Eps 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Keesokan harinya, Yaya sampai duluan kat sekolah. Dia merasa ada yg tidak beres dengan sekolahnya segera menelusuri sekolah.

Karena dia sudah merasa lelah mengelilingi sekolah, dia memutuskan untuk kembali lagi ke kelasnya.

Karena kelas masih sepi, Yaya membersihkan kelasnya.

Di tengah tengah dia bekerja, dia mendengar suara vas bunga terjatuh di luar kelasnya.

Yaya yang berpikir itu hanya kesengajaan satpam atau binatang kecil, hanya mengabaikan dan melanjutkan aktivitasnya.

Hingga akhirnya, Yaya mendengar suara hentakan kaki yang besar. Yaya yang penasaran dengan suara yang mengganggunya keluar dari kelas.

Dia melihat ke kiri dan ke kanan. Dia tidak melihat apa apa. Tetapi memang dia merasakan ada aura yang aneh.

"Yaya?"

Dia melihat ke orang yang memanggilnya. Ialah Gopal.

"Apesal kau tengah tengok sana sini? Ada apa?" tanya Gopal

"Erm, tak da lah Gopal. Jom lah masuk balik ke kelas." jawab Yaya, kembali masuk ke dalam kelas.

Gopal pun tersenyum penuh kemenangan. Dia melihat ke kiri dan kanannya sambil tersenyum sinis. Kemudian masuk ke kelas.

"Er, Yaya. Kau tadi ada dengar suara vas bunga yang pecah tak? Atau suar hentakan kaki?" tanya Gopal

"Apesal kau tanyakan aku hal tu? Kau dengar juga kah?" tanya Yaya balik

"Sangat jelas terdengar tau!"

Ketika mendengar jawaban Gopal, Yaya terdiam. Gopal pun tersenyum.

"Ee, Gopal. Kau tau tak sapa yang jatuhkan vas tuh?" tanya Yaya

Gopal pura pura berpikir. "Eee, tak tau. Aku tak nampak orangnya tadi."

"Yasudah lah kalau macam tuh."

Yaya pun mengambil buku matematik dan mulai belajar.

Gopal yang melihat aktivitas Yaya hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.

Ketika hari sudah mulai petang, Yaya berjalan menelusuri jalan menuju rumah Ying. Yap! Hari nih genk BoBoiBoy -kecuali Ying- memutuskan untuk menjenguk Ying yang masih sakit.

Sesampainya di depan rumah Ying, Yaya mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh ibunya.

Disana semua orang sudah tiba, termasuk Tok Aba dan Ochobot.

"Duduk kat sini, Yaya." Fang menawarkan tempat duduk dekat dirinya. Yaya pun duduk di samping Fang.

"Baik. Semua dah datang. Aku panggil Ying dahulu ya, kejap!"

Ibu Ying pun naik ke lantai kedua. Sejenak keadaan menjadi sepi dan canggung.

"Er, kau datang kemari naik apa Yaya?" tanya BoBoiBoy

"Ah, hanya jalan kaki." jawab Yaya

"Jalan kaki? Tak sakit kah kaki kau?" tanya Gopal

"Tak lah. Lagipun jaraknya juga tak jauh sangat." jawab Yaya

Ibu Ying pun turun, dengan Ying di belakangnya.

"Kawan kawan? Atok? Ochobot? Apesal korang repot repot datang kat mari?" tanya Ying, mengambil tempat duduk dekat sana.

"Tak de apalah. Kitorang cuma nak jenguk kau sekejap je." jawab BoBoiBoy.

"Macamna keadaan kau Ying? Dah sehat kah?" tanya Yaya.

Ying tidak bisa berbohong. Dia masih sakit. Dia masih sakit mendengar suara aneh di telinganya setiap kali dia tengah istirahat. Apalagi sekarang ini, rasanya setiap teman temannya datang, suara itu selalu datang.

"Baik baik sahaja kok, Yaya. Tak payah khawatir. Mungkin ja esok aku boleh sekolah." jawab Ying

"Sekolah? Keadaan kau yang macam sekarang nih kau cakap esok sekolah?" tanya Fang.

"Ying, atok nak cakap sesuatu ngan kau!" potong atok.

Semuanya menjadi menatap serius ke Tok Aba.

"Kau mesti tengah sakit. Jangan bohong!" bentak Atok. Semua yang mendengar tidak percaya bahwa yang berbicara sekarang ini adalah Tok Aba.

"Ee, aku baik baik sahaja lah tok." jawab Ying agak ragu.

Atok melipat kedua tangannya didepan dada. "Baik. Tak pa. Lanjutkan pembicaraan."

Semuanya menjadi menatap satu sama lain. Yaya bertanya kepada kakek yang sudah tua ini. "Atok, kenapa atok bertanya sembari bentak tadi?"

Tok Aba hanya terdiam. Ini membuat Gopal menatap Tok Aba tajam. Tatapan Gopal dibalas dengan tatapan yang tidak kalah tajam dari Tok Aba.

"Selamatkan diri korang sebelum akan kubelasah."

~•~

Keesokan harinya, Ying lagi lagi tidak datang ke sekolah karena ceramah tak jelas dari Fang. Ibu Ying justru mendukung Fang daripada anaknya sendiri.

"Aku tak nak lihat kau esok sekolah! Kalau kau sekolah esok, akan kutarik, kalau boleh kuseret kau sampai balik pulang! Kau tengah sakit! Kau masih belum pulih total! Kau juga tidak berobat ke dokter! Mestilah sakitnya bakalan lama sembuh! Kalau kau tetap keras kepala juga, aku tak segan segan guna kuasa! Cuba cubalah! Aku tak tipu tau! Nih juga demi kebaikan kau, Ying!"

"SETUJUUU!" teriak semua orang kecuali Ying.

Ying menyesal karena tidak ada yang mendukungnya semalam. Tapi itu tidak apa. Itu tandanya masih ada yang perhatian dengannya.

Dia juga agak curiga dengan suara yang semakin lama tidak terdengar di telinganya. Biasanya setiap dia bangun pagi, suara itu selalu mengganggunya. Tetapi kali ini tidak ada. Tetapi itu lebih baik.

Dia pun duduk di tempat tidurnya. Dia memikirkan canda tawa mereka semalam bersama teman temannya. Ying tersenyum memikirkan kejadian lucu yang mereka alami semalaman.

Tetapi senyuman Ying memudar ketika mengingat bentakan Atok kepadanya. Biasanya Atok Aba tidak pernah membentak orang kecuali dengan BoBoiBoy.

Pikirannya sudah melenceng sehingga dia harus segera menghentikan hayalannya. Dia pun beraktivitas layaknya anak liburan.

Tidak ada perkembangan dalam beberapa hari ini.

Ying pun juga mulai bersekolah di hari kelima sakitnya. Fang pun berceramah dan berpidato layaknya pasangan calon yang ingin mendapatkan banyak pendukung dari pidato yang belum tentu dilaksanakan itu.

"Esok Ying, kau dah boleh sekolah. Kau kena pakai seragam sekolah, jangan lupa rapikan rambut kau! Pakai sepatu dan jangan lupa bawa botol air. Sebelum pergi jangan lupa minum obat! Patuhi nasihat ibu kau! Jangan sesekali melawan, ntar dikutuk kau jadi batu akik lepastu dijual! Rasakan situ! Ingat! Jangan tidur kemalaman! Jangan bangun kesiangan! Jangan malas mandi!"

"Fang yang cerewet~"

Sehari setelah kedatangan Ying ke sekolah, terjadi lagi kasus pembunuhan sadis.

Terjadi pembunuhan kembali di kelas VII-B, kepala sekolah belum memberikan komentar.

Pembunuhan kali ini dilakukan secara sadis di kelas VII-B dengan korban perempuan berinisial (GAJAH) dengan bekas luka tusukan di bagian perut, kepala yang terbelah hingga bagian anggota tubuh misalnya kaki dan tangan hilang.

Peristiwa ini pertama kali dilihat oleh teman korban (SAPI). Teman korban meninggalkan korban pada saat keadaan kelas sedang sepi. Ketika teman korban kembali, dia melihat temannya sudah tergeletak kehilangan nyawa.

Kepala sekolah belum menindaklanjuti kasus ini. Tidak terdapat bukti selain cctv di sudut ruangan tersebut.

Pihak sekolah berharap, agar pelaku yang membunuh segera ditemukan. Agar tidak terjadi korban yang lebih banyak lagi berjatuhan.

Sejenak Genk BoBoiBoy terdiam ketika selesai membaca berita tersebut di koran sekolah.

"Jadi, macemana dengan kasus yang satu ini? Semakin lama semakin banyak yang mengalami kematian! Ini tak boleh dibiarkan!" ucap Yaya

"Ha'ah! Kita kena hentikan ini semua sebelum terlambat!" lanjut Ying

"Jangan!"

Semuanya menoleh ke Gopal. "Jangan! Jangan hentikan! Jangan dihentikan!"

"Apesal jangan dihentikan? Memang kau kah yang buat pembunuhan tuh?" tanya BoBoiBoy.

"Eh? Bukan!! Maksudku, jangan dihentikan. Kita serahkan sahaja kasus ini ke polisi!" jawab Gopal agak panik. Hal ini membuat Genk BoBoiBoy -kecuali Gopal- bingung melihat tingkahnya.

"Biar bagaimana pun, dalam hal ni kita kena turun tangan! Kita tidak bisa diam sahaja menunggu ajal teman teman kita! Para polisi mesti butuh bantuan para superhero kan?" kata BoBoiBoy

"Hm! Setujuu!" teriak Ying

"Jangann!" teriak Gopal, tetapi teriakan Gopal diabaikan oleh teman temannya yang mulai merencakan sesuatu untuk menangkap pelakunya.

"Tak boleh jadi nih! Aku tak boleh halau teman temanku untuk hentikan nih! Aku kena lakukan hal nih sendiri dan sekarang. Kalau tak sekarang kapan lagi? Sampai aku ketahuan?" gumam Gopal.

Siapa yang Anda curigakan?

💀_____________________________💀

Saatnya bersambung!

Sorry ya for the long update!
Nih belakangan ni Papah sibuk banyak kerja di kantor(?)

Okay! See you next episod!

💀_____________________________💀

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro