❬ 9 ❭ This Is Us

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Ujian semester mereka akhirnya telah selesai, dan kemarin Cava dan Delys sudah mengumpulkan lukisan mereka. Hari ini keduanya akan pergi ke kampus bersama, Delys sudah duduk rapi di atas sofa menunggu jemputan dari Cava yang pagi tadi menelpon untuk menjemputnya. Pagi ini ada bazar dan juga pameran dari fakultas seni yang menampilkan berbagai karya dari anak-anak fakultas seni, tak luput lukisan yang menjadi tugas akhir semester mereka juga akan dipamerkan.

Delys beberapa kali melirik jam dan sekitarnya, karena sejak tadi pria itu tak kunjung datang.  Hari ini Delys terlalu bersemangat ingin melihat lukisan mereka dipamerkan, membuatnya sangat cekatan, dan sudah menunggu Cava dari pagi-pagi sekali.

Ting nong!

Baru sekali terdengar bunyi bell, Delys langsung berlari membuka pintu apartemennya.

"Udah lama nunggu?" tanya Cava, sedangkan Delys menggeleng. Nyatanya dari tadi gadis itu menunggu Cava, tapi jawaban yang ia berikan berisi kebohongan.

Setelah mendengar jawaban dari Delys, keduanya langsung turun ke lantai dasar secara beriringan. Mereka berangkat naik motor milik Cava. Mengharuskan Delys memeluk Cava sampai kampus agar tidak terjatuh, dan hal tersebut membuat jantung Cava maraton tak karuan. Hingga sampailah keduanya di kampus, mereka langsung mendekati area bazar untuk melihat pameran lukisan mereka.

Sesampainya di sana, ternyata banyak yang memuji lukisan milik mereka.

"Ih, lukisan ini kelihatan sedih gitu ya?"

"Iya, nih, bikin merinding gitu, tapi sumpah ini tuh bagus banget!"

Banyak yang mengerubungi lukisan mereka, hingga mengharuskan Delys dan Cava mengalah agar tidak bertabrakan oleh orang-orang.

"Awss." Cava langsung menggeser tubuh Delys ketika gadis itu mengerang karena pundaknya tertabrak oleh beberapa orang.

"Hati-hati," peringkat Cava masih dengan memegang pundak Delys, hal tersebut membuat Delys melambung karena mendapat perhatian dari Cava.

Sampai tiba-tiba saja, Cava menangkap tubuh Delys yang hampir limbung ke belakang. Pria itu menahan tubuh Delys yang hampir terjatuh, keduanya saling tatap dengan irama jantung yang memompa tak seperti biasanya. Ada beberapa orang yang melihat atraksi keduanya. Hingga Cava tersadar dari aksinya dan dengan perlahan melepaskan kegiatan menahan tubuh Delys.

"Maaf, tadi gak ada maksud lain kok," ungkap Cava yang langsung diangguki oleh Delys.

Keadaan hampir sedikit canggung, hingga akhirnya mereka lanjut berkeliling lagi untuk melihat-lihat karya adik tingkat mereka. Sayangnya atensi Cava beralih ke Delys, dia sibuk mencuri-curi pandang pada gadis itu sembari menyentuh dadanya yang berpacu dengan sangat tidak normal.

'Gue suka Delys, ya, gue kembali suka sama dia' pikir Cava sambil menunduk. Ketika dia mendongak, dirinya berjarak dengan Delys. Cava sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

"Gue akan kejar lo, Del," monolog Cava yang tak terdengar oleh indera pendengaran Delys.

End!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro