Coping 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Countdown to Heaven.

2 jam sebelum perayaan tahun baru.

Secara dramatis, Wada berhasil menyelinap ke kapal incarannya. Ia kemudian diarahkan untuk pergi ke lambung kapal dan menunggu beberapa saat di sana sampai sang kurir datang. Tak berapa lama, bunyi panjang mirip trompet terdengar. Pertanda bahwa kapal yang Wada tumpangi telah menaikkan jangkar dan siap untuk berlayar.

1½ jam sebelum perayaan tahun baru.

Melirik jam analognya, Wada memperkirakan kalau kapal yang ia tumpangi itu sudah berada di tengah laut lepas. Ia melihat ke sekeliling. Merasakan pergerakan kapal yang sepertinya statis; berhenti di tengah laut. HarusnyaHarusnya, orang-orang itu telah sampai, batin Wada.

Sayup-sayu, Wada mendengar suara langkah kaki dari kejauhan. Dua sampai tiga orang berjalan mendekat. Dalam keremangan itu, Wada melihat beberapa wajah familier. Sosok-sosok yang tiap malam selalu menghantui dirinya.

Dari belakang, pria yang tadi mengantar Wada berbisik pada dua orang pendatang tadi. Ia kemudian berbicara dengan bahasa asing pada kedua orang itu. Tak lama kemudian, salah satu dari dua orang tadi menyerahkan bungkusan putih pada Wada. Sebagai gantinya, Wada menyerahkan sebuah amplop tebal pada orang itu.

Pria tadi mengulurkan amplop pemberian Wada pada si pria pengantar. Begitu amplop itu dibuka, si pria tanpa basa-basi merogohkan tangannya ke dalam amplop. Ia mendapatkan segepok uang dan langsung menghitungnya. Setelah dirasa cukup, pria tadi menganggukkan kepalanya pada dua pria pendatang. Setelahnya, Wada dipersilakan pergi.

30 menit sebelum perayaan tahun baru.

Terdengar dentuman keras.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro