Chapter 3 : The Settlement

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Misi pertama mereka berlangsung lancar. 4D dan 6D langsung dibawa ke ruang perbaikan. Sementara 2B dan 9S yang merasa tidak terlalu mengalami kerusakan yang cukup berat langsung menghadap Komandan terlebih dahulu.

"Komandan," panggil 2B.

"2B, 9S, kerja bagus," sahut Komandan. "Terkait data yang kau kirim, 9S, kami sedang menganalisanya. Semoga kita dapat informasi yang berguna. Terima kasih semuanya. Kalian boleh pergi."

"Terima kasih, Komandan."

2B dan 9S meninggalkan ruangan itu menuju ruang perbaikan dan perawatan, dan setelahnya menuju ruangan masing-masing. 9S berbaring di tempat tidurnya, membayangkan kejadian tadi siang saat dia bertarung melawan Goliath berbentuk ular kobra itu. Dia memejamkan matanya, memikirkan apa yang dilihatnya pada ingatan mesin yang diretasnya itu. Sosok-sosok yang mirip dengan mereka, para Android, tengah diserang.

"Manusia," gumamnya. Pikiran buatannya berkecamuk tentang teori-teori yang memungkinkan tentang keberadaan manusia. Pikiran itu terlalu rumit, dia pun akhirnya memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya demi kelancaran misi berikutnya.

...

9S keluar dari ruang pengecekan. Perawatan hariannya telah selesai. Dia bergegas ke ruangan dimana Komandan berada memanggil sebelumnya. 2B sudah berada disana terpaku menatap sebuah informasi yang terpampang di layar.

"Komandan," panggil 9S.

"Kami sudah selesai menganalisa data yang kau kirim, 9S. Ini sangat mengejutkan." Sebuah video diputar pada layar di hadapan mereka, menampilkan orang-orang yang menembak ke arah "kamera". Orb projectile dan laser menyerang orang-orang di depannya mengakibatkan luka bakar bagi yang mengenainya. Keadaannya sangat kacau.

"Ini adalah potongan ingatan dari Goliath yang kalian kalahkan. Menariknya, penyerangan itu adalah penyerangan terakhir sebelum kemarin. Dan itu terjadi 100 tahun lalu, tepatnya 6 April 12095."

"Jadi apa misi kami?" sela 2B tidak sabar.

"Misi kalian kali ini adalah menyelidiki tempat terakhir yang diserang itu, tempatnya cukup jauh, 100 km arah barat laut dari sini. Informasi lengkapnya telah dikirim." 2B dan 9S memeriksa catatan misi mereka. "Ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak, Komandan," sahut mereka bersamaan.

"Satu hal lagi, hindari pertarungan jika memungkinkan. Baiklah, kalian boleh pergi."

2B dan 9S bergegas menuju hanggar dimana flight unit berada. Hanggar itu berisi puluhan flight unit yang terparkir. Ada beberapa tempat yang tidak terisi karena flight unit-nya sedang dipakai. Mereka segera terbang menuju lokasi yang dituju. Suara transmisi menemani perjalanan mereka.

"Disini Operator 6O," suara itu sesekali terdengar tidak jelas. "2B, saat ini kalian akan melewati wilayah musuh, kemungkinan besar mereka akan menembaki kalian. Berhati-hatilah." Setelah transmisi itu selesai, mereka langsung disambut oleh tembakan dari segala arah, dan yang lebih parah adalah adanya misil yang mengikuti mereka kemana pun mereka pergi. 2B yang merasa kesal pun akhirnya membalas tembakan-tembakan itu. 2B membombardir para mesin itu sampai membuat 9S khawatir.

"2B, sebaiknya kita pergi, tidak ada gunanya melawan mereka semua saat ini," bujuk 9S.

"Tck, baiklah." 2B membalas tembakan itu seperlunya sebelum ada balasan.

Sisa perjalana mereka tempuh dalam waktu satu jam. Lokasi yang mereka tuju adalah sebuah hutan. Mereka mendarat di daerah yang cukup luas tanpa ada gangguan. Mereka pun mulai memasuki kawasan hutan.

Hutan itu begitu lebat, bahkan cahaya matahari pun tak sanggup menembusnya. Dingin mulai menerpa kulit sintetis mereka. 9S berjalan lebih dahulu untuk memastikan tak ada tempat yang terlewat olehnya yang dapat dijadikan sumber informasi terkait keberadaan manusia. Sementara 2B berjalan di belakangnya untuk memastikan keadaan tetap aman. 2B beberapa kali menoleh ke kiri dan ke kanannya, ia merasa seperti ada yang mengikuti. Sesekali ia seperti melihat bayangan hitam melintas, tetapi saat ia akan menengok, bayangan itu menghilang.

"Hey, 2B," ujar 9S memecah keheningan. "Kau percaya hantu?" Dia terus melihat sekeliling sambil sesekali menengok ke belakang.

"Apa itu?" tanya 2B.

"Menurut apa yang aku baca, hantu adalah jiwa manusia yang tidak tenang dan sesekali terlihat sebagai bayangan hitam."

"Aku tidak percaya."

"Okeeey...," sahutnya. "Bagaimana denganmu Pod?" tanyanya pada Pod 153.

"Jawaban : Tidak," jawab Pod 153 singkat.

"Haah, baiklah," ujar 9S kecewa.

"Kenapa kau tanya begitu?" tanya 2B.

"Yaa, aku hanya merasa melihat ada bayangan hitam yang sesekali lewat."

"Dan kau mengira itu hantu?"

"Uhm, sepertinya aku hanya terpengaruh apa yang aku baca, haha."

Suasana hening diantara mereka selama 30 menit hilang saat sebuah suara terdengar dari arah semak di samping kanan mereka. Mereka semua terdiam, mengambil posisi siaga. 2B mengambil inisiatif untuk mendekati semak itu. Ia mendekat dengan sangat hati-hati.

"2B, awas!" teriak 9S. Sesuatu itu langsung melompat keluar dan lari meninggalkan mereka karena merasa terancam.

"Seekor rusa," gumam 2B sambil melihat hewan itu pergi.

9S merasa ada yang mengawasi dari belakang, dia pun berbalik untuk memastikan. Sebuah sosok besar hitam muncul di hadapannya. Keadaan yang agak gelap ditambah makhluk itu yang tersembunyi dalam bayangan membuatnya jadi tidak jelas.

"Hantu!!" batin 9s. Pemikiran yang sangat konyol.

2B yang melihat gelagat aneh 9S refleks berbalik melihat ke arah yang sama.

"Monster!!" seru 2B.

"Analisis : Makhluk itu adalah seekor hewan yang dinamakan babi hutan," ralat Pod 042 pada 2B.

2B menyiapkan pedangnya saat babi hutan mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

"Dia datang!" Babi hutan itu berlari ke arah mereka, 2B menghunuskan pedangnya saat jarak mereka sudah sangat dekat.

"Brugg!!" Babii hutan itu tumbang dengan satu tebasan.

"Kau bisa keluar sekarang, 9S," ujar 2B seraya menyarungkan kembali pedangnya. 9S keluar dari persembunyiannya di balik pohon. Ada perasaan lega di wajahnya.

"Kau bertingkah aneh."

"Benarkah?" tanya 9S. 2B hanya menatapnya. Tidak ada jawaban. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.

Titik koordinat yang diberikan mengarah pada sebuah kaki gunung. Tempat yang dulunya diperkirakan sebagai perkampungan manusia kini sudah ditumbuhi banyak tumbuhan, dari pohon-pohon sedang sampai jamur dan lumut. Hutan itu memilki kanopi yang tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari bisa sedikit menembus. Hal itu bisa terjadi karena tumbuhan-tumbuhan itu belum terlalu rapat. Hal yang menandakan tempat itu dulunya sebuah perkampungan adalah banyaknya sisa rumah dari kayu yang sudah tidak berbentuk dimakan waktu dan menyatu dengan tanah, ada juga peralatan dari besi seperti tiang-tiang dan alat masak.

2B dan 9S menyisir area itu berharap menemukan petunjuk. 2B menemukan beberapa potongan senjata dan beberapa potongan pakaian. Tidak ada tanda sisa mayat manusia. Hal itu bisa disebabkan karena mayat yang sudah terdekomposisi dan hanya menyisakan barang peninggalannya seperti pakaian. 9S terlihat sedang berjongkok, menggali tanah. Dia menemukan sebuah kotak besi di reruntuhan seperti sebuah rumah.

"Apa yang kau temukan, 9S?" 2B berdiri tepat di belakang 9S.

"Sebuah kotak." 9S membuka kotak itu. Kotak yang awalnya terkunci itu tidak sulit untuk dibuka karena sudah berkarat. Ada sesuatu di dalamnya.

"Apa isinya?" tanya 2B penasaran.

"Ini sebuah...buku," jawab 9S tak percaya.

-oOo-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro