Chapter 29

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Reader's POV

Shamhat tertawa mendengar jawabanku. Aku tak mengerti, sungguh. Apakah ada kata-kata yang lucu?

"Kakak ipar? Gil bahkan tidak menganggapmu sebagai keluarganya!"

"Ya kan dia, gua mah beda. Gua anggap Gil sebagai kakak gua walau tingkahnya menyebalkan."


Shamhat merapikan pakaiannya kemudian berjalan mendekatiku. Aku bersiap-siap untuk melindungi diriku jika nanti dia akan menyerangku.

Tapi untunglah dia melewatiku dan pergi tanpa terjadi perkelahian. Namun, sebelum dia menghilang, Shamhat membisikkan sesuatu, "teruslah mencoba," katanya.

Mencoba apa? Buat anak sama Enkidu? Kalau itu mah ntar dulu. Gua sekolah dulu jan hamil dulu.



Pikiran gua kok mesum bat sih?






Melihat Gilgamesh yang diam bagai patung sambil menutupi tubuhnya dengan pakaiannya, dengan ragu --dan agak malas sebenarnya aku menghampiri Gilgamesh.

"Lu gapapa kan?" tanyaku.

"Lu seneng kan?"

"Hah?"

"Lu seneng kan liat gua dipermalukan kaya gini? Sekarang lu mau meras gua kan?"

Dia menundukkan kepalanya. Entah apa yang dia pikirkan tapi gua tulus loh mau nolongin dia. Awalnya video yang gua rekam tadi mau gua tunjukkin ke Enkidu sih kalau mereka ada rencana yang enggak mengenakkan hati dan pikiran.

"Terserah deh lu mau mikir apa. Gua cuman mau nolongin. Pake gih baju lu ntar lu masuk angin. Kalau lu sakit, suami gua bakalan khawatir dan stres mikirin lu."


Aku memunggungi Gilgamesh, membiarkan dia mengenakan pakaiannya. Setelah beberapa menit menunggu, dia menyentuh jemariku.

Menghadap kebelakang, aku mendapati Gilgamesh sudah selesai mengenakan pakaiannya dan kami meninggalkan tempat ini.



Aku meraih hpku dari kantung celanaku lalu mematikan perekam suaranya. Ada banyak chat yang masuk dari teman-temanku. Kata mereka, mereka akan menungguku di stand takoyaki.


"Uda makan blon?" tanyaku.

"Belum ..."

"Mau makan?"

"Makan apa?"

"Takoyaki mau? Atau okonomiyaki? Teman-teman gua ada di standnya tuh."

"Makanan murahan rakyat jelata! Ga mau!"


Ih, dasar sultan bejat asu bangsad. Pen bat dah gua tampol ni cowo. Enkidu kaga begini-begini amet kali su!


"Yauda kalau--"

"Tapi karena lu maksa yauda boleh. Sesekali makan makanan rakyat jelata juga gapapa."



Asu lu pirang. Untung ganteng dan saudara suami gua, kalau ga uda gua sikat lu su!


"Mau apa?" tanyaku cetus.

"Enaknya yang mana?"

"Dua-duanya enak sih dan rasanya juga hampir sama. Masa lu ga pernah nyobain sih?"

"Gua sultan, mana level makan makanan kaya gitu! Ini aja gua makan karena lu yang maksa."



MAKSA DARIMANA BAMBANK!!! KAYANYA GUA GA MAKSA DEH!!! OWALAH NGOMONG AMA NI COWO BISA BUAT EMOSI BATIN!!!


"Lu suka apa?" gantian, sekarang Gilgamesh yang tanya.

"Gua sih lebih suka takoyaki, makannya gampang ga ribet."

"Takoyaki aja kalau gitu."

"Toppingnya apa? Kalau gua sih baby octopus."

"Samain aja. Tapi gua ga bawa dompet."

"Gua traktir hari ini, tenang gua juga sultan kok." --walau ya sekaya lu dan karena gua beruntung aja tiba-tiba jadi sultan.




Aku meminta tolong kepada teman-temanku untuk membelikan dua porsi takoyaki dengan topping yang sama.




Jalter
Lah laper buk sampai beli dua?

(Y/n)
Ya engga sih.. ntar deh waktu ketemu lu tau kenapa gua pesen dua.

Bradamante
Pasti satu untuk pak Enkidu.

Jeanne
Wah kalau bener bagus dong! Modusnya cakep!

Cu
Ya lu kapan modusnya ama si Sieg? Ntar diempat Astolfo mpod lu!

Astolfo
Eh mana ada! Gua ama Sieg cuman sahabatan aja!

Billy
Tolpo mulai bergerak. Tiati ditikung.

Mashu
Hei, hentikan! Jangan buat Jeanne merasa sedih!

(Y/n)
Kalian lagi sama-sama kan?

Jalter
Iye kenapa?

Cu
Iya lagi sama-sama.

(Y/n)
Kok ga ngomong langsung sih ke orangnya? Maksudku, kalian kan face to face ga kaya gua. Kenapa harus pake chat?

Billy
Oiaya ya :v

(Y/n)
......


K

ok malah aku bingung sendiri sih sama mereka.



"Teman-temanmu sepertinya menyenangkan ya?"





Melihat ke sampingku, Gilgamesh rupanya sedaritadi melihat layar hpku --artinya dia membaca chatku dengan teman-temanku.

"Ih kepo! Ga sopan!"

"Gua sultan, bebas ngelakuin apa aja."

"Ya ga baca chat orang juga kali! Privasi woe!"


Gilgamesh tak menjawab, hanya menyeringai. Bukankah dia memiliki Enkidu? Ga salah ku denger Romani dan Merlin juga deket tuh dengannya? Dan kata Enkidu, Gilgamesh ada seorang teman lagi yang berasal dari Mesir yang namanya Ozymandias.

Tidak salah kata Enkidu, Ozymandias selalu datang ke festival ini bersama dengan istrinya yang kulupa siapa namanya. Pokoknya ada tari tarinya deh.

Kami akhirnya sampai di stand takoyaki & okonomiyaki dimana disanalah teman-temanku menungguku. Mereka sedang duduk sambil bercanda di sebuah meja.


"Itu mereka, ayo."


Gilgamesh mengikutiku dalam diam. Entahlah, mungkin dia sedang merencanakan untuk mempermalukanku?


"Eh (Y/n) .... dan pak Gilgamesh. Hallo!" sapa Jeanne.


Teman-temanku bangkit berdiri dan memberikan hormat kepada Gilgamesh. Gilgamesh mengangguk kepalanya dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

Aku duduk diantara Mashu dan Gilgamesh. Setidaknya Gil dan Mashu kenal satu sama lainlah karena Romani kan temannya Gilgamesh.

"Ini takoyaki pesananmu," Mashu menyodorkan dua bungkus berisi takoyaki yang masih panas.

"Ini punyamu," aku memberikan satu bungkusan itu kepada Gilgamesh.


Gilgamesh membuka bungkusan itu lalu membulatkan matanya. Mungkin iya deh ini pertama kalinya dia melihat takoyaki.

Kemudian si pirang ini mengambil sebuah tusukan dan menyantap takoyaki yang tadi ku berikan.

Mashu dan yang lainnya melihatku, menanti penjelasan. Aku tersenyum dan memberikan tatapan kalau nanti akan ku jelaskan.

Suasana menjadi hening, mungkin mereka agak segan karena ada Gilgamesh disini. Ya aku bisa sih mengerti mereka, pasti ga enak kalau ada pemilik sekolah plus pembuat onar di sekolah tiba-tiba datang lalu duduk makan bersama bersama-bersama denganmu.

Berbeda dengan kami yang makan perlahan, Gilgamesh makan takoyaki itu dengan cepat dan sepertinya dia terburu-buru. Setelah selesai, dia beranjak dari tempatnya.

"Terima kasih uda traktir, aku kembali dulu. Kalian bersenang-senanglah," Gilgamesh menepuk bahuku lalu pergi meninggalkan kami yang kebingungan.

Aku melihat punggung Gilgamesh yang perlahan menghilang. Dia berjalan dengan santai dan ketika dia berjalan, orang-orang segera menepi dan membiarkannya berjalan --sama seperti pertama kali kami bertemu di sekolah.

Antara takut dengannya dan menghormatinya karena dia sultan, itu yang ada di pikiranku. Orang-orang tak ingin mencari masalah dengannya karena dia bisa menyelesaikan semua masalah dengan uang.

Aku menjelaskan kepada teman-temanku ini tapi tentu bukan cerita yang sebenarnya. Aku harus mengarang sebuah cerita kepada mereka dan untunglah mereka mempercayainya --kecuali Mashu tentu karena dia tahu bagaimana hubunganku dengan Gilgamesh.

----


Aku sampai di rumah pada pukul 11 malam. Yah, sangat larut dan aku juga sudah sangat capek. Enkidu mengirimkan pesan kepadaku kalau dia tidak akan pulang selama dua hari dan akan menginap di rumah orangtuanya karena ingin membantu pekerjaan orangtuanya.

Aku mengizinkannya tentu. Mama juga sudah pernah mengatakannya beberapa hari sebelum festival ini dimulai. Mama bilang kalau Enkidu akan menginap di rumahnya selama 2-3 hari karena festival ini.

Jadi untuk beberapa hari ini aku sendirian di rumah. Mama sih menyarankan untuk meminta teman-temanku menginap di rumahku untuk menemaniku. Ya mau sih tapi takutnya nanti malah ketahuan.


Ping!

Ada pesan masuk dari ... Gilgamesh? Aku menggeser ikon putih yang muncul di layar hpku, menampilkan chat yang dikirimkan Gilgamesh kepadaku.



Gilgamesh
Hey, uda tidur?

(Y/n)
Belum. Kenapa?

Gilgamesh
Terima kasih utk hri ini.

(Y/n)
Sama-sama.

Gilgamesh
Tako-takonya enak, lain kali traktirin lagi ya.

(Y/n)
Kalau kita ketemu, ayo.

Gilgamesh
Di rumah sendiri aja?

(Y/n)
Yep.

Gilgamesh
Kenapa?

(Y/n)
Maksudnya?

Gilgamesh
Kenapa sendirian? Ga ngajak temen?

(Y/n)
Engga deh. Ga mau ngerepotin.



Ni anak kesambet apa ya? Kok tiba-tiba baik sih? Apa modus lagi jangan-jangan?


Gilgamesh
Ga takut sendirian di rumah?

(Y/n)
Lah takut kenapa? Kalau ada pencuri tinggal ku tinju.

Gilgamesh
Yakin? Waktu itu lu gua tinju aja lu pingsan.


Cowo bangsad.

Gilgamesh
Karena gua baik, gua temenin lu deh. Gua kesana sekarang.

(Y/n)
Wait what? Ga perlu!!! Gua ga takut kok! Ntar kalau Enkidu pulang gua bisa mpod!

Gilgamesh
Enkidu uda tidur. Tadi sebelum gua chat elu gua di kamarnya, ngecek dia. Niatnya mau ngajak duel game balap-balapan eh malah tidur dia.

(Y/n)
Yauda lu tidur dong! Uda malem!

Gilgamesh
Ga bisa tidur. Uda jan bnyak bacot, gua ke sana sekarang.

(Y/n)
Ga usah yawla!

Gilgamesh
Lebih milih gua yang nemenin tidur atau Sadako yang nemenin lu tidur?

(Y/n)
Asu lo!

Chat yang panjang sangad.



Duh ntar kalau ketahuan Enkidu mati dah gua! Gimana ni su!! Malah nyebut-nyebut nama setan lagi njer!

End of Reader's POV
.
.
.
Author's Note

Allo dan kembali lagi sama ane~!

Jngan lupa utk memberikan vote dan komen juga memfollow akun ini. Terima kasih~

Diusahakan utk bsa update sesering mungkin agar crita yg ini cepet tamatnya :)

Ad niatan utk buat sequelnya sih :b

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro