11. Pretend Not to Know

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nothing's Changed

###

Part 11

Pretend Not to Know

###

Sebelumnya Author mau promosi. Untuk yang nungguin POnya Alan dan Keydo, sekarang udah mulai bisa dipesan ya. 

Langsung saja hubungi reseller di bawah ini. Dengan format pembelian,

Nama :

Alamat lengkap :

No. Hp aktif :

Jumlah buku :

Untuk lebih memudahkan proses pengiriman.

List Marketer Karos 

JAWA BARAT

1. Luluk Vadilah (jawa barat)

Wa : wa.me/6282213859743

Fb : https://www.facebook.com/lulu.vadilah

2. Nani ( Bandung dan sekitarnya)

Wa: wa.me/6289531777330

Fb : https://www.facebook.com/namari.ari

JABODETABEK

3. Atien

Wa : http://wa.me/6283876697557

Fb : https://www.facebook.com/atien.ummirafaghozy

4. Nur Bahiyah(bekasi/jabodetabek)

Wa: wa.me/6281322982910

Fb: https://www.facebook.com/ubay.bahiyah

5. Firstin

Wa : bit.ly/firstinlee525

Fb : https://www.facebook.com/firstin.ednalisa

SURABAYA

6. Deenee

Wa : http://bit.ly/Dee-Store

Fb : https://www.facebook.com/dee.setiadi.1

7. Bunga

Wa : bit.ly/fnfbookshop

wa.me/62895335511316

Fb: https://www.facebook.com/bunga.favian

8. Annie (Surabaya dan Shopee)

Wa: wa.me/6281332341026

Fb: www.facebook.com/anni.shofie

SEMARANG, SALATIGA, AMBARAWA, BAWEN, DEMAK, KUDUS, JEPARA, GROBOGAN DAN SEKITARYA

9. Adisty Restu Poetri

WA: http://bit.ly/PoebeeStore

Fb : https://www.facebook.com/poepoet.imoet

10. Galuh

Wa : wa.me/6285641404011

Fb :

https://www.facebook.com/gecedepe

PURWOKERTO, CILACAP, TEGAL, BREBES (INDONESIA BAGIAN NGAPAK)

11. Senja Purwaning Tyas

Wa : wa.me/6281285657904

Fb : https://www.facebook.com/senja.tyas

purbalingga, Banjarnegara, Pemalang dst

12. Uchie

wa.me/6289685824273

fb. https://www.facebook.com/uchie.vanmollen

SOLO, SRAGEN, DIY, DAN SEKITARNYA

13. Zulfa eN Haa

wa.me/6283844633723

Fb : https://www.facebook.com/niken.syahida

14.Faith Adhila

wa.me/6285728502169

FB : https://www.facebook.com/faith.adhila

KLATEN

15. Arien Maylina

WA : wa.me/6287834556186

FB : https://www.facebook.com/riendillz

LUMAJANG

16. Elok

Wa : http://wa.me/6285233572006

Fb : https://www.facebook.com/miminya.filo

NGANJUK, KEDIRI dan sekitarnya

17. Mega

wa.me/6285236502164

https://www.facebook.com/annhyzha

KALIMANTAN

18. Dewi pitaloka (Samarinda)

Wa : wa.me/6281336028013

Fb : https://www.facebook.com/pitalokasari

19. Apriyani (Loa Kulu-Tenggarong)

FB: https://www.facebook.com/

WA: https://api.whatsapp.com/send?phone=6282340649205

20. Jesamine (Martapura - Kalimantan Selatan)

Fb : https://www.facebook.com/jesamine.skarsgard

SULAWESI & INDONESIA TIMUR

21. Fato'

Wa : wa.me/6285241234682

Fb : https://www.facebook.com/fato.mustari

SUMATERA

22. Hartatik

Wa : wa.me/6281938149100

Fb : https://www.facebook.com/t4t13x

23. Melati

Fb : https://www.facebook.com/melati.rebecca

Wa : 085270090755 (wa.me/6285270090755)

24. Mita

Wa : wa.me/6285382051602

Fb : https://www.facebook.com/Yumitalindasari

25. Ken ( Jambi dan sekitarnya)

Wa: wa.me/6282269713927

Fb: https://www.facebook.com/ken

KUPANG DAN SEKITARNYA

26. Yuliana

Wa : wa.me/6281339510348

Fb : https://www.facebook.com/yuliana.daengrela

 Atau WA Karos 0877 6966 6689

###

Zaffya merasa risih dengan tatapan-tatapan aneh yang dilemparkan para siswa di sekelilingnya. Mereka berbisik-bisik di belakangnya dan ia cukup tahu bahwa dirinyalah yang dijadikan topik pembicaraan diam-diam mereka. Bagaimana tidak, semua mata itu menatapnya sejak ia menginjakkan kaki di halaman sekolah.

Saat Zaffya mengalihkan pandangan ke arah mereka dengan tatapan tanpa ekspresinya, mereka segera mengalihkan tatapan secepat kilat. Apa ada yang salah dengan dirinya? Kecuali suasana hatinya yang sedang berkecamuk, ia merasa tidak ada yang aneh dengan penampilannya.

Rambut sebahunya yang hitam agak kemerahan? Ya, gen dari kakeknya yang menurunkan rambut merah itu padanya. Seragamnya? Zaffya juga memakai seragam seperti yang lainnya. Meskipun mamanya meminta dirinya untuk ikut di kelas khusus, yang memperbolehkannya untuk berpakaiam bebas saat ke sekolah. Alasan Zaffya menolak karena ia tidak suka terlihat mencolok. Lebih memilih ikut berpakaian dan belajar di kelas seperti murid normal yang lainnya. Walaupun terkadang sifat tidak penurutnya menjadi masalah jika ada orang yang mengusiknya. Tidak ada yang salah dengan penampilannya, tapi kenapa semua orang sekarang memandangnya dengan tatapan aneh dan ... Zaffya baru menyadari tatapan mereka yang ... sedikit ngeri.

Walaupun ekspresi wajahnya yang tampak sedingin es, didukung oleh bentuk wajah yang tegas di setiap sudut, plus tatapan mata yang tajam yang  seringkali membuat orang-orang asing  baru melihatnya memilih memalingkan wajah daripada bertatapan dengannya, tapi, sepertinya ekspresi ngeri yang mereka pasang bukan karena semua itu.

Dan....

Pertanyaan itu terjawab ketika Zaffya melihat seorang perempuan dengan angkuhnya duduk di atas meja. Tertawa terbahak-bahak dengan teman yang lainnya duduk di meja dan kursi sekitarnya. Tak memedulikan ketegangan yang dirasakan teman-teman sekelas yang lain.

Tawa mereka terhenti ketika salah satu dari mereka menyadari keberadaan Zaffya dan menyenggol temannya yang lain dan ikut menoleh.

"Mejaku. Kau bisa pergi sekarang," ucap Zaffya datar mengusir.

"Kami masih ingin mengobrol. Kau mungkin ingin bergabung," tawar Siska.

"Aku sama sekali tidak tertarik," jawab Zaffya.

"Jadi seperti ini, macam gadis yang kau bilang pacarnya Richard?" ucap Niken yang duduk di kursi Zaffya dengan tatapan menghina dari atas sampai ke bawah mengamati Zaffya. Sambil beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Siska menghadap Zaffya.

"Cowok baik-baik seperti Richard? Dengan anak kasar macam ini? Kau yakin informasimu tidak salah, Siska?" tambah Niken.

"Ssttt... " Siska meletakkan jari telunjuk yang dihiasi kutek warna pink dan emasnya di depan bibir. "Aku tidak salah, tapi ... mungkin Richard punya maksud tertentu."

Zaffya mengerjap mendengar kalimat Siska. Apakah harus ini lagi? Tidakkah cukup hanya mamanya yang berpikiran seperti itu?

Ketiga teman Siska menoleh ke arah Siska, menautkan kedua alis  tanda penasarannya.
"Memanfaatkan maksudmu?" sahut Rere yang duduk di meja samping meja Zaffya.

Siska mengangkat bahunya, memasang tampang pura-pura tidak tahunya. "Aku belum tahu. Tapi, coba kalian pikir? Richard saja anggota OSIS, orang baik-baik, sopan, sabar, sikapnya manis dan lembut, ditambah tampan sekali. Kalau menurutku, lebih masuk akal Richard deengan si Luna. Sama-sama kutu buku meskipun seperti langit dan bumi. Luna si aneh sedangkan Richard most wanted di sekolah ini."

"Benar." Ketiga teman Siska mengangguk-angguk mengerti.

"Tapi ... memangnya apa yang bisa dimanfaatkan dari anak semacam ini?" Rere mengamati Zaffya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan menghina.

"Cantik?" sahut Niken, "Masih cantik Siska."

Siska tersenyum angkuh, "Aku tidak tahu dia anak siapa? tapi kalau dilihat dari atas sampai bawah. Barangnya bukan murahan." Siska melirik tas, jam tangan, anting dan sepatu Zaffya. "Pasti anak orang kaya."

"Bisa masuk sekolah di tengah semester begini, pasti dia lebih kaya daripada keluargamu, Siska. Pasti keluarganya bukan orang sembarangan."

Zaffya tidak bisa menahan lebih lama lagi amarahnya, inilah yang dia benci saat ada orang yang mengetahui latar belakangnya. Ia melangkah maju, menarik kerah baju Siska dengan kasar.

"Aawww ..." Siska meringis kesakitan diperlakukan kasar seperti itu, berusaha melepas genggaman tangan Zaffya yang sangat erat.

"Apa kau ingin membuat gara-gara denganku?" geram Zaffya.

Ketiga teman Siska segera bertindak dengan sikap kurang ajar Zaffya, ketiganya menarik tubuh Zaffya dari Siska. Beberapa detik dengan pergulatan itu, akhirnya mereka berhasil menarik Zaffya menjauh dari Siska yang kini terbatuk-batuk dan berusaha kembali bernafas normal karena cekalan Zaffya di kerah baju Siska.

"Ada apa ini?" suara maskulin Richard tiba-tiba menghampiri keributan itu. Ia melihat Siska yang masih tersengal-sengal memegang leher. Dasi dan kerah seragam gadis itu tampak berantakan. Kemudian ia melihat Zaffya yang menghempaskan pegangan tangan Rere dan Niken di tangan kanan dan kiri dengan kasar. Tatapan matanya masih menatap tajam penuh ancaman mematikan ke arah Siska.

"Pacarmu datang dan membuat keributan. Tidak punya sopan santun sama senior," jawab Manda sengit.

"Untuk apa kau main ke tempat adik kelas? Membuat keributan lagi?" tanya Richard.

"Sebagai anggota OSIS, kau harus bersikap adil, Richard. Jangan karena dia kekasihmu dan kau membelanya?" sahut Rere tak terima.

"Adil?" Richard menatap tajam mata Rere tersinggung. "Kalau begitu semua bisa jelaskan di ruang bimbingan, bukan?"

***

Siska Alya Pratama : 30 redpoint
Rere Anindita : 20 redpoint
Manda Prasetyo : 20 redpoint
Mayanda Niken Ayu : 20 redpoint
Luisana Zaffya : 30 redpoint

Kelima gadis itu berdiri berjajar di ruang BP masing-masing dengan kepala tertunduk ke bawah dan tangan di belakang pinggang. Semuanya terdiam tanpa ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun.

"Kalian tahu ... kekerasan sangat tidak bisa ditolerir di sekolah ini. Wanita berpendidikan selalu menggunakan akalnya untuk melakukan sesuatu atau pun menyelesaikan masalah. Apa kalian mengerti?"

Kecuali Zaffya, semua gadis yang berdiri di sebelah Zaffya bergumam mengiyakan.

"APA KALIAN MENGERTII!!!"

"Iya pak!" jawab keempat gadis itu bersamaan, sedangkan Zaffya hanya menggerakkan bibir berkata ya.

"Kalian boleh keluar," pintah Pak Arif. "Kecuali Luisana. Ada yang ingin bapak bicarakan denganmu."

Segera Siska, Manda, Niken dan Rere berjalan keluar. Meninggalkan senyum penuh kemenangan pada Zaffya. Dan Zaffya hanya diam tak mempedulikan tatapan sinis mereka.

Setelah memastikan pintu ruangan itu tertutup rapat dan keempat muridnya melangkah menjauh, Pak Arif mengalihkan pandangan. Menatap Zaffya yang hanya diam tanpa suara.

"Kau tahu, sebagai cucu kepala sekolah tidak mengebalkanmu atas aturan-aturan di sekolah ini, bukan?"

"Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan. Apa itu salah?" Zaffya balas bertanya dengan sikap tenangnya.

"Kekerasan sangat tidak bisa ditolerir di sekolah ini. Baru saja bapak mengatakannya," Pak Arif mengingatkan lagi.

Zaffya mendengkus, "Bapak sudah memberikan redpoint untuk nama saya. Apa itu belum cukup untuk dijadikan hukuman?"

"Itu sudah cukup. Bapak hanya ingin mengingatkan bahwa posisimu tidak lebih tinggi dari siapa pun murid di sekolah ini. Apa kau mengerti?"

"Saya sangat mengerti," jawab Zaffya dengan tekanan di suaranya.

"Kau bisa keluar."

Dan tanpa ragu, Zaffya menggerakkan kakinya sedetik setelah Pak Arif menutup mulut.

***

Zaffya mengerang frustasi begitu guru yang baru saja mengajar ekonomi keluar. Selama sembilan puluh menit jam pelajaran, atau lebih tepatnya enam puluh lima menit jam pelajaran -karena sebelum masuk ke kelas ia harus mampir ke ruang bimbingan- pikirannya tidak bisa berhenti mengingat-ingat percakapannya dengan Richard tadi pagi.

Malu, itu tidak cukup untuk semua yang Zaffya rasakan saat ini. Laki-laki itu menolaknya hanya dengan tatapan mata. Setelah semua keberanian dan harga diri yang sedikit diturunkan untuk menanyakan semua itu, sekarang apa yang terjadi?

Walaupun ia sudah bersiap-siap dengan penolakan Richard nantinya, tapi ternyata perasaan dan pikirannya jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan?

Wajahnya semakin merah padam dan memanas, menunjukkan betapa sangat memalukan dan menginjak-injak harga diri seorang Luisana Zaffya dengan kalimat memalukan itu.

Inilah pertama kalinya ia merasakan perasaan malu yang sangat luar biasa, dan sekali lagi untuk yang pertama kalinya karena Richard.

Belum lagi dengan perkataan Siska tadi pagi,

Mau tidak mau suara memuakkan Siska saat mengucapkan kalimat penghinaan itu mengusik pikirannya. Sangat!!!

Ia mengakui, bahwa Richard jauh lebih baik daripada dirinya. Haruskah pria itu mendapatkan gadis yang lebih baik dari dirinya?

Mungkin ... Luna?

Mereka berdua memiliki kesamaan dalam segala hal, Richard juga sangat peduli dengan gadis itu.

Pertanyaannya, mampukah Zaffya melepas Richard?

Bahkan setelah dirinya tahu laki-laki itu membalas perasaannya?

Zaffya menggeleng-gelengkan kepala frustasi.

Tidak.

Ia tidak mau kehilangan Richard.

Kehilangan Richard adalah hal terakhir yang akan dilakukannya.

Drrttt.... drrttt...

Getaran ringan dari dalam tas menarik perhatian Zaffya.

Dewa calling ...

Zaffya melirik sejenak siapa yang menghubunginya sebelum menempelkan ponsel itu ke telinga.

"Hallo ..." sapa Zaffya tanpa menutupi nada malas dalam suaranya.

"Aku ingin bicara denganmu." Suara Dewa langsung menyerbu indera pendengarannya.

Entah perasaannya saja atau memang benar, suara Dewa terdengar sedikit ... gugup?

"Maaf, aku lupa menghubungimu. Richard bilang kau menelfonku semalam."

"Ya. Apa kau ada waktu sekarang?"

"Kenapa? Katakan saja."

"Aku ingin bertemu langsung. Sekarang, kutunggu di atap gedung utama."

Zaffya diam sejenak. Biasanya, saat ada kepentingan apa pun, Dewa tidak pernah repot-repot mengajaknya bertemu untuk berbicara.

Apa ada sesuatu yang penting? tanya Zaffya dalam hati.

"Baiklah, aku ke sana sekarang," jawab Zaffya akhirnya.

###

Zaffya mendorong pintu besi yang ada di hadapannya. Segera saja angin dingin menerpa wajahnya, membuat tubuhnya langsung merinding. Tubuhnya memang paling sensitif dengan angin. Ia paling benci dengan hawa dingin. Kecuali, naik motor bersama Richard. Hal itu selalu sepadan dengan perjuangan yang harus ia keluarkan.

Dan jika hal penting Dewa tidak sepadan dengan tempat yang dipilh pria itu, Zaffya akan membuat Dewa menyesal. Sumpah Zaffya dalam hati.

Zaffya melihat Dewa berdiri di samping pagar tembok dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Pandangannya langsung mengarah padanya, dan tak lupa melemparkan senyum manis yang mampu membuat para gadis menganga, kecuali dirinya. Laki-laki itu memang selalu terlihat menarik dan tampan. Most wanted paling digilai sebelum Richard di sekolah ini. Didukung dengan nama belakang sebagai pewaris tunggal Sagara Group. Itulah sebab keluarganya sangat mendukung perjodohan mereka. Mereka akan menjadi pasangan yang cocok, dalam status maupun fisik.

Zaffya berjalan mendekat, angin dingin semakin kencang menari-nari di kulitnya. Mengejeknya. Menerbangkan rambutnya yang terurai.

"Sebaiknya yang kau bicarakan sepadan dengan tempatnya." Zaffya menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan berhenti melangkah setelah jaraknya dan Dewa kira-kira berjarak dua meter.

Dewa mengeluarkan tangannya dari saku celana dan menegakkan badan. Kemudian melangkah mendekati Zaffya, menyisakan jarak dua langkah di antara mereka.

Alis Zaffya terangkat sebelah melihat raut wajah Dewa yang tidak seperti biasanya. Wajah Dewa terlihat lebih serius dan sedikit pucat. Sedikit warna hitam di bawah mata dan warna mata yang sedikit merah menunjukkan laki-laki itu seperti kurang tidur.

"Semalam mama membicarakan masalah pertunangan kita."

Zaffya hanya diam. Ia tahu kalimat Dewa belum selesai jadi dia menunggu laki-laki itu melanjutkan.

"Dan aku sudah memikirkan baik-baik semalaman tentang semua ini."

Zaffya masih membungkam. Tahu alasan mata merah Dewa, jadi laki-laki ini kurang tidur karena memikirkan masalah pertunangan mereka. Tapi...

Tunggu dulu.

Untuk apa Dewa memikirkan masalah ini baik-baik. Bukankah Dewa hanya perlu menolaknya?

Zaffya menegakkan badan, menatai manik mata Dewa. "Apa maksudmu?"

"Kupikir, tidak ada salahnya aku menyetujui perjodohan ini. Toh, ini untuk masa depan kita. Cepat atau lambat kita akan melakukan ini."

"Apa?!"Sesaat mata Zaffya mengerjap sekali oleh rasa terkejut. Lalu wajahnya mengeras, menatap tak percaya pada Dewa. "Apa kau sudah gila?"

"Kau tidak bisa merubah darah yang sudah mengalir di nadimu, Zaf. Nama belakangmu tidak bisa diubah sebagai pewaris tunggal Casavega. Sama sepertiku. Jadi, cepat atau lambat kita akan menghadapi pertunangan ini atau pun pertunangan yang lainnya. Jadi buat apa kita menghindari sesuatu yang sudah jelas-jelas ada di depan mata kita?"

"Kau tahu aku sudah punya pacar, bukan? Dan kita sama-sama tahu kalau aku tidak akan menyingkirkan Richard dari hidupku karena masalah ini."

"Aku tahu. Kau sangat mencintainya, sekarang. Dan aku tidak peduli. Kita masih muda, memangnya sampai kapan kalian akan tetap berhubungan? Suatu saat kau atau dia juga pasti bosan, atau perasaan berbunga-bunga kalian akan memudar. Mungkin jika salah satu dari kalian menemukan seseorang yang lebih baik. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan."

"Kau tidak berhak berkomentar apa pun tentang hubungan kami!" desis Zaffya. Rahang semakin mengeras, wajahnya memerah menahan amarahnya yang siap meluap. Tak percaya Dewa akan mampu mengucapkan kata-kata sialan itu.

Dewa tersenyum hambar. "Aku memang tidak berhak. Dan aku juga tidak pernah berhak mendapatkan kesempatan apa pun bahkan untuk menunjukkan sedikit pun perasaan yang kumiliki."

Zaffya membeku. Kalimatnya tertelan di tenggorokan.

"Kita sama-sama tahu siapa yang ada di hatiku. Tapi kau lebih memilih berpura-pura tidak tahu semua itu. Jadi sekarang, aku juga akan berpura-pura tidak tahu perasaanmu untuk Richard."

Zaffya masih membeku. Kalimat Dewa benar-benar membuatnya tak berkutik. Jadi selama ini Dewa tahu bahwa dirinya berpura-pura tidak mengetahui perasaan Dewa padanya.

Dan sekarang...

Dewa akan melakukan hal yang sama padanya, berpura-pura tidak mengetahui perasaannya pada Richard dan menyetujui pertunangan mereka.

Zaffya berniat membuka mulutnya ketika Dewa menyerbu ke arahnya, memeluknya dan membiarkan bibir pria itu menyentuh bibirnya.

Mata Zaffya membelalak dan terkejut luar biasa, ia tidak sempat menghindar dengan gerakan secepat kilat Dewa. Matanya melihat mata Dewa yang begitu dekat dan terpejam menikmati kelembutan bibirnya. Zaffya sama sekali tidak membalas ciuman itu, tubuhnya meronta untuk terlepas dari pelukan Dewa yang semakin mengetat.

Tangan Zaffya mendorong dada Dewa sekuat tenaga, tapi laki-laki itu tidak membiarkan tubuhnya menjauh sedikit pun dari Zaffya. Bahkan Dewa memegang kedua tangan Zaffya dan meletakkannya di belakang tubuh Zaffya. Membuat Zaffya semakin tak berkutik dengan kekuatan fisik yang dimiliki laki-laki itu.

Sampai kemudian Dewa melepas ciumannya, dan tubuhnya terhuyung ke belakang tepat ketika ia melonggarkan pelukannya pada Zaffya.

Zaffya mendorong tubuh Dewa dengan kasar sebelum dirinya sendiri melangkah mundur seakan Dewa adalah sesuatu yang sangat menjijikkan.

Zaffya mengerjapkan matanya tak percaya, tangannya gemetar menunjukkan amarahnya yang meluap-luap. Nafasnya terengah-engah karena Dewa tidak membiarkannya bernafas selama ciuman itu. Segera ia mengangkat tangan kanannya menghapus bekas apapun itu yang ada di bibirnya dengan gerakan kasar.

Dewa hanya berdiri diam dengan suara nafas yang sama terengah-engahnya dengan Zaffya. Sebesar apapun kemarahan yang akan diluapkan Zaffya padanya, ia tidak akan menyesali apapun.

"Aku tidak menyangka kau bisa melakukan ini padaku, Dewa." ucap Zaffya dingin. Pandangannya kepada sosok itu kini berubah 180 derajat. Dan seketika itu juga, laki-laki ini bukan lagi orang yang bisa dipercaya baginya.

Zaffya melangkah menuju pintu besi yang ada di ujung tangga ke atap. Membanting pintu itu dengan sangat keras.

Dewa tersenyum hambar melihat pintu besi yang terbanting dan meninggalkan bunyi yang sangat berisik. Menelan tubuh Zaffya yang menuruni tangga. "Satu-satunya kesalahan yang kulakukan hanyalah mencintaimu. Luisana Zaffya."

***

Monday, 1 May 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro