8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jane kembali menenggelamkan dirinya ke dalam air saat Eyeless besar di depannya menusuk air, nyaris saja wajah gadis itu terluka. Samar-samar Jane mendengar monster itu meraung, dia kemudian berenang menjauhi tepi sungai untuk menghindari serangan berikutnya. Berusaha tidak hanyut terbawa arus, tetapi tidak terlalu berhasil. Tubuh terombang-ambing, membuat Jane terpaksa harus naik ke permukaan dan memeluk batu sungai yang dingin dan licin.

James masih bergumul dengan monster besar yang satunya, sementara Eyeless pengejar Jane menatapnya tak suka. Pada satu detik yang tidak Jane sangka, James mendorong Eyeless pengejar Jane ke dalam sungai dan makhluk tersebut menaikkan keempat tangannya seperti kaki kepiting. Berusaha meraih daratan di sisi kiri.

Melihat makhluk itu nyaris naik kembali ke permukaan, tampak siap membalas perbuatan sang kakak. Jane melepaskan pegangan pada batu sungai dan berenang sekuat tenaga mendekati monster tadi. Senapan yang berada di badannya memperlambat gerakan, berkali-kali Jane nyaris tercekik tali senapan. Namun, dia tidak bisa melepaskan senjata tersebut. Tangan kiri James mencengkram erat salah satu kaki Eyeless, satu mata gadis itu terbuka untuk mengintip kondisi lawannya. Tangan kanan gadis itu menggenggam pisau berburunya erat-erat dan menusukkan benda tersebut ke tubuh sang monster.

Jane bisa merasakan Eyeless itu bergetar dan meraung, kakinya yang dipeluk Jane bergoyang-goyang minta dilepaskan. Menusuk di dalam air bukanlah perkara mudah, apalagi dengan arus kuat yang bisa membuat gadis itu hanyut seperti daun kering. Gadis itu mencabut pisaunya, kembali menusuk di titik yang sama sampai beberapa kali.

Di sisi lain, James yang melihat bahwa lawan adiknya tampak kesakitan menendang monster tersebut sekuat tenaga dengan kakinya yang baik-baik saja, sampai Eyeless itu terjatuh ke dalam air. Kepala Jane menyembul dari dalam air, tetapi tubuhnya yang sudah kehabisan napas terseret oleh arus sungai begitu saja bersama dengan Eyeless barusan.

Terpaku menatap adiknya yang kesulitan menyelamatkan diri dari belitan air, James tidak menyadari lawannya mengibaskan tangan. Melukai punggung pria tersebut dan melemparnya ke atas tanah. Pria pirang itu mengetatkan rahang, meringis tertahan sementara pisaunya terlempar keluar jangkauan tangannya. James tahu dia masih punya sisa dua atau tiga pisau di celana, jadi pria itu tidak terlalu khawatir.

Kini kekhawatirannya fokus kepada sang adik yang kesulitan bergerak karena senjata api mereka, jadi mau tidak mau pria tersebut harus ikut masuk ke air dan membantu. Namun, di waktu bersamaan James juga perlu membawa musuh merepotkan setinggi dua meter ini bersamanya. Dia menyusun rencana dalam benak sembari berdiri. Pria itu memasang ancang-ancang dan berlari maju.

Eyeless meraung, ikut maju. Tepat sebelum makhluk itu mengayunkan dua tangannya yang setajam pedang, James menjatuhkan tubuh ke tanah basah. Melewati bagian bawah monster itu dan menangkap kakinya. Makhluk besar tersebut terjatuh, tidak berhenti sampai di sana, dia juga turut masuk ke dalam air.

***

Bukan hanya Jane yang kesulitan mempertahankan diri di dalam air, monster yang menyebabkan posisinya sulit ini pun tak bisa menjaga keseimbangan di atas tanah basah dengan arus yang menerjang tanpa henti. Namun, makhluk itu berhasil menancapkan ujung tangannya di pinggang sang gadis, berpegang di sana agar tak terbawa air.

Jane meringis, perih dan kesakitan sama sekali tak terbendung. Percik air memasuki mata, hidung, mulut, telinga. Membuat semua indranya mati rasa. Pegangan pada batu pun melemah, rasa lelah membanjiri tubuh kurus Jane dan sekarang, dia melihat James juga membawa lawannya ke dalam air.

Berbeda dari Jane yang terkesan pasrah dan kesusahan, James berhasil mendominasi dengan menaiki tubuh monster tersebut dan menusuk dadanya. Mereka berguling di atas air, timbul-tenggelam berkali-kali selagi tubuh keduanya turut hanyut bersama air.

Pegangan Jane terlepas, kepalanya kembali tercebur ke dalam air. Dia masih memegangi pisau tadi, lantas sibuk mengayunkannya dengan sembarang. Berharap dengan hal tersebut, dia mampu bertahan dan menjauhkan tangan sabit sang monster.

Makhluk besar itu ada di atas Jane. Sibuk berusaha membuat tubuhnya naik ke daratan dengan menekan gadis mungil di bawahannya agar tetap tenggelam. Jane meronta, badannya terseret. Dia kehabisan napas dan berusaha keluar, tetapi kaki-tangan besar di atas sana tak memberinya kesempatan sedikit pun untuk menarik napas.

Meskipun sama-sama terseret arus, monster itu kentara sekali tak hendak memberikan kesempatan bagi Jane untuk mengambil napas dan berniat menenggelamkannya di sini. Bahkan jika itu berarti, dia juga ikut tenggelam bersamanya.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro