November 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



Siapa pun itu, yang telah mendukungku secara terang-terangan atau dalam diam, kuucapkan terima kasih banyak.

Tapi terkadang aku berpikir, sahabat itu apa, sih? Yang seperti apa?

Yang saling memberi, saling mendengarkan, atau saling menikung? Hehe, jangan diambil hati, karena aku senang melontarkan lelucon nggak lucu.

Sebetulnya aku nggak pernah melabeli orang-orang di dekatku sebagai sahabat, kecuali si Puti—ponselku ini. Bahkan seseorang yang sudah tahu satu sama lain sejak kecil, aku hanya menyebut dia 'teman kecil'. Dia boleh tahu bagaimana aku tumbuh menjadi dewasa, tapi dia nggak pernah tahu isi hatiku, sebaliknya begitu.

Baik, mari lupakan tentang bagaimana dan apa itu sahabat, karena akan keluar dari tema lagi, kebiasaan aku mah, hahaha.

Di dunia nyata, hanya mama dan papa yang mendukung setiap langkahku. Tetapi mereka nggak tahu kalau anaknya kepingin jadi penulis, mereka hanya mendukung soal pekerjaan kalau aku mulai malas-malasan. Bisa ditebak, kalau aku lebih banyak dapat dukungan dari dunia maya; soal menulis, kesedihan, gundah segala macam. Bukan berarti aku melupakan dunia nyata, hanya beberapa orang ini benar-benar memengaruhi hariku.

Pertama, Kak Isty. Biarkan aku menyebut namanya, karena dia nggak akan tahu juga, hahaha. Paling nanti kedua telinganya berdengung, atau cegukan. Kak Isty itu kalau ppku udah berubah gelap—pakai warna hitam, pasti langsung ngirim pesan Whatsapp: sad lagi? Setelah itu dia memberi arahan bagaimana menghadapi rasa sedih yang nggak boleh terlalu berlarut.

Kedua, Kak El. Ups, maaf. Penulis favoritku itu juga pengguna Wattpad, tapi kayaknya kak El nggak nyasar ke sini. Jadi ini rahasia kita aja ya? Iya kita, aku yang menulis, dan kamu yang sedang membaca tulisanku.

Awal mula aku mengenal kak El melalui karyanya yang luar biasa menggugah, atas fandom Melody juga mempertemukanku dengan kak Rahel. Di satu percakapan berupa pesan Whatsapp, kami pernah membahas sesuatu mendalam—menurutku, berdiskusi secara nggak langsung yang amat menyenangkan.

Kak Rahel bilang, aku pasti bisa, saat percakapan kami beralih; jadi membahas tentang bagaimana produktifnya dia dalam menulis. Berlatih terus, kamu juga bisa. Itu kata yang selalu kuingat, meski nggak sama persis, tapi kuyakin kata itu yang membuatku meneteskan air mata secara nggak sengaja, membangkitkan sisi lain dari diriku. Jujur, saat itu aku memang lagi malas ngapa-ngapain, terus seolah ada energi fast, aku memutuskan terus berkarya, menyalakan rasa semangat seperti pertama kali aku menulis—saat aku masih belum tahu seluk-beluk dunia tulis. Kak Rahel memberikan kepercayaan diri kepadaku. Iya, dia memang nggak memberi dampak 'kepercayaan diri' itu terang-terangan, tapi menurutku kata-katanya sungguh berarti. Itu salah satu mengapa aku sayang sama dia, hehe. Dibanding sahabat, aku menganggapnya sebagai saudara perempuanku.

Ketiga, Kak Nika. Sejarah aku dan kak Nika memang singkat—bagaimana dia memberikanku kata-kata semangat—yang ada dalam 'November 01' tentang kebahagiaan. Meski singkat, namun pengaruhnya luar biasa. Ya, se-ber-pengaruh itu kata-kata positif. Jadi dibanding negatif, lebih baik memberi dampak positif dari kata meski hanya melalui tulisan, bukan?

Keempat, Kak Bintang. Oh, dia juga pengguna Wattpad, kuharap dia nggak nyasar ke sini. Aku malu kalau ketahuan, hehe. Kak Cynthia yang kupanggil Bintang karena beliau menggunakan selipan 'star' di user Watty, juga bersinar layaknya bintang, sebenarnya kami belum mengenal lama. Tapi kalau udah ngobrol, kami serasa mengenal udah luaamaaa banget. Awalnya kami hanya membahas tentang hal-hal fangirl melalui dm, lalu setelah pindah obrolan ke Whatsapp, di satu waktu kak Bintang memberitahuku sesuatu yang amat dalam: jangan menyia-nyiakan waktu mudamu.

Kak Bintang mengajariku untuk tidak menyiakan kesempatan selagi muda. Apa pun yang mau kamu lakukan, ya lakukan saja selama itu masih positif. Dia juga membagi pengalamannya kepadaku. Dari pengalaman kak Bintang, sungguh aku banyak belajar. Jadi aku nggak pernah melupakan itu.

Mungkin ada beberapa yang nggak kutulis di sini. Seperti yang kukatakan di awal, terima kasih banyak atas dukungan kalian. Meski kita belum pernah saling bertemu, namun kita selalu berbagi sisi positif, senang mengenal kalian. Senang kalian menjadi bagian dari kisah sejarah hidupku.

Sekali lagi, terima kasih banyak.

Sebelum lapakku banjir oleh air mataku sendiri, sampai bertemu di bagian selanjutnya~














- N O V E M B E R 2 0 1 9 -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro