Bab 20

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah pembicaraan dari hati ke hati pada saat makan burger, hubungan Jesse dan Amber mulai membaik. Mereka selalu menyempatkan waktu untuk sarapan atau makan bersama dan berusaha mencari kabar masing-masing kala sibuk. Berkirim pesan atau menelepon adalah rutinitas selama beberapa hari belakangan. Hubungan Amber dengan keluarga Jesse pun tidak berubah. Baik sang kakek maupun kedua orang tua Jesse tidak mempermasalahkan soal ancaman Amber pada Jafir. Karena memang tidak ada yang terluka jadi tidak perlu diungkit lagi.

Hal berbeda dirasakan oleh Jafir dan Aria. Mereka mengancam akan membawa masalah ancaman itu ke pengadilan dan Jesse sama sekali tidak gentar. Justru menantang balik sang kakak.

"Kalau kamu ingin aku buka skandal perselingkuhanmu, tuntut saja istriku dan aku pastikan akan merebut perusahaan dari tanganmu!"

"Kamu mengacamku, Jesse? Kamu lebih memilih perempuan kasar itu dari pada kakakkmu sendiri?"

"Jangan dramatis, Kak. Kalau keadaan dibalik pun, kamu akan memilih istrimu dari pada aku. Jangan bawa-bawa hubungan kekeluargaan kita karena memang kita tidak seakrab itu!"

Jafir merasa kalau pernikahan membawa dampak buruk bagi adiknya. Meminta agar orang tuanya menceraikan Jesse dan Ambar tapi permintaannya ditolak karena dianggap tidak masuk akal. Tidak semestinya Jafir ikut campur rumah tangga sang adik.

Di sisi lain, Amber merasa senang karena Jesse lebih mendengarkannya dari pada Jafir. Karena itu ia pun berusaha untuk tetap menjadi istri yang baik. Di hari peluncuran single lagu milik Jesse, ia harus pergi mengurus sesuatu. Restoran milik keluarga Monterva dibakar oleh orang yang tidak dikenal dan ia harus menyelidikinya.

"Aku akan usahakan datang tepat waktu."

"Jangan dipaksa seandainya tidak bisa. Aku mengerti kalau kamu sibuk dan betapa pentingnya pekerjaanmu."

Amber menghelan napas panjang. "Memang penting karena itu restoran keluargaku. Kalau aku bisa menangkap pelakunya, jelas akan aku kuliti hidup-hidup!"

Kegeraman Amber membuat Jesse tanpa sadar bergidik. Ia tidak heran kalau Amber benar-benar akan menguliti di pelaku, dilihat dari sikap istrinya yang marah dan bercampur kesal pastinya yang terucap bukan sekedar ancaman belaka.

"Kamu akan pergi bersama anak buahmu bukan? Maksudku tidak hanya berdua dengan Dimitri?"

"Berdua saja tidak akan cukup. Aku yakin mereka sangat banyak jumlahnya. Meskipun menyatakan diri sudah bubar, tapi dua geng itu dulunya punya anak buah yang banyak."

"Kenapa bisa bubar?"

Amber mengangkat bahu. "Yang satu karena suka ikut campur urusan kami. River yang mengacak-acak dan menghancurkannya. Sedangkan satu lagi, 4

"Laki-laki?"

"Bukaan! Satu lagi itu Mara Geng. Pemimpinnya bernama Mara. Kami curiga ada seseorang yang menggerakkan anak buah Mara untuk membuat kerusuhan tapi siapa orang itu dan apa hubungannya dengan Mara, sampai sekarang belum ada informasi."

Jesse sangat senang istrinya mulai terbuka dengan memberikan sedikit informasi tentang pekerjaannya. Keluarga Monterva sangat berpengaruh, pemilik dari banyak bisnis, serta memimpin banyak anak buah. Pernikahan River dengan Siera yang fenomenal juga menjadi satu peristiwa paling besar di negara ini. Harusnya semua informasi yang terkait dengan pekerjaan mereka sangat rahasia tapi Jesse menghargai sikap istrinya yang mempercayainya.

"Aku menunggumu di kafe, datanglah kalau bisa." Hanya itu yang bisa Jesse katakan untuk Amber sebelum pergi.

Keadaan kafe sudah mulai ramai oleh para fans yang mendapatkan undangan khusus saat Jesse tiba di sana bersama manager serta asistennya. Para awak media memenuhi ruang yang disediakan. Jesse bergegas ke belakang melalui pintu VIP. Seorang penata rambut, penata gaya, serta MUA sudah menunggu. Ia duduk di kursi depan cermin besar dan membiarkan dirinya dirias. Manajer membacakan susunan acara dan ia mendengarkan sambil dirias. Para kru acara sibuk mondar-mandir. Teriakan dari para fans terdengar riuh dan membahana.

Setelah berganti kostum Jesse mengecek ponselnya. Tiga puluh menit lagi acara akan dimulai dan belum ada kabar dari istrinya. Hatinya merasa cemas, takut terjadi sesuatu dengan Amber.

"Sayang, kamu di mana? Jam berapa sampai sini? Acara akan dimulai."

Jesse mengirim pesan dan menunggu jawaban. Bisa jadi Amber tidak akan datang, seharusnya bukan hal besar tetap saja ia berharap. Setidaknya ia tahu kalau Amber baik-baik saja. Tidak bisa ada di sini tidak masalah, asalkan ada kabar.

"Sayangku, selamat untuk single barunya."

Suara feminin membuatnya menegang dan terdiam di kursi. Ia menoleh lalu mencebik tidak senang. "Untuk apa kamu datang, Ivone?"

"Untuk apa? Tentu saja untuk kamu."

Kemunculan Ivone sungguh di luar dugaan. Gadis itu mengecat rambutnya menjadi pirang, memakai gaun pendek hitam berlengan pendek dan menghimpiri Jesse untuk mengecup pipinya. Tapi Jesse berkelit dengan satu pertanyaan heran.

"Siapa yang mengundangmu kemari?"

Ivone mencebik. "Kita sudah kenal lama. Memangnya nggak boleh aku datang untuk mendukungmu?"

"Ivone, kita memang kenal lama tapi seingatku juga aku bilang, nggak perlu lagi berhubungan!"

"Kenapa?"

"Masih tanya kenapa? Harusnya kamu tahu apa alasannya," sergah Jesse jengkel. Sudah lama hubungan mereka berakhir dan sikap Ivone yang masih mengejar-ngejarnya membuat Jesse marah serta risih. Ia banyak mendengar tentang sepak terjang kekasih baru Ivone dan memilih untuk tidak terlibat. "Ivone, pergilah! Aku tidak mau media melihatmu di sini."

Ivone tersenyum, mengusap pundak Jesse dengan berani. "Tidak! Aku akan ada di sini untuk mendukungmu apa pun yang terjadi."

"Pergi!"

"Aku nggak mau dan aku rasa kamu nggak akan berani mengusirku. Kita punya masa lalu yang indah," bisik Ivone sambil mengedipkan sebelah mata. "Hubungan yang terjalin antara kita dengan erat tidak mungkin dipisahkan."

Jesse menggertakkan gigi, marah pada siapa pun orangnya yang sudah mengijinkan Ivone masuk tanpa lebih dulu mengkonfirmasi. Pasti Ivone memberikan sesuatu agar bisa masuk kemari. Gadis itu terbiasa membayar demi apa pun juga. Jesse tidak ingin acaranya berantakan karena Ivone. Justru yang sangat diharapkan kedatangannya adalah sang istri, dan bukan orang lain.

"Aku tidak mengharapkan ada kamu di sini karena bisanya selalu ada masalah. Jangan sampai kamu menganggu acaraku karena aku tidak akan segan mengusirmu secara paksa!"

Peringatan dari Jesse membuat Ivone terkikik tidak peduli. "Aih, kamu sungguh menggemaskan Jesse. Di sini semua mengenalku.Memangnya ada yang berani mengusirku?"

"Aku yang berani!"

Seorang gadis lain muncul dan Jesse makin pening melihatnya, berharap acaranya bisa berjalan tanpa pertikaian tapi kejutan demi kejutan menghantam nya. Salma datang, meskipun pihak manajemen yang mengundang tetap saja Jesse tidak menyukai kehadirannya. Ditambah dengan adanya Ivone. Mereka belum saling mengenal dengan baik tapi sudah terlihat bermusuhan satu sama lain. Salma berpakaian lebih tertutup dengan celana dan blazer putih, meski begitu sikapnya sangat galak terhadap gadis yang sedang merayu Jesse.

"Siapa kamu?" sela Ivone. "Di sini hanya untuk VIP. Aku nggak pernah lihat kamu sebelumnya?"

Salma mengangkat dagu. "Aku adalah produser baru untuk lagi Jesse. Berarti juga VIP. Justru aku yang nggak pernah lihat kamu di sini?"

"Semua orang tahu aku siapa?" Ivone menjentikan jarinya yang lentik. "Karena itu nggak ada yang berani mengusirku. Kamu produser baru? Masih ada kata 'baru' tapi sudah sombong. Ingat, bisa saja akan ada produser lain yang mampu menawarkan hal yang lebih baik untuk Jesse."

"Sembarangan bicara! Kamu itu hanya mantan kekasih Jesse dan bukan siapa-siapa?"

"Wow, kamu tahu siapa aku? Berarti kamu sadar kalau hubungan antara aku dan Jesse sangat istimewa. Saranku, sebagai produser seharusnya kamu tidak ikut campur masalah pribadi artis."

"Jesse juga temanku!" sela Salma. Hatinya panas mendengar perkataan Ivone.

"Hanya teman! Jangan sombong!"

Melihat permusuhan dua gadis di hadapannya, Jesse bertukar pandang dengan asisten serta manajernya. Mereka bergegas menghamnpiri Ivone dan Salma untuk menenangkan keduanya. Acara 10 menit lagi dimulai. Pengarah acara memberikan tanda pada MC untuk ke depan dan naik ke atas panggung. Jesse berdiri di tengah, di antara Salma dan Ivone.

"Ivone, kamu tetap di sini aku nggak masalah tapi aku mohon kamu jaga sikap!"

"Memangnya apa yang salah dengan sikapku?" ucap Ivone keras kepala. "Gadis ini yang tiba-tiba datang dan bersikap sok bossy!"

"Masalahnya adalah sikapmu yang sombong!" teriak Salma. "Aku nggak akan sok bossy kalau kamu bisa diatur. Jelas-jelas Jesse nggak suka kamu di sini. Masih aja nggak mau mikir!"

"Kamu yang nggak mau mikir!"

Jesse merentangkan tangan untuk menghalau terjadinya baku hantam antara dua gadis. Ia pernah mengahadapi situasi yang sama terkait kekerasan serta Ivone. Tidak ingin ada masalah yang terulang karena ini menyangkut masa depannya.

"Diam kalian berdua! Tolong, harga aku. Ini acara penting untukku!"

Ketegangan melanda ruangan saat Jesse berteriak. Salma dan Ivone saling melotot dengan sikap penuh permusuhan. Pengarah acara sudah memberi tanda pada Jesse ke depan. Terdengar riuh tepuk tangan bersamaan dengan datangnya serombongan orang. Berjalan paling depan ada Amber yang memakai jas kulit merah menyala sepanjang paha dengan lengan panjang, dan sepatu but kulit. Diiringi oleh Dimitri dan yang lain. Perhatian orang-orang teralihkan dari pertikaian Jesse dan dua gadis berganti pada kedatangan Amber serta anak buahnya yang semuanya bersenjata.

Jesse mengangkat wajah, senyum lebar muncul di bibirnya.

"Sayangku, kamu datang juga akhirnya!"

Keheningan seketika menyergap orang-orang, saat Jesse tanpa malu menghampiri Amber dan memeluknya. Beragam pertanyaan muncul di kepala mereka tentang siapa perempuan yang dipeluk dan dipuja oleh Jesse. Tidak ada yang pernah mengenal perempuan itu sebelumnya meskipun Salma tentu saja mengenali.

"Kamu menungguku?" tanya Amber.

"Tentu saja! Kamu tamu istimewaku!" ucap Jesse. Melepaskan pelukan, menangkup wajah Amber dan melayangkan kecupan di bibir. Tidak peduli kalau semua orang tercengang karena tindakannya.
.
.
Versi lengkap tersedia di Karyakarsa dan Playbook.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro