Abandon by Meg Cabot

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul: Abandon

Penulis: Meg Cabot

Genre: Fantasi, romance

Tebal: 315

Tahun terbit: 2011 (Indonesia: 2012)

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Rate: 1,5 out of 5 stars


Blurb:

Pierce Oliviera tahu rasanya mati

Pasca kecelakaan, yang membuatnya nyaris mati, Pierce Oliviera berusaha membuka lembaran baru. Namun, bahkan setelah Pierce pindah ke kota kecil dan masuk ke sekolah baru, John Hayden selalu saja muncul. Kemunculan cowok itu tak pernah bisa diduga, tapi selalu terjadi tepat ketika Pierce amat membutuhkannya.

Dua hal yang diketahui Pierce dengan pasti: John tak mudah ditolak, dan dia bukan makhluk biasa.

Dan jika membiarkan diri jatuh cinta pada John, Pierce mungkin bakal melewatkan keabadian di suatu tempat yang tak ingin ia datangi lagi. Dunia tempat roh-roh singgah sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Dunia John: Underworld.

Gaya blurb-nya bikin teringat Stephenie Meyer, yah.

Ini karya Meg Cabot yang pertama kubaca. Sebelumnya, walaupun sering lihat karyanya berjajar di rak toko buku, aku tidak begitu tertarik. Sekilas dari yang kuintip-intip dari blurb dan cuplikan isinya, cerita beliau banyak romansa teenlit. Jadi, daku mundur lalala~

Namun, setelah mendapat kesempatan memiliki buku triloginya sekaligus, kenapa tidak coba mencicipi gaya nulis beliau, ya, kan? Lagipula dengar-dengar karyanya yang ini fantasi 'dark', whoaa, makin semangat.

Abandon kurang lebih merupakan retelling dari cerita mitologi Yunani: Hades dan Persephone. Karakter utama, Pierce Olivia, seorang gadis 17 tahun yang meninggal karena tenggelam. Ketika tengah menunggu kapal yang akan membawanya ke tujuan akhir, ia bertemu John Hayden, sang penguasa Underworld. Sebelumnya, mereka pernah saling bertemu kala Pierce kecil. John Hayden membawanya ke kastilnya di Underworld. Namun, Pierce dengan cerdiknya melarikan diri. Terdapat dua tangga yang mengarah ke atas dan ke bawah di sana. Ke bawah artinya ke neraka, dan ke atas ... kembali ke dunia.

"Aku pernah meninggal."

Pierce berhasil selamat dari kematian bersamaan dengan para dokter menyuntikkan dosis tinggi adrenalin langsung ke jantungnya. Ia kembali hidup. Ia sempat segalanya hanya sebuah mimpi mati suri, tapi kemudian ia menemukan kalung pemberian John saat di Underworld.

"Namun aku berusaha keras tidak memikirkan dia. Seperti aku berusaha tidak memikirkan saat aku meninggal."

Kalung permata itu—sesuai perkataan John—akan memberitahu Pierce setiap bahaya datang dengan berubah warna menjadi hitam. Belakangan dicantumkan, bahwa sekelompok makhluk—dikenal dengan sebutan kaum Fury—berniat mencelakakan Pierce.

1. Plot

Maju mundur, lamban dan terseret-seret.

Kuakui, aku kesulitan beradaptasi dengan kebiasaan Cabot (karena ini pov 1) yang menghabiskan berabad-abad untuk menceritakan melalui Pierce bagaimana bingungnya gadis itu terhadap pengalaman-hampir-matinya. Juga jangan lupakan selipan-selipan masa lalu yang dijabarkan bertele-tele. Dia terus melakukannya sepanjang cerita. Bolak-balik. Maju-mundur. Sebuah lanjutan scene dialog bisa tertunda dua halaman hanya untuk membaca bagian Pierce bercerita tentang masa lalunya—yang memang berkaitan dengan dialog tersebut.

Tapi, kalau sampai memakan sebagian besar isi novel?

Gaya menulis Cabot yang amat gemar mengulang diksi, frasa atau kalimat, membuatku hampir tidak sanggup menyelesaikan membaca Abandon.

Tidak terhitung berapa kali aku menemukan kalimat, 'Periksakan dirimu sebelum kau merusak diri.'

Untungnya, Cabot memunculkan plot twist di akhir. Walau efeknya tidak begitu wah. Sangat bisa ditebak.

2. Karakter

Kuakui aku tidak menyukai semua karakter di Abandon.

· Pierce Olivia

Dia tidak terasa sebagai karakter tiga dimensi bagiku.

Gadis sekolahan plin-plan ini sangat bikin greget, ceroboh, doyan nekad. Sangat pasaran. Kau bisa menemukan banyak heroin serupa di berbagai novel. Baiklah, dia masih memiliki sisi baik, yaitu: gemar menolong sesama, sangat memerdulikan binatang, dan untungnya ... pendiam

Sebagai karakter utama, Pierce Olivia tidak terlihat memiliki tujuan apa pun sepanjang aku membaca Abandon. Dan karena ini pov 1, aku benar-benar membenci sikap dan setiap tindakan bodoh yang dia lakukan.

Sesuai sub judul, 'Yang Terpilih,' oh, mungkin karena inilah dia selalu menarik masalah ke mana pun dia pergi, sekaligus—menurut mitologi Yunani—diperlakukan layaknya Persephone bagi John!

Terus terang, aku menjerit tiap kali Pierce membandingkan iris John dengan kilatan perak pisau.

· John Hayden

Hahahaha, aku terisak. Ekspektasiku terhadap karakter yang mewakili Dewa Hades ini pupus sudah. Batinku menjerit tiap kali dia muncul. Seperti ini: remaja tukang galau ini seorang penguasa Underworld?! Seriusan? Yah, walaupun aku hampir tidak pernah baca cerita lengkap tentang mitologi Yunani, kecuali baca novelnya Rick Riordan. Tapi, siapa, sih yang tidak kenal Hades? Minimal kalian tahu lewat film Disney. Ekspektasiku dia akan berkepribadian gelap, beringas, tanpa belas kasihan, tidak segan menghancurkan tengkorak kepala tiap makhluk yang berani mencelakai Pierce.

Tapi semua yang kudapat adalah remaja emo yang memunculkan guntur dan badai tiap galau.

Sebagai hero, dia jarang muncul. Karakternya tidak berkembang—stagnan.

John Hayden ... betapa tumpah ruahnya karakter dingin-dingin misterius dengan masa lalu kelam di jagat raya pernovelan.

Yah, setidaknya, dia konsisten.

Konsisten sebagai stalker.

· Alex

Sepupu Pierce sekaligus teman sekolah yang sepertinya tidak jauh lebih dipedulikan Pierce ketimbang kadal. Perannya penting untuk menunjukkan sisi Pierce yang tidak begitu menghargai teman. Tapi, aku suka berondong teraniaya ini. Dia patut mendapat peran lebih banyak di buku kedua mau pun ketiga.

Jika tidak, aku akan menuntutmu Cabot.

· Mr. Smith

Sang penjaga makam misterius. Dia orang kedua yang mengetahui keberadaan sang penguasa Underworld, dan sosok yang bisa dipercaya Pierce untuk menceritakan apa yang terjadi selama gadis itu mati suri. Aku suka karakternya yang menimbulkan kesan jahat ketika pertama kali muncul. Lalu, kesan plin-plan setelah membaca buku kedua.

Maaf, aku tidak bisa menahan diri. Smith, kau menyuruh Pierce untuk sedikit bersikap manis pada John Hayden agar remaja emo ini berhenti membawa badai. Tapi kemudian protes karena mereka terlalu dekat?

Eh, tunggu... itu di buku kedua.

· Mr. Mueller

Guru mesum ini pantas mati seketika. Kaudengar aku, John? Mati seketika, entah kau hentikan jantungnya atau apa pun. Bukan cuma kau remukkan jemarinya.

· Grandma

Oh, kau makhluk pembawa plot twist.

· Mom

Selera perabotan dan kesukaanmu pada burung spoonbill... just don't make any sense.

· Jade

Gara-gara kau, Pierce jadi mengulang slogan 'Periksakan dirimu sebelum kau merusak diri' pada tiap kesempatan yang ada!

· Kayla

Berhenti memanggil setiap temanmu dengan panggilan, 'Chickie.'

3. Konflik

Dikemas datar.

Ancaman kaum Fury, ritual Night Coffin dan badai yang berarak menuju pulau Isla Huesos, bersamaan dengan romansa membingungkan antara Pierce dan John. Tidak satupun subkonflik di atas menghasilkan sebuah klimaks yang dashyat.

Juga hantaman plot twist yang ditujukan untuk mengejutkan pembaca terasa amat lemah

Sepanjang membacanya, aku menunggu-nunggu penuh harap atas sebuah 'ledakan.' Sesuatu yang seru duaghh bum dorr! Namun, kenyataannya masalah terselesaikan begitu saja dengan instan, tanpa real action.

Terutama romansa heroine hero. Apa-apaan. Sebuah cinta aneh. Pierce bertemu John waktu kecil, lalu bertemu lagi saat hampir mati di umur 15 tahun—dan berturut-turut selama itu John kerap memunculkan sikap tidak menyenangkan. Siapa yang bisa jatuh cinta pada orang seperti itu?

Uhhh, sama sekali tidak smooth. Kelewat tiba-tiba. Tidak ada chemistry.

Satu hal paling mengganjal bagiku. Kerap dicantumkan bagaimana Pierce menyelipkan permata kalungnya ke balik baju---karena salah satu pengalamannya seorang tukang permata mengira dia mencuri permata luarbiasa langka itu—tapi, walaupun terselip di balik baju, entah bagaimana Pierce selalu tahu jika batu permatanya berubah warna. Bagaimana bisa??

Itu tidak terjelaskan sampai akhir.

4. Pesan moral

Periksakan dirimu sebelum kau merusak diri.

Atau.

Jangan membuat galau penguasa Underworld kalau tidak ingin terjadi apa-apa pada pulau kecil tempatmu tinggal.

5. Kesimpulan

Secara keseluruhan, menghibur.

Aku tidak akan merekomendasikan novel ini untuk kalian yang menginginkan dark fantasy. Namun, jika kalian menyukai versi ringan dari retelling Hades dan Persephone, go ahead, read it.

Lagipula, jangan pilih-pilih bacaan, ingat?

Semua detail dan hal-hal unik yang diselipkan tante Cabot di Abandon ini worth it kok. Seperti ritual Night Coffin, asal-usul pulau Isla Huesos yang ditutupi tulang-belulang manusia, quote-quoet Dante di tiap awal bab dan lainnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro