Aku Takut Presentasi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Universe 2- High School(1)


******Delia

Hidupku, indah.
Bila tak adah kimia

Sekolah?
Apakah ituh berfaetdah?

Ojelas iya, kalo ga cuman nyari cinta
Nabung wit jajan, buat beli pees lima

Sekolah, ngapain aja?
Makan di kantin beli lima bayar tiga?

Sekolah, dapat apa?
Bisa nulis diary buat dibaca minggu depannya

Sekolah, buat apah?
Yajelas, dapat ijazah.

Masa-masa sekolah, indah kah?
Ojelaz iya, kalau gak ada presentasinya.

Dahlah.

****

Aku bukan seorang introvert, tidak memiliki teman atau selalu sendirian. Aku juga bukan anak yang penuh dengan kesuraman dan terlihat sakit mental, aku tidak bodoh, hanya kurang pintar- aku tidak membenci dan tidak dibenci kurasa, aku suka sekolah tapi tidak fisika, aku hidup dipenuhi banyak mimpi, tapi aku punya mimpi buruk yang selalu menghampiri, di sela-sela kehidupan sekolahku yang ... basi.

Kata terakhir diatas itu udah mentok- karena kepengen kalimatnya ber-rima.

Jadi, mimpi buruk yang seringkali menghampiri itu adalah ... PRESENTASI.

Kuulangi, aku bukan gadis pendiam. Aku bergaul dengan baik dan punya mental yang normal, tapi tidak jika sudah terjadi yang satu ini. Mentalku mungkin berada pada krisis paling ujung dimana ia bisa lompat kapan saja dan aku bisa-bisa jadi gila.

Aku, benar- benar membenci presentasi.

Aku tidak takut, hanya benci.

Saking bencinya suatu hari aku benar-benar bolos ke UKS untuk menghindarinya.

Rezeki apa bukan? UKS nya kosong saat itu, dan aku menikmati usaha ringanku dengan senang hati tanpa rasa bersalah sama-sekali.

Tidak ada yang curiga hari itu, teman-teman sekelasku tidak ada yang tahu aku benci presentasi.

Kecuali sahabatku, kurasa.

Aku pernah baca, presentasi adalah salah satu hal yang harus kau kuasai untuk mencapai mimpi.

Jika presentasi bisa membuatku dibanjiri royalti, aku akan menghadapinya dengan sepenuh hati, amat sangat sepenuh hati. Tapi tidak.

Apa yang membuatku sangat membenci presentasi?

Bukan karena materinya, bukan karena aku harus bicara di depan banyak orang-- ya itu salah satunya tapi ini lebih karena ... aku punya trauma tersendiri.

Trauma itu sebenarnya sederhana, atau mungkin tidak karena itu membuatku hancur tiap kali mengingatnya---efeknya benar-benar membuatku mual untuk sekadar berbicara.

Presentasi dengan anggota kelompok? Aku dengan amat sangat senang hati mengerjakan banyak hal agar tidak jadi mempresentasikan.

Sungguh, aku rela. Hanya saja, jangan aku yang bicara.

Selepas dari kesuksesanku bolos sekali di hari presentasi individu itu,
Tugas presentasi masih tidak berhenti, minggu berikut-berikutnya berkelompok, dan aku bekerja sangat keras agar tidak "berbicara"

Entah takdir atau bagaimana, suatu hari yang damai, di hari presentasi tugas kelompok yang mana sudah kusiapkan dengan sangat baik bagianku, dan dipresentasikan dengan sangat baik oleh temanku.

Tidak sampai situ, gurunya menanyakan kami satu-satu, menyuruh kami mempresentasikan bagian kami masing-masing.

Rasanya? Aku mau bilang kebelet, atau ... ada keadaan urgent dengan perutku, tapi aku tidak mau kena azab instan, jadi aku hanya membatu. Mengingat-ngingat materiku sendiri.

Tapi?

Kepalaku nge-blank. Aku gak bisa ingat apa-apa. Anggota kelompok ada lima dan aku ada di urutan keempat dari pinggir kanan dan sekarang giliran teman di sebelahku yang bicara.

Aku sudah amat sangat keringat dingin dan kepalaku masih nge-blank.

Tapi, sahabatku yang nyengir melihatku pucat, menepuk-nepuk pundakku dan menyebutkan kalimat awal dari bagianku.

Itu ... sungguh membantu amat sangat banyak.

Tapi aku sudah lupa lagi saat giliranku tiba.

Guruku menatapku heran, "Kamu gak kerja apa-apa?" Karena aku hanya diam seperti orang sakit untuk waktu yang lama.

Temanku yang paling lancar bicara membela, "Bagian Delia paling lengkap, bu. Ibu liat aja,"

Guru itu tampak membaca bagianku di laporan kami, dan sahabatku terus berusaha membantuku mengingat tapi itu sia-sia aku sudah sangat-sangat gugup!

"Kamu liat internet ya? Kenapa gak ingat apa-apa dari materinya?" Guru itu bertanya lagi, menyudutkan.

Aku gak punya waktu liat internet buat nyusun materi dalam waktu satu jam dan cuman make buku paket, mikir buk?

Apa salahnya sedikit membantuku dengan memberi pertanyaan?

"Del, kamu gak lagi di perkumpulan warga desa buat ngasih pelatihan, ini ruang kelas, oke? Tinggal ngomong biasa aja."

Karena Risa mencubit tanganku kuat sekali, aku tiba-tiba dapat kekuatan untuk teriak, mengeluarkan segala kegugupan dan kecemasan berlebihanku tadi.

Dan ya, semua orang terkejut, aku bisa bicara sekeras, selantang, dan sengegas itu.

Gurunya keliatan marah karena aku presentasi sambil marah-marah.

Tapi dia gak marah, dia malah senyum. "Seram banget, kamu udah kayak dosen killer."

Dan aku ditertawakan untuk beberapa menit yang lama.

Tapi, tawaan itu tidak menjatuhkan harga diriku, ataupun mentalku. Itu malah sedikit banyak membangunku. Aku bisa melakukannya, itu saja sudah cukup.

"Siapa yang trauma presentasi gara-gara diledekin bocah karena presentasinya kayak lagi stand up komedi?"

Aku mendelik tajam padanya, Risa bodoh.

"Risa? Kamu nunggu apa?"

"Eh- maap buk saya lupa-"

"Kamu lupa materi kamu?"

"Enggak, saya lupa ternyata udah giliran saya."

"Yasudah lanjut."

"..."

"Nunggu apalagi?"

"... maap buk, saya beneran lupa materi saya tadi apa?"

"Makan tuh azab, canda azab." Aku menyorakinya setengah berbisik.

Nyatanya, presentasi tidak pernah seburuk itu, aku hanya takut tidak melakukan hal sebaik mungkin, kata Risa aku orangnya perfeksionis padahal aku rasa bukan--

Sampai besok, aku masih tidak suka presentasi.

Dan- trauma presentasiku bukan karena bocah, itu karena aku salah buka power poin yang isinya jelas-jelas dan sangat jelas malah outline cerita fantasiku.

Outline cerita Crrssing t tme.

1. Heroine ketemu hero di Pangkalan ojek, naik ojek si hero dan berakhir nyasar ke isekai lengkap dengan jaket dan motor----

Skip.

Sumpah dah. Siapa sih yang hobi nyimpen file pake titik (.) doang?








****

A/N;

Chapter hari ini cringe ga tuh, maksudku terang banget kan?! Absurd juga ...

... ya, gak ada alasan sih. Tapi mana seru kalau cerita ini juga gada alasannya. Aku emang gak suka presentasi ... kadang gugup, kadang merepotkan karena materinya emang ribet. Apa aku ngetik ginian masa depanku jadi gak terjamin?

Hng, bukan berarti selamanya. Toh aku gapernah lari dari tugas presentasi loh. Tapi pernah sekali, pas itu gara-gara gak pake dasi DOANG. Jadi dihukum sampai tiga jam pelajaran ya? Gila si itu, sampai ngelewatin presentasi kelompok.

Dan yea aku hutang budi sama mereka wkwk.

Pas itu kejadian, aku lebih milih presentasi sih, daripada bersih bersih satu sekolah, ASLI.

Aku gak suka presentasi.

Dahlah.
rim 11-02-2021

Komen kalo mau dibikinin chapter tentang ketakutan kalian;

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro