20

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Monster itu mengangkat tubuh mayat di atas Jane dan melemparnya, Jane berguling ke kiri untuk menghindari kaki bercakar panjang nan tajam yang hampir merobek tubuhnya. Tubuh mayat tadi dilempar ke sembarang arah, saat Eyeless tersebut menghadap ke arah Jane, dia langsung meletuskan timah panas sekali lagi.

Makhluk itu masih tidak tumbang, dia tampak membungkuk dan menggeleng seolah sedang mengenyahkan rasa sakit. Dia meraung ke arah Jane, mulutnya terbuka lebar, gigi-gigi taringnya menucuat keluar dari bibir. Eyeless menekan tanah, menerjang mendekati gadis itu.

Jane kembali berlari, sedikit terpincang-pincang karena luka di kakinya tadi. Beruntung, monster yang mengejarnya juga terluka sehingga mereka sama-sama terhuyung. Jane merasa khawatir setengah mati karena pelurunya tinggal sebuah, dia merasa gelisah karena takut tembakan terakhirnya ini tidak bisa juga menumbangkan Eyeless tersebut.

Gerakan kaki Jane melambat, napasnya pun putus-putus. Dia bersandar sebentar pada sebatang pohon yang sudah lapuk dan menoleh ke balik bahu. Monster itu menebas pohon di sekitar tubuhnya, membuka jalan yang lebih luas untuknya lewat.

Jane kembali bergerak, kali ini tidak berlari. Dia berusaha berjalan cepat, tetapi tiba-tiba separuh tubuhnya terperosok masuk ke dalam kubangan lumpur dalam. “Sialan!” Gadis itu menggerakkan badan ke kanan-kiri, tubuhnya terasa seperti dipegang erat-erat oleh lumpur tersebut.

Jane mengumpat berkali-kali, dia berusaha bergerak maju. Namun, lumpur hitam itu makin menelan badannya sampai ke bagian dada. Monster itu sudah tiba di belakang Jane, membuat Jane gelisah tak karuan dan bergerak makin cepat ke depan. Namun, nihil. Gerakannya tidak berdampak banyak, dia bahkan tidak bisa merasakan bagian bawah tubuhnya yang terbenam. Kedua lengan Jane ayunkan ke kanan-kiri, seperti berenang. Melempar segumpal lumpur hitam ke belakang tubuhnya.

“Astaga, astaga, astaga!”

Jane menoleh ke belakang, monster itu berjalan ke arahnya dan berujung turut serta masuk ke dalam kubangan lumpur. Membuat sang gadis terbelalak tak percaya. Dia ini bodoh atau apa? pikirnya heran, tetapi cukup bersyukur karena sekarang mereka sama-sama terjebak.

Lengan tajam berbentuk sabit Eyeless itu berusaha meraih Jane, tetapi jarak mereka yang cukup jauh membuat tangannya tak cukup dekat dengan tubuh Jane. Belum lagi, keduanya sama-sama kesulitan bergerak sekarang, sementara badan mereka kian merosot ke bawah lumpur.

Dibandingkan Jane, Eyeless tersebut lebih mudah bergerak. Mungkin karena tubuhnya lebih besar dariku, jadi dia bisa mengerahkan lebih banyak tenaga. Jane bergerak maju, perlahan-lahan. Badannya sudah tenggelam sampai bahu, kini hanya leher dan kedua lengannya yang memegangi senapan saja yang masih di permukaan, berusaha menggapai daratan untuk menarik tubuh.

---

James meraih pisau yang dia simpan di dalam saku. Saat Jane berpamitan tadi, dia menyelipkan senjata pada kakaknya untuk jaga-jaga. Gadis itu diberikan dua pisau oleh Joseph, salah satunya dia masukkan ke saku celana sang kakak selagi James membantu gadis itu memasang senapan sebelum mereka berpisah tadi.

Tanpa pikir panjang, James langsung menusuk kaki depan Joseph. Dia dengan gesit menghindari peluru yang meletus dengan berguling ke kanan. James berdiri, lantas menendang dada Joseph sampai pria itu terjungkal. Pisau berdarah tergenggam di tangan kirinya. James berlari maju, dia mengayunkan senjatanya ke kanan-kiri. Namun, ditahan oleh senapan Joseph, pria itu juga melancarkan tendangan, tetapi meleset.

Joseph meraih pisau lain dari balik rompi, keduanya kini saling mengarahkan senjata tajam.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro