditemukan di hutan lalu diadopsi oleh keluarga Uruk.

"Kami menyayanginya seperti anak kami sendiri. Dia membantu kami dalam masalah apapun, baik dalam masalah keluarga maupun perusahaan. Sebenarnya, dia adalah direktur di salah satu cabang perusahaan kami di Jepang."

TRIPLE KILL!

WHAT? YANG BENER? ANJIR!!!!!!! GGWP ANJIR!!!!!!!

"Apakah Enkidu masih bekerja disana?" tanyaku penasaran.

"Tidak, sekarang perusahaan itu dipegang oleh Gilgamesh. Dia meninggalkan perusahaan itu untuk menjadi seorang guru di sekolahmu."

"Eh? Kenapa?"

"Karena katanya, dia ingin lebih mengenalmu dan ingin lebih dekat denganmu."

MANIAC!!!!

"Awalnya tentu kami menolak tapi pada akhirnya kami menyetujuinya karena dia bersikeras. Lalu karena tidak ingin repot dengan peraturan ini itu, kami membeli sekolah dimana tempatmu bersekolah lalu menyerahkan sekolah itu kepada Gilgamesh."

SAVAGE!!!!!

"Oh! Awalnya kami ingin memberikan sekolah itu kepada Enkidu sih tapi dia menolaknya, hahahahaha!"

WIPE OUT!!!

Sudah, mati sajalah aku. Damageny gada otak cok! Sakit bener dah! Uda deh, AFK aja aku.


Saya surren saja dah.

End of Reader's POV
.
.
.
.
.
Author's Note

Chapter kali ini pendek yak 😂😂 cuman 900-an kata doang 😂😂 semoga klian menyukai chapter ini!

Jngan lupa utk memberikan vote, komen, dan juga memfollow akun ini! Terima kasih~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro