Case 2 : Hesitation

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ethan bergegas, memakai kaos kakinya dan mencari kunci mobilnya. Ia sudah terlambat 20 menit untuk rapat di Rocket Garden.

"Mencari ini?" Daniel memainkan kunci mobil ditelunjuknya.

Ethan bernafas lega, ia mengira kuncinya masuk ke pembuangan toilet.

"Berikan itu, curut!"

"Aku ikut!"

"Ogah!"

"Ikut!"

"Kampret!"

"Akan kutelepon ibu-"

"Baik, baik! Hash, selalu saja kau menggunakan bibi sebagai senjatamu, pengecud!" gumam Ethan.

Sebenarnya Ethan yang pengecut, berdebat dan tidak mau mengalah dengan keponakannya sendiri.

Daniel tersenyum menang, ia segera masuk ke mobil dan memakai seatbelt-nya.

"Menyusahkan." Ethan mulai melajukan mobilnya perlahan keluar dari garasi, menuju Rocket Garden.

"Loski pasti akan berangkat nanti malam, masabodoh bagi Ethan. Seharusnya tua bangka itu membawa anak curut ini-" gumam Ethan, lagi.

"Whoaa-" Daniel takjub akan pemandangan roket yang menjulang tinggi dihadapannya, menandakan mereka sudah sampai.

(Rocket Garden).

Ethan keluar dari mobil, diikuti oleh Daniel yang sedari tadi menganga melihat roket-roket keren.

Mereka berada di kantor pusat Rocket Garden, Damian, Eric, Martin, Matthew, Luis, Alan, dan Megan.

"Apa aku terlambat?" Ethan menginterupsi saat Eric berbicara.

"Tidak, bukan, ya-sebenarnya ya, tapi sedikit." jawab Martin.

"Dan siapa yang kau bawa, McCagall?" tanya Matthew sambil menuding Daniel yang bersandar di pintu masuk.

Ethan menepuk jidatnya, "bukan siapa-siapa, nah, lanjutkan!" katanya pada Eric.

"Daniel Atlas!" teriak Daniel dengan suara lantang.

Eric mengangkat alisnya, "keponakan?"

"Y," balas Ethan.

"Bagaimana dengan proyeknya?" Damian bertanya pada Ethan.

"Entahlah, kurasa aku tidak ikut, karena Loski berada di Turki selama seminggu-"

"Ini misimu, kau harus ikut!" Martin menyela.

"Titipkan saja pada Caitlin-"

"Jangan Caitlin!" Alan memotong, "mengapa dia tidak ikut saja?"

Pernyataan Alan sukses membuat semuanya melongo.

"Dengar, Reagan ,kau kira ini liburan, hah? Misi ini bahkan membahayakan orang dewasa, apalagi anak-anak!" Ethan tidak terima, sebenarnya dia juga tidak mau kerepotan dengan Daniel.

"Bagaimana, direktur? " Luis berbicara.

"Bawa dia, ada 7 orang dewasa kan, yang bisa mengawasinya di hutan nanti," kata Eric.

"Hell! Eric, lebih baik kau saja yang mengurusnya!" Ethan geram.

"Kalian berangkat malam ini,"

"APA?!"

"Tunggu dulu! Kau bilang kita akan terbang besok malam? Mengapa jadi mundur sehari?!" Ethan sungguh tydack terima.

"Karena-" Eric menghela nafas, "Kita bersaing dengan China, mereka juga menemukan gagasan mengenai makhluk ini, sasaran mereka, hutan Kalimantan."

"Kapan mereka berangkat?" Matthew menopang dagu.

"Mereka baru saja sampai, pagi ini."

Ethan mengalihkan pandangan ke Daniel.

Anak itu sungguh merepotkan.

"Curut!" Daniel menoleh, bodohnya ia menoleh dengan panggilan seperti itu.

"Ada apa!" Daniel tak kalah ketus.

"Anggap saja aku mengajakmu liburan di hutan, oke? Bilang pada ibumu kalau kau sedang liburan denganku di Sydney." Ethan berbalik dan kembali ke tempat duduknya.

"Hei!" Daniel kembali memanggil Ethan, yang langsung menoleh.

"Hei tayo, hei tayo-"

"Hah? Apa itu Tayo? Mayonize maksudmu?"

"Kudet!"

"Sepertinya bis ini viral sampai kesini," ucap Damian.

"Hmm?"

"Liburan yang kau maksud sepertinya membahayakan nyawaku, benar!"

Ethan berdecak, " That's it, aku berharap kau mati disana, eh-"

"Sialan!"

"Anak 14 tahun tidak boleh mengumpat!"

"Tai," Daniel keluar ruangan.

"Curut, kembali!"

"Ekhm, apakah sudah selesai berdebat dengan bocah?" Eric menyela.

Ethan sadar semua mata memandang heran kearahnya kali ini.

"Kau memintanya berbohong pada ibunya? Kau sungguh paman yang buruq." ujar Megan.

"Aku tidak peduli, masalah Daniel, selesai. Kita bisa berangkat malam ini,"

"Kuberi waktu 2 jam untuk berkemas, pesawat kalian akan terbang pukul 8:PM, tunjukkan ID Card kalian kepada petugas untuk dapat akses naik di pesawat yang kusewa, khusus hanya untuk kalian, semoga berhasil!" Eric kemudian keluar ruangan.

"Aku baru saja memesan layanan spa, harus kubatalkan gara-gara keberangkatan ini," bisik Martin pada Damian yang hanya mengendikkan bahu.

"Hei, siapa namamu?" Alan menepuk kepala Daniel.

"Sialan, Daniel Atlas." umpat Daniel kaget karena seseorang yang asing baginya tiba-tiba menepuk kepalanya.

"Ethan! Sebaiknya kau titipkan dia di penitipan anak!" Alan meneriaki Ethan yang lebih dulu keluar.

"Hei! Aku sudah 14 tahun! Bukan anak-anak lagi!" bantahnya.

"Kau mau lolipop? Atau permen kapas?" Alan dengan tertawa mengejek.

"Aku mau satu gelas wine Krug 1928," pernyataan Daniel membuat Alan terkejut.

(Wine Krug 1928, dengan harga 295 juta per-botolnya).

Wine dengan harga fantastis! Bagaimana bocah ini mengetahuinya? Satu botol minuman anggur ini seharga 295 juta rupiah. Wow!

"Dengar, bocah. Kukira kau hidup dilingkungan yang salah, apa kau merokok?" tanya Alan hati-hati.

"Ya kali! Internet, bruh!" Daniel tertawa, pria dihadapannya benar-benar percaya apa yang ia katakan.

"Kau berselancar di dark net!"

"Yang benar saja! Bahkan hal seperti itu ada di internet biasa,"

Alan mengiyakan, segera ia pulang dan berkemas.

Karena untuk hari esok meragukan baginya untuk tetap hidup atau mati.

***

757 words.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro