Say "I Love You" (modern) [Gaara x Reader]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author POV

^di sebuah taman^

Seorang anak laki-laki berambut merah sedang duduk dan bermain pasir di bak pasir sendirian. Lalu seorang anak perempuan berambut [hair color] mendekati anak laki-laki itu.

"hai, kenapa kau sendiri?" tanya anak perempuan itu.

Anak laki-laki berambut merah melihat sekilas anak perempuan itu lalu kembali melanjutkan aktifitasnya tadi. Anak perempuan itu diam tak tau mau berbicara apa. Tiba-tiba terdengar bisikan 2 ibu-ibu yang melewati dan berhenti sejenak di dekat situ.

"hei, diakan anak terkutuk itu."

"benarkah?"

"iya, aku dengar saat ibunya selalu sakit-sakitan sampai tak bisa bangun dari tempat tidurnya saat mengandung dia. Ibunya mati di tepat setelah melahirkan dia."

"kasian sekali."

"bahkan aku mendengar juga ia pernah merusakkan bonekanya sendiri tanpa sebab!"

"astaga..."

Anak laki-laki berambut merah itu tertunduk dan bedannya bergetar kecil sampai tidak tau anak perempuan yang di sampingnya sedang melihat ke arahnya.

"karena itu kita harus menarik anak kita dari anak itu."

"iya aku setuju."

Ibu-ibu itu lalu berjalan pergi meninggalkan mereka. Anak perempuan itu berputar lalu berlari meninggalkan anak laki-laki berambut merah yang sedang melihat pungung anak perempuan itu dengan tatapan sedih. Lalu anak laki-laki itu kembali melanjutkan aktifitasnya tadi.

Setelah beberapa menit terdengar langkah kaki kecil yang mendekati anak laki-laki tadi yang masih tetap setia di tempatnya tadi. Anak laki-laki itu ingin melihat siapa yang datang, ia kaget melihat boneka kayu kecil dan anak perempuan tadi sedikit memiringkan kepalanya lalu tersenyum.

"ambilah, ini untukmu."

Anak laki-laki itu melihat anak perempuan itu bingung.

"bonekamu rusak bukan? Kalau kau bermain dengan boneka ini tidak akan cepat rusak." Kata anak perempuan itu sambil tersenyum lebar.

Anak laki-laki itu mengambil boneka kayu di depannya pelan dan melihatnya sejenak.

"oh iya, namamu siapa? Namaku [Y/N] [L/N]." Kata anak perempuan itu sambil tersenyum lagi.

"Gaara." Kata anak laki-laki itu pelan.

[Y/N] tersenyum senang lalu ia duduk berhadapan dengan Gaara.

.

.

.

Beberapa tahun kemudian

.

"oi [Y/N]! Jangan melamun, nanti kesambet." Kata [BF/N] sambil melambai-lambaikan tangannya ke depan wajahmu.

"iya-iya, eh? Sudah istirahat?" tanyamu kaget.

"dasar, [Y/N]-[Y/N]. Kau pati juga tidak tau ya tadi banyak yang berbisik-bisik mengenai murid-murid baru itu?" tanya [BF/N] sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"tidak hehehehe.... karena sudah istirahat waktunya makan!" serumu sambil bangkit berdiri.

"pergilah dulu, aku akan menyusul." Kata [BF/N] sambil berdiri juga.

Kau mengangguk sebegai jawaban lalu kau langsung berjalan ke luar kelas dengan perut yang sudah merengek minta diberi makan. Tapi sialnya saat kau melewati ruang guru, ada guru yang memintamu membawa buku ke perpustakaan yang berada di ujung lantai itu. Mau tak mau kau harus mengangkat buku itu sen-di-ri-an. Apalagi tumpukan buku itu terlalu tinggi sampai-sampai kau tak bisa melihat ke depan.

Bruk!

Your POV

Ah... hari ini sial sekali... udah laper banget lagi.

"maaf!" seru anak laki-laki yang tadi menubrukku.

"hoi! Jangan di injak!"

"maaf-maaf!" katanya sambil berlari pergi.

Pergi gitu aja, di bantuin gitu kek? Huh.. kenapa juga aku yang di suruh?

"[Y/N]!!!" teriak [BF/N] histeris sambil berlari ke sini.

"apa yang terjadi?!" tanya [BF/N] saat sudah di dekatku.

"suaramu terlalu keras [BF/N]." kataku sambil memunguti satu persatu buku yang tadi jatuh.

"maaf-maaf, buku-buku ini mau di bawa ke mana?" tanya [BF/N] sambil membantu memunguti buku-buku yang tersebar.

"perpus." Jawabku singkat sambil membawa setengah buku-buku yang terjatuh tadi.

"baiklah, setelah itu kita ke kantin yuk."

"pastinya! Perutku sudah sangat kelaparan!" seruku sambil mulai berjalan.

[BF/N] hanya terkekeh melihat sikapku ini.

Author POV

^tak jauh dari TKP^

"itu tadi [Y/N]?" tanya laki-laki berambut hitam.

"yup, itu pasti [Y/N]." Kata perempuan berambut pirang sambil melihat laki-laki berambut merah yang melihat cewek-cewek yang lewat di depan kelasnya.

.

Your POV

Akhirnya aku dan [BF/N] sudah sampai di kantin, sudah memesan makanan dan makanan yang kami pesan juga sudah datang. Inilah namanya surga bagi orang lapar yang diberi tugas dadakan.

"itadakimasu!" seruku riang.

"sepertinya kau benar-benar lapar ya.."

"sangat!" seruku setelah menelan satu suapan makananku.

"oh iya, apa kau mau tahu soal murid baru itu?" tanya [BF/N] sambil sedikit mencodongkan tubuhnya ke arahku.

Aku hanya diam sambil melihatnya, mempersilahkan sisi ratu gosipnya muncul.

"Aku dengar-dengar mereka 3 bersaudara, tetapi mereka tidak begitu mirip. 2 cowok dan 1 cewek. Warna rambut ceweknya berwarna kuning. Cowoknya ada yang berwarna hitam dan merah." Jelas [BF/N].

Aku memperhentikan kegiatan makanku sejenak. "apa dia bawa gunting?" tanyaku.

"sepertinya tidak, kenapa?"

"kalau dia membawa gunting berarti Ak*sh* ada di cerita ini." Kataku dengan tangan yang menirukan gunting.

Pluk.

Tangan [BF/N] tepat mendarat di tengah kepalaku dan aku mengeluarkan lidahku sambil tersenyum jail.

"kau salah cerita kalau begitu." Katannya sambil kembali duduk, sedangkan aku hanya terkekeh geli mendengarnya.

"kalau tak salah juga nih, namanya ada yang Kankuro, Temari dan Gara." Kata [BF/N] dengan gaya berpikir.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

#flasback On

Aku berlari menuju taman dengan tergesa-gesa. Sesampainya aku di taman aku menemukan orang yang aku cari.

"Gaara!" panggilku yang hanya di balas dengan tatapan datarnya.

"besok aku akan pindah ke luar kota..."

Dia tak berbalik.

"kau marah?" tanyaku hati-hati.

Ia tak menjawab.

"besok pagi aku akan berangkat..."

Ia tetap tak menjawab. Melihatku pun tidak.

"en... kalau begitu... aku pergi dulu ya... oka-chan menyuruhku membantunya..."

Dia tetap tak bergeming.

"sampai ketemu besok pagi..." kataku yang tidak di respon apa-apa.

Aku berbalik dan meningalkannya. Keesokan harinya ia tak datang sampai aku benar-benar pergi... ia tak datang.

#flasback Off

Aku menghembukan nafas pelan.

"ada apa?" tanya [BF/N].

"kau ingat mengenai teman masa kecilku?" tanyaku balik.

"oh yang tidak kau sebutkan namanya itu? Ngomong-ngomong siapa namanya?" tanya [BF/N] lagi.

"kepo." Kataku sambil berdiri.

"loh sudah selesai?" tanya [BF/N] kaget.

"udah dong. Balik yuk, kamu juga udah selesai makan bukan?" tanyaku sambil berdiri dan keluar dari meja itu.

"oke." Kata [BF/N] sambil mengikutiku dari belakang.

Saat perjalanan kami ke kelas kami berbincang-bincang dengan random topik. Tiba-tiba saja ada senpai yang di kagumi oleh [BF/N] hampir menabrak kami.

"oh maaf." Kata [random name] senpai.

"oh... en... i-iya nggak apa-apa kok senpai..." kata [BF/N] salting.

"syukurlah, kalau begitu. Aku permisi ya." Kata [random name] senpai sambil tersenyum.

Aku dan [BF/N] sidikit menyingkir, membiarkan dia untuk lewat. Setelah [random name] senpai pergi [BF/N] masih terpesona dengannya.

"cieee yang suka ama [random name] senpai..." ejekku.

"bu-bukan suka! Hanya kagum!" cegatnya.

"sama aja keles." Kataku sambil memajukan bibirku dan mataku melihatnya.

Tiba-tiba aku melihatnya dengan senyuman sinis.

"apa?"

Gaara POV

Aku dan Kankuro di paksa Temari menemanyinya ke kantin. Kenapa tidak dari tadi saja?

Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang menuju ke sini. Lama-lama terlihatlah [Y/N] yang sedang berlari ke arah sini dan bersembunyi di belakang pungungku. Aku hanya melihatnya bingung. Bahkan ia memegang sisi salah satu bahuku dan mengintip dari belakang.

"[Y/N]!!!!!!" sekarang terlihat teman [Y/N] berlari ke sini dengan wajah memerah.

Apa yang sedang terjadi?

"huh? Kalian murid-murid baru yang dibicarakan itu bukan?" tanya temannya bingung setelah berhenti beberapa langkah di depan kami.

"kami memang murid baru sih..." kata Kankuro sambil mengaruk-garuk kepalanya.

"oh iya, namaku Temari, sebelahku Kankuro dan di sebelahnya lagi Gara." Kata Temari sambil memeperkenakan dirinya, Kankuro dan aku.

"hai." Sapa Kankuro.

Aku hanya menunduk sedikit.

"oh... hai..."

"hei, nanti [random name] senpai cemburu loh..." kata [Y/N] jail di belakang pungungku.

Wajah temannya memerah. "[Y/N]!!!!!!"

Mereka mulai kejar-kejaran lagi.

"sepertinya dia tak begitu membencimu." Kata Temari di sebelahku.

"ya... cepatlah, nanti bel akan berbunyi." Kataku sambil memebalikkan badan dan mulai berjalan.

Syukurlah [Y/N] tak membenciku, mungkin aku harus meminta maaf ke [Y/N] karena saat itu.

#flasback On

"Gaara!" panggilnya yang hanyaku balas dengan melihatnya.

"besok aku akan pindah ke luar kota..."

Aku berbalik menahan air mata yang tiba-tiba ingin turun.

"kau marah?"

Air mataku sudah turun.

"besok pagi aku akan berangkat..."

Aku tak bisa menjawab, entah rasanya aku tak ingin ia melihat aku yang seperti ini.

"en... kalau begitu... aku pergi dulu ya... oka-chan menyuruhku membantunya..."

Tidak! Kumohon jangan pergi!

"sampai ketemu besok pagi..."

Terdengar langkah kaki yang pergi menjauh. Aku hanya bisa diam sambil terus-menerus mengeluarkan air mata.

"anata wa baka desu. Seharusnya kau jujur saja kepadanya."

Aku berbalik dan melihat Temari yang bedecak pingang.

"besok adalah kesempatan terahirmu. kita tak akan tau kapan kau bisa bertemu dengannya lagi bukan?" tanya Temari kesal.

Aku hanya bisa menunduk lemas.

Kesokan harinya aku bangun terlambat dan langsung buru-buru berlari ke rumah [Y/N]. Tetapi aku terlambat... mobilnya sudah menjauh.

"kalau sudah seperti ini, kau hanya perlu menunggu keajaiban." Kata Temari yang ternyata sudah ada di sampingku.

#flasback Off.

Dan sekarang aku sudah menerima keajaiban itu. Senang bertemu denganmu lagi [Y/N].

.

^saat pulangnya^

Terlihat suasana suram dari luar sekolah. Salah maksudnya ujan deng... (XD)

Your POV

Hujan... ya.....

Aku mengulurkan tanganku dan aku dapat merasakan air hujan di tanganku.

Huh... [BF/N] ada klub... jadinya aku harus pulang sendiri....

Yosh!

Aku bersiap menerjang badai (azek XD) dengan tasku di atas kepala. Baru saja aku ingin berlari, ada yang memegang tanganku. Saat aku berbalik, ternyata itu Gaara dengan wajah datarnya.

"ambilah, kau bisa terkena flu." Katanya sambil menyodorkan payung lipat berwarna merah.

"terimakasih..." kataku masih sedikit bengong.

Terlihat dia tersenyum kecil ke arahku lalu berjalan menuju Kankuro.

Apa ini mimpi? Ia tak marah? Bolehkah aku berlari dan berteriak sekencang-kencangnya? Eh... tapi nanti kalau aku terpeleset bagaimana? Aku masih memakai rok sekolah, apalagi dia bilang nanti aku bisa terkena flu.

Aku tersenyum sebentar lalu membuka payung merah pemberian Gara dan memakainya. Aku mengikuti Gaara dari belakang lalu berbelok dengan arah yang berlawanan saat sudah di luar gerbang sekolah.

Author POV

Terlihat mobil melaju kencang di samping Gaara dan saudara-saudaranya.

Tin!! Tin!!!!!

CIIIT...

Gaara, Kankuro dan Temari langsung menoleh ke belakang. Terlihat mobil yang sedikit berbelok ke kiri dan payung merah yang jatuh di dekat mobil itu.

"([Y/N]!)" pikir Gaara dan langsung berlari ke depan mobil.

Terlihat [Y/N] sedang duduk di tanah dan lama-lama terlihatlah anak laki-laki yang ternayata di lindungi [Y/N].

"tadi hampir saja. Lain kali kau tidak boleh menyebrang tanpa melihat kiri-kananmu dulu." Kata [Y/N] sambil menyubit kedua pipi anak laki-laki itu.

"maaf! Maafkan aku!" jerit anak laki-laki itu kesakitan.

"baiklah ayo kita pulang." Kata [Y/N] sambil berbalik.

Anak laki-laki itu menaiki pungung [Y/N] setelah itu [Y/N] menggendong anak laki-laki itu sambil berdiri. Tiba-tiba saja [Y/N] tidak merasakan air hujan di sekelilingnya. Saat [Y/N] melihat ke atas terlihat Gaara sedang memayungi [Y/N].

"oh... en... hai..." entah mengapa [Y/N] menjadi sedikit takut dengan Gaara.

Gaara hanya memandang [Y/N] dengan tatapan yang terlihat sedih.

"maaf..."

"akan aku antarkan kau. Temari, Kankuro, kalian pulang saja." Kata Gaara.

"baiklah, hati-hati ya." Kata Temari sambil berbalik.

"ok." Jawab Kankuro lalu mengekori Temari.

.

"ini rumahmu?"

"bukan, ini rumah Hikaru." Jawab [Y/N] lalu tanpa aba-aba Hikaru mengetuk pintu rumahnya.

Tok tok tok...

"iya, sebentar..."

Terlihat ibu muda yang membukakan pintu.

"ara... [Y/N]-chan, ada apa? Kenapa kalian basah seperti itu?" tanya ibu muda itu.

"hanya... mengalami sedikit kecelakaan?" kata [Y/N] ragu sambil melihat kearah Hikaru yang ternyata Hkaru juga melihat ke arah [Y/N] lalu terkekeh kecil sedangkan Gara yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pasrah.

"en? Sepertinya aku mengerti. Masuklah, pakaian kalian berdua basah, kalian bisa sakit kalau lama-lama terkena angin dengan pakaian basah." Kata ibu muda itu sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"haiiii" kata [Y/N] dan Hikaru bersamaan sambil mengekori ibu muda itu.

Gaara juga mengikuti dari belakang, tetapi ia menutup payungnya terlebih dahulu setelah itu baru ia masuk. Sesampainya di dalam [Y/N] duduk di salah satu kursi di dekat meja makan.

"nih, handuk untukmu." Kata ibu muda itu sambil menyerahkan 2 handuk untuk [Y/N].

"ah arigatou." Kata [Y/N] sambil menerima handuk yang di berikan ibu muda itu.

"douta shimasu." Kata ibu muda itu sambil tersenyum lalu melihat ke arah Gaara,

"en? Jadi kau teman [Y/N] ya?" tanya ibu muda itu.

"hai, watashi wa Gaara desu. Yoroshiku."

"watashi wa Ai Koyuka desu. Yoroshiku. Jadi... kau benar-benar hanya temannya [Y/N]?" tanya Ai sambil lebih mendekati Gara.

"en, teman masa kecilnya."

"benar kau hanya teman masa kecilnya?" tanya ibu muda itu sambil lebih mendekatkan wajahnya ke wajah Gaara

"en.... begitulah..." kata Gara sambil sedikit memundurkan kepalanya.

"ai-nee, aku mencium bau tak enak." Kata [Y/N] datar.

"ieeee!!! Makasakanku!!!!" Ai langsung berlari ke dapur.

[Y/N] hanya terkekeh geli melihatnya. Hikaru berjalan ke arah [Y/N] dan duduk di pangkuannya dengan memunggungi [Y/N].

"ada apa?"

"bisakah aku meminta tolong?" tanya Hikaru sambil melihat ke [Y/N].

"tentu saja." Kata [Y/N] yang langsung mengeringkan rambut Hikaru dengan handuk.

Gaara berjalan ke kelakang [Y/N] dan mengeringkan rambut [Y/N] dengan handuk yang sebelumnya hanya di taruh di atas kepala [Y/N] sambil berdiri. [Y/N] melihat ke arah Gaara bingung.

"rambutmu juga perlu di keringkan agar kau tak masuk angin." Kata Gaara datar tanpa memberhentikan kegiatannya.

[Y/N] hanya tersenyum ke arah Gaara. Saat [Y/N] kembali melihat ke depan terlihat semburat merah muncul di pipi Gaara. Mereka ber-empat menikmati makan malan yang sudah di sediakan Ai, walaupun awalnya Gaara menolaknya akhirnya ia makan juga.

.

Skip... karena rasanya ini sudah terlalu banyak....

.

([author note]: anggap saja dalam cerita ini kau ultah pas pertengahan ampe akhir bulan Januari.)

Your POV

Kau merasakan kecupan lembut di salah satu pipimu.

"selamat pagi sayang, selamat ulang tahun." Kata seseorang yang mengecup pipimu dengan suara lembut.

Ternyata itu kaa-san. (jangan-jangan ada yang mikir Gaara yang cium dalam mimpi ya? hayo ngaku XD)

"ohayou kaa-san. Arigatou." Kataku sambil mengambil posisi duduk di kasurku.

"bersiaplah untuk ke sekolah, kaa-san sudah siapkan masakan spesial untukmu pagi ini." Kata kaa-san sambil berjalan keluar kamarku.

"hai, arigatou kaa-san." Kataku lalu di balas senyum lembut kaa-san.

Aku berdiri lalu berjalan ke kamar mandi mandi dan memepersiapkan segalanya untuk hari ini. Setelah aku sudah memakai seragam aku berjalan turun ke ruang makan. Ternyata sesampainya aku di ruang makan kaa-san dan tou-san sudah duduk menungguku. Tak lupa [favorite food] sudah tersedia di atas meja.

"ohayou, maaf aku terlalu lama. Ittadakimasu." Kataku sambil menaruh tasku di salah satu kursi dan duduk di sebelah kursi itu lalu mulai menyantap makanan yang ada di depanku.

"kau tidak terlalu lama kok." Kata kaa-san sambil tersenyum.

"iya, sepertinya kami yang bangunnya terlalu pagi." Kata tou-san sambil tersenyum.

"hei-hei kau tau [Y/N]-chan, hari ini tou-san bangunnya pagi loh bahkan tou-san membantu kaa-san menyiapkan sarapan untukmu pagi ini." Kata kaa-san yang terlihat berbisik tetapi suaranya tidak terlihat begitu.

"benarkah? Kenapa tidak setiap hari saja?" tanyaku jail.

"en? Akan ada imbalannya tidak? Mirip seperti kau waktu kecil?" tanya tou-san jail juga.

"en... kecupan di pipi." Jawabku asal.

"kalau sekarang dapat tidak?"

"tidak karena hari ini hari spesialku."

Kami bertiga tertawa bersama.

"ittekimasu!" seruku setelah memakai sepatu.

"itterasai, hati-hati ya." Kata kaa-san sambil melambai.

"belajar yang rajin." Kata tousan sambil berdecak pingang.

"hai..." kataku malas.

.

.

^di sekolah^

"[Y/N]! Ohayou." Panggil [BF/N] saat kami tak sengaja bertemu di gerbang sekolah.

"ohayou, [BF/N]." Sapaku.

"tanjoubi omedeto gozaimasu." Kata [BF/N] sambil memberikan kantung yang di bungkus kertas kado.

"arigatou!" seruku senang sambil menerima kantung itu dan tersenyum senang.

"ayo kita masuk. Tinggal beberapa menit lagi bel." Kata [BF/N] sambil menarikku ke dalam sekolah.

"huh? Padahal belum ada 10 menit lagi bel loh..."

"aku belom bikin pr!!!"

"hah? Kebiasaan burukmu muncul deh... padahal akhir-akhir ini bisa di atasi. Eh malah muncul lagi." Kataku sambil membuka loker sepatuku.

"hehehe... maaf-maaf..."

Aku diam melihat isi loker sepatuku. Terlihat [favorite cake/cookie] di bungkus rapi dengan pita [favorite color]. Aku mengambil bungkus kue itu dan terlihat sesuatu yang membuatku terkekeh geli. [BF/N] yang baru saja melihat itu juga ikut terkekeh geli.

.

Aku berjalan menuju kelas Gaara. Dari mana aku tau? Tentu saja bertanya. Terlihat Gaara yang sedang melamun melihat ke luar jendela, Temari sedang mendengarkan musik sambil memejamkan mata dan Kankuro sedang membuat pr. Saat aku sudah di dekat meja Gaara, ia menoleh ke arahku. Ternyata ia menyadariku.

"Gaara, terimaksih atas hadiahnya. Ternyata kau tidak lupa, padahal itu sudah sangat lama sekali loh...-" kataku sambil tersenyum senang.

Terlihat Gara tersenyum saaangat tipis.

"-tetapi kau tidak boleh melupakan hal penting loh..." kataku sambil menempelkan kertas di dahinya.

Temari dan Kankuro yang ternyata dari tadi melihat sudah histeris. Gaara mulai mengambil kertas yang aku tempel di dahinya. Saat ia lihat ternyata sebuah struk pembelian. Aku hampir tertawa melihat wajah Gaara yang seperti itu.

"sebenarnya itu tak masalah untukku, tetapi lebih baik lain kali kau memeriksanya terlebih dahulu sebelum memberikan kepada orang lain. Aku pergi ke kelasku dulu ya." Kataku sambil berjalan menjauh.

(akan di singkat karena authornya tak tau percakapan apa lagi yang akan terjadi. Kalau tak suka, imajinasikan saja sejenak. Gitu aja kog repot -3-)

saat Valentine aku membuatkan coklat untuk Gaara karena balasan untuk hadiah ulang tahunku. Karena tau tak tau coklat kesukaannya dan tak tau ia menyukai coklat atau tidak aku membuat coklat dengan isi kacang, ada yang berisi potongan chery dan coklat marsmelow. Tak lupa aku juga membuat coklat untuk Temari, Kankuro, ayah dan tentu saja [BF/N] yang sudah berlangsung dari bertahun-tahun lalu.

Saat white day, Gaara memberikan kalung berbentuk [favorite shape] dengan warna hampir transparant. Yang spesial dari hari itu, Gaara langsung memberikan dan membantuku mengenakan kalung di saaat itu juga. Dan kalau tak salah Gaara membisikkan kata "daisuki" di telingaku tetapi saat aku berbalik ia sudah berjalan pergi. Ah, biarkan saja aku sangat bahagia untuk hari ini, aku tak peduli kalau itu hanya imajinasiku.

(silahkan kalian tersenyum ataupun histeris kayak orang gila, tapi pastikan tak ada orang di sekelilingmu. Sepertinya saya sendiri juga pengen hidteris >/////<)

Author POV

^di rumah Gara.^

"sepertinya kau sudah lebih dekat dengan [Y/N] ya." Kata Temari jail.

"ha-hanya memperbaiki ikatan saat kecil. Itu saja!" kata Gaara sambil memalingkan wajahnya dan melipat tangannya di depan dada.

"hei, kau tak perlu berbohong dengan kami." Kata Kankuro yang juga ikut menjaili Gaara.

"sudahlah. Aku akan ke kamar sekarang." Kata Gaara sambil berbalik.

Temari dan Kankuro saling melihat satu sama lain lalu terkekeh.

"uhuk-uhuk!"

Prang!

Terlihat bercak darah dan piring yang sudah pecah. Gaara langsung jatuh seketika.

"GAARA!"

.

(yang lagi mendengarkan lagu melow pasti hatimu sakit habis ini, soalnya authornya nggak sengaja kesetel lagu melow dan ternyata sakit cuy T-T, walaupun cuman kebayang tok.)

Your POV.

[your handphone ringtone riging]

"hai, moshi-moshi. Kore wa [Y/N] desu."

"[Y/N]! Kumohon ke sini!"

"Temari? Ada apa?"

"Gaara..."

"Gaara? Ada apa denganya?!"

Setelah mendengar penjelasan Temari aku langsung mengambil jeketku dan langsung berlari tergesa-gesa keluar rumah.

"[Y/N]? Ada apa?"

"maaf kaa-san, nanti aku jelaskan! Ittekimasu!" kataku yang langsung mengenakan sepatu dan membuka pintu keluar dengan tergesa-gesa.

"i-itterasai..."

Gaara! Kumohon bertahan!

Author POV

Temari dan Kankuro mengikuti dokter dan suster yang mendorong kasur Gaara yang tak sadarkan diri dan terlihat selang oksigen yang membantu Gaara tetap bernafas.

"maaf, kalian hanya boleh menemaninya sampai di sini." Kata salah satu suster yang memantu mendorong kasur Gaara.

"baiklah." Kata Kankuro sambil menarik pelan tangan Temari.

Temari duduk lemas di salah satu kursi yang ada di sana.

"Temari! Kankuro-san!" seru [Y/N] sambil berlari menuju keduanya.

"[Y/N]!" Temari berjalan menuju [Y/N].

"bagaimana kondisi Gaara?" tanya [Y/N] panik.

"ia ada di dalam. Tenanglah." Kata Kankuro sambil menenangkan kedua gadis di depannya.

"baiklah." Kata [Y/N] sambil menenangkan nafasnya.

[Y/N] dan Temari duduk di kursi yang sudah di sediakan begitu juga Kankuro. [Y/N] mengambil handphonenya dan mengabari kedua orang tuanya lewat sms dan memutuskan untuk menunggu di sana sampai ada hasilnya. Dengan berat hati kedua orang tuanya memutuskan untuk mensetujui permintaan [Y/N]. Toh besok libur//oke, kata2 ini menganggu//.

Entah sudah berapa jam mereka menunggu akhirnya ada seorang dokter yang keluar dari ruangan itu.

"apa ada keluarga dari pasien di sini?" tanya dokter itu.

"ada!" kata Temari sambil berdiri dan Kankuro yang langsung berdiri di sampingnya.

"bagaimana kondisi Gara?" tanya Kankuro cemas.

"tenanglah. Dia sudah melewati masa kritis. Sekarang ia sudah lebih baik."

Temari, Kankuro dan [Y/N] dapat menghela nafas lega.

"tetapi..." kata-kata dokter itu langsung membuat nafas mereka serasa terhenti lagi.

"ia mungkin tak akan sadar dari pada yang kami kira."

"maksudnya dok?"

"kemungkinan ia akan sadar lebih lama dari pada kami pikirkan." Kata dokter itu sambil menunduk dan menghela nafas tak puas.

"tak apa dok, terimakasih... terimakasih sudah menyembuhkannya." Kata [Y/N] sambil tersenyum lembut dan matanya berkaca-kaca.

"tidak, ia juga sudah berjuang sangat keras. Dukungan dari kalian semua sangatlah penting." Kata dokter itu sambil tersenyum lembut.

"iya." Kata [Y/N] sambil tersenyum lebar dan mulai meneteskan airmatanya.

"baiklah, kalian pastinya lelah bukan? Kami sekarang akan memindahkan pasien ini ke kamarnya dan kalian bisa beristirahat di sana." Kata dokter itu sambil membari aba-aba kepada orang-orang yang di belakangnya.

Your POV

Aku melihat kasur dorong keluar dari ruangan itu dan terlihatlah Gaara yang sedang tergeletak lemah di situ.

Menyakitkan.

Sangat menyakitkan.

Wajahnya yang datar, senyuman yang sangat tipis, wajahnya yang terkejut, semuanya tiba-tiba tercampur begitu saja.

Terimakasih kau sudah berjuang kerasmu... Gaara.

Aku menutupi wajahku yang entah mengapa semakin mengeluarkan air mata.

.

^rumah sakit, kamar Gaara.^

"Temari, [Y/N], kalian boleh beristirahat dahulu. Nanti aku akan membangunkan salah satu dari kalian untuk bergantian berjaga." Kata Kankuro.

"tapi...!"

"kau hari ini banyak menangis sama seperti [Y/N], jadi kau pasti lelah." Kata Kankuro memotong perkataan Temari.

Aku hanya memegang bahu Temari dan tersenyum lembut mengiyakan perkataan Kankuro.

"baiklah." Kata Temari sambil berbalik.

Aku tertidur lebih cepat dari pada yang aku bayangkan walaupun hanya duduk di sebuah sofa dan memejamkan mataku itu sudah bisa membuatku terbang ke alam mimpi.

.

.

Aku terbangun karena cahaya yang tak sengaja terlihat walaupun aku memejamkan mata. Aku membuka mataku pelan. Terlihat suasana yang sama seperti tadi malam, hanya saja lebih terang.

Saat aku melihat di sekeliling aku tak melihat Temari dan Kankuro di ruangan ini. Aku melihat handphoneku di atas pahaku dan aku menyalakannya. Terlihat notes kecil yang Temari ketikkan di handphoneku, ternyata mereka mencari makan di sekitas rumah sakit ini.

Aku bangkit dan berjalan dan duduk di kursi yang berada di samping kasur Gaara yang masih belum siuman. Aku mengambil tangannya dan menempelkan punggung tangannya ke pipiku.

Hangat.

Sekarang aku melihat ke pipinya dan rasanya ingin mencubit pipinya yang putih itu.

"(Kalau aku mencubit pipinya apa dia akan bangun ya?)"

Aku terkekeh dengan pikiranku sendiri. Lalu aku diam melihat tangannya lalu wajahnya.

Mengapa rasa sakit ini masih saja terasa? Dia sudah berjuang, seharusnya aku membiarkannya beristirahat lebih lama.

Tetapi...

"kumohon... bangunlah... Gaara..." kataku sambil menempelkan pungung tangannya ke dahiku dan mulai menangis lagi.

Tiba-tiba aku merasakan jari Gaara bergerak! Aku langsung melihat ke arah Gaara, ia terlihat mengerang kesakitan. Tetapi aku hanya diam. Akhirnya ia membuka matanya pelan.

"ukh.... [Y/N]?"

Aku menangis lagi sambil tersenyum.

"Gaara...! apa kau merasa kesakitan?" tanyaku kawatir.

"tenanglah aku sudah tidak apa-apa." Katanya sambil mengusap airmataku dengan jempolnya dan tersenyum lembut.

Aku memegang tangan Gaara yang berhenti di pipiku sambil tersenyum.

Oh iya!

"tunggulah di sini ak..-"

Gaara memengang tanganku saat aku ingin beranjak dari tempatku.

"kumohon. Temani aku." Katanya dengan kedua alisnya tertekuk.

Aku menghela nafas pasrah dan tersenyum. "kalau begitu akan aku memita tolong Temari dan Kankuro untuk memanggilakanmu dokter ya." Kataku yang sudah siap dengan handphoneku.

Gaara menjawabnya hanya dengan anggukan.

.

Dokter datang dan memeriksanya. Ternyata ia sudah pulih, tetapi ia belum di perbolehkan beranjak dari kasur apalagi keluar dari rumah sakit. Ia harus di periksa lagi untuk membuktikan ia 100% sembuh.

Setelah dokter itu keluar, Temari langsung memeluk Gaara aku dan Kankuro langsung panik tetapi sudah tak bisa memaksa Temari melepaskan pelukannya, karena ia sudah sangat-sangat kawatir. Sorenya aku pamit pulang karena esok waktunya sekolah lagi. Dan aku berjanji pada Gaara aku akan datang esok setelah pulang sekolah.

.

.

^keesokan siangnya, di rumah sakit.^

Sekarang Gaara di perbolehkan keluar kamar, tetapi dengan bantuan kursi roda. Aku mengajak Gaara ke taman rumah sakit dengan persetujuan suster yang bertugas merawat Gaara tentunya.

"hei, apa tidak berat?"

"hehehe tenang saja, kan pakai roda." Kataku sambil tertawa kecil.

"pemandangan dari kursi roda berbeda dari pada biasanya." Kata Gaara setelah diam sejenak.

"benarkah?" tanyaku bingung.

"iya, lebih tak enak."

"hehehe aku kira malah lebih enak karena tak perlu repot-repot jalan." Kataku sambil memberhentikan kursi roda Gaara di sebelah bangku yang ada di taman.

"itu tak enaknya, rasanya tak leluasa." Kata Gaara.

"en... benar juga ya..." kataku sambil duduk di bangku itu.

"oh iya, [Y/N]." Panggil Gaara.

"ya?"

"setelah aku sudah di perbolehkan pulang aku ingin mencari waktu yang pas untuk memenuhi keinganmu. Apa keinginanmu?" tanya Gaara serius.

"en? Apa ya? Pergi ke taman bermain mungkin?" kataku sambil berpikir.

"baiklah, minggu depan kau ada waktu?"

"ada sih... tetapi kenapa tiba-tiba?" tanyaku bingung.

"aku... ingin meminta maaf saat itu aku tak membalas perkataanmu."

"huh? Kapan?"

"saat kau memberitahukan kau akan pindah." Kata Gaara sambil menunduk.

"oh saat itu... EH?! Kau tidak marah?" tanyaku sambil melihat kearah Gaara.

Ia menggeleng.

"baguslah, aku kira kau marah sampai tak mau membalas." Kataku sambil mengelus dadaku lega.

"aku tidak marah, aku hanyalah pengecut." Kata Gaara sambil menunduk.

Aku hanya melihat kearah Gaara.

"maaf... aku ingin menemuimu di saaat terahir, tetapi aku kesiangan. Saat aku pergi ke rumahmu mobilmu sudah menjauh. Maaf..." Kata Gaara yang masih menunduk sambil bergetar.

Dia menangis?!

Aku berpikir sejenak.

"tadi kau bertanya apa yang aku inginkan bukan, Gaara?" tanyaku yang di balas tatapan bingung Gaara.

Aku berjalan ke depan Gaara dan berlutut.

"Gaara, bolehkah kau mengulurkan tanganmu?" tanyaku sambil tersenyum.

"aku tak masalah sih..." kata Gaara sambil mengulurkan tangannya.

Aku memegang tangan Gaara dan mengecup pungung tangan Gaara. "aku sangat senang bertemu denganmu lagi, bisa dekat lagi denganmu. Apalagi ternyata kau tak marah. Aku senang sekali! Kau masih ingat kapan ulang tahunku, kau masih ingat kue kesukaanku, masih ingat apa yang aku suka. Dan kata-kata itu mingkin hanya halusinaku saja..."

"eh! Kau mendengarnya?" tanya Gaara kaget.

Aku melihat Gaara dengan ekspresi kaget dan terlihat wajah Gaara memerah.

"eh...?"

"yaampun, kalian tau tempat umum tidak sih?"

Wajahku dan Gaara langsung benar-benar memerah. Aku bangkit dan duduk di bangku di samping kursi roda Gara sambil menunduk.

Rasanya kayak robot gerakannya... kaku banget!! >///<"

"kalian tak tau malu." Kata [BF/N] sambil berdecak pingang dengan membawa 1 keresek entah apa isinya.

"kalau tidak aku hentikan bagaimana jadinya ya? Mungkin di koran akan memuat...-"

"SUDAHLAH [BF/N]!" teriakku malu.

"hai hai... Gaara-san, ini untukmu." Kata [BF/N] sambil menyodorkan keresek itu ke Gaara.

"en, arigatou."

"douta shimasuta.. dan kau [Y/N]."

"ya?"

"apa kau baca pesanku mengenai kerja kelompok hari ini?"

Aku melihat [BF/N] dengan wajah bingung.

"pasti kau lupa. Yang tugas teman sebangku..."

"OH ASTAGA!!! BESOK BUKAN?"

"iya." Jawab [BF/N] santai.

"kalau begitu ayo kita kerjakan sekarang di rumahmu!"

"sekarang? Dengan seragam?"

"jangan bawel, ntar juga pasti aku yang tulis bukan?"

"tau aja hehehe..."

"sangat." Aku memasang wajah poker face.

"bagaimana dengan Gaara?" tanya [BF/N] sambil menunjuk Gara dengan jempolnya.

"oh iya....-"

"biar aku saja yang mengantar Gaara masuk ke dalam." Kata Kankuro tiba-tiba datang.

"oh baiklah... ah, aku titip salam ke Temari ya. Tadi aku belum melihatnya. Yuk [BF/N]."

"iya-iya..."

"baiklah, hati-hati." Kata Kankuro sambil melambai.

Aku menoleh ke belakang terlihat Gaara tersenyum. Aku membalasnya dengan senyuman juga setelah itu aku berlari ke luar rumah sakit sambil menarik [BF/N].

.

.

Minggu depannya aku dan Gaara pergi ke taman bermain sampai malam. Kami bermain semua permainan. Terahir kami menaiki komedi putar. Pemandangannya sangat bagus saat menjelang sore, lebih bagus lagi saat tiba-tiba Gaara memegang tanganku dan menembakku di sana. Ternyata ia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku kira dia selama ini baik karena kita berteman. Jawabanku pastinya iya, setelah aku menjawabnya Gaara berpindah ke sampingku dan memelukku sambil berkata "arigatou.". ah... hari ini adalah hari yang paling spesial di hidupku.

(akhirnya gaje? Emang. Soalnya itu cuman tambahan, klo kurang imajinasiin aja sendiri.)

.

.

.

.

Nyahoooo~ di sini author Christine3099 desu~. Sejujurnya ini ff pertama yang memakai tokoh2 di naruto. Yang satunya lagi di hp dan itu belum ada lanjutannya. Klo di publish sekarang malah saya bakalan bener2 di cap "author PHP" karena sebagian besar saya on-hold dulu (walaupun blom ada di tulis).

Sekarang saya lagi seneng2'a ama yang romans jadinya gini. Apalagi klo ada greged-gregednya. Klo ada yang tau romans yang bagus kasih tau dong... bikinan para readers yang baik hati dan tidak sombong juga tak pa.

Okk, don't forget to vote and comment.

(4816 kata)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro