Hana no Namida

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ditulis ulang dari dongeng Eropa, oleh Hans Christian Andersen dengan judul Edelweiss, dengan beberapa perubahan pada deskripsi, alur, dan tokoh.

---

Fajar tengah menyingsing, memberikan sedikit sapuan keemasan pada salju nan beku kala Kaito, seorang pemburu mudah tengah terengah kelelahan. Telah sekian lama dirinya mendaki gunung tinggi itu, dan tempat tujuannya adalah puncak gunung dengan salju abadi itu.

Tiap jejakan sepatu boots-nya memecah butiran es nan beku. Langkahnya membawanya pada satu tujuan, yang menurut kabar burung merupakan sebuah istana Ratu Salju.

Tahukah kau akan kabar burung itu?

Ratu Salju.

Menurut legenda, adalah wanita tercantik yang tinggal di puncak tertinggi pegunungan dengan es abadi. Rumahnya merupakan istana es dengan pilar-pilar beku yang berpilin laksana aliran sungai yang mengeras. Kandilnya terbuat dari kristal es murni, memancarkan pantulan cahaya dalam spektrum tiada tara.

Dan ukiran di dindingnya?

Jangan ditanya lagi, keindahannya tak dapat disaingi oleh seniman manapun.

Legenda berlanjut, dengan deskripsi tentang sang Ratu.

Sekujur tubuhnya terbuat dari es murni, rambutnya merupakan helaian embun beku yang kilauannya lebih menyilaukan dari berlian manapun. Lekuk wajahnya laksana diukir oleh campuran tangan seluruh penatah es terbaik. Barang siapa yang melihatnya, niscaya akan terpana dan jatuh cinta padanya.

Ya. Siapapun, pemburu, pengelana, kaisar, sultan, tanpa memandang takhta dan kedudukannya, akan terdiam, memandangi mahakarya terindah di semesta tersebut, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menyatakan cintanya pada Sang Ratu Salju.

Namun sayang seribu sayang, Ratu Salju tidak boleh menikahi manusia biasa. Para pengawal bongkahan es beku akan muncul dari celah-celah istana, dan mendorong siapapun yang berani menyatakan cinta pada ratu mereka. Hingga orang itu jatuh, lenyap kedalam kegelapan jurang yang seolah tak berkesudahan.

Dan tahukah kamu, apa yang dilakukan Ratu Salju melihat kejadian tersebut?

Dia hanya akan duduk diam di takhtanya dengan keanggunan tak terbantahkan. Menyaksikan semua kejadian itu tanpa terbersit perasaan apapun dalam hati maupun mimiknya.

Ya, hati Ratu Salju terbuat dari es beku dan tak bisa merasakan apapun.

Berita tersebutlah yang membawa banyak pria pemberani berusaha mendaki gunung beku itu, untuk menyaksikan secara langsung kecantikan Sang Ratu.

Termasuk pemburu muda kita kali ini. Berhari-hari Kaito mendaki pegunungan itu hingga akhirnya langkahnya telah mencapai istana Ratu Salju. Suara ketukan boots-nya bergema di lantai es, terpantul pada pilar bergerigi. Hingga tibalah dia di hadapan Ratu Salju.

Kecantikkan wanita itu membuatnya terperangah. Kaito tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia membungkuk, dan memberikan hormat pada sosok nan agung itu. Bersimpuh, menyadari betapa hinanya dirinya dihapan kecantikan tak terkira itu.

Mata bening Ratu Salju menatapnya, keduanya sama-sama terdiam.

Lama, kesunyian menelan keduanya. Berhari-hari si Pemburu hanya diam, membungkuk di hadapan Ratu Salju. Perlahan, Ratu Salju menjadi kian tertarik pada sosok di hapannya itu yang hanya diam, tak seperti orang kebanyakan yang akan langsung menyatakan cinta mereka padanya.

Ratu Salju menikmati saat-saat itu, dirinya merasa tak perlu memanggil para pengawalnya.

Hanya diam, berdua, di ruangan luas beku nan sunyi itu.

Namun, kesunyian berhari-hari itu, niscayalah membuat para pengawal curiga. Mereka mulai merasakan sesuatu terjadi pada ratu mereka.

Hati sang Ratu mulai menghangat.

Itu hal tabu. Seorang Ratu Salju tidaklah boleh menikah dengan manusia. Itu hukum wajib baginya, dan para pengawalnya.

Maka, tanpa menunggu komando, para pengawal langsung mendorong si Pemburu hingga jatuh ke dasar gunung.

Sebuah perasaan asing menyusup masuk ke hati Ratu Salju.

Sekonyong-konyong, kecemerlangan istana mulai memudar. Langit biru yang mengintip disela-sela es istana berubah menjadi kelabu.

Dan sesuatu yang hangat mulai meleleh di pipinya.

Setetes air mata.

Untuk pertama kalinya, dia menangis.

Air mata tersebut mengalir jatuh ke es, dan dari situ, mekarlah bunga-bunga putih nan indah.

Dan hingga kini, bunga itu tumbuh menggerumbul di antara salju nan beku di pegunungan tersebut.

Sebagai bukti cinta,

Sang Ratu Salju, IA.

Dan si Pemburu, Kaito.

---

Ini ambigu banget, astaga. Gomen, ne :"3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro