(17) Romansa untuk Novel - Tsukishima Kei

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Request dari HanaGrapeRed23

Fandom: Haikyuu

Butler!Tsukishima x Novelist!Reader

Happy Reading!

*** (Name)'s pov ***

"Debut novelmu sangat bagus, (Name)! Kau menduduki peringkat kedua untuk debut pertamamu, peringkat kelima untuk debut keduamu dan peringkat ketiga untuk debut ketigamu!"

"Alur cerita fantasi dan persahabatan yang digabungkan pun sudah keren!"

"Kau menjadi novelis bebas yang terkenal."

"Bukannya ingin memaksamu, tapi aku mendapat banyak e-mail dari penggemarmu dan mereka ingin bumbu romansa di novelmu yang selanjutnya."

"Tapi itu semua hak mu kok! Kau adalah penulis bebas, bukan penulis perusahaan yang memaksamu untuk menulis buku yang tidak kau sukai!"

Aku menghela napas panjang.

"Aku memang penulis bebas. Tapi, menyenangkan penggemar itu boleh, kan?" gumamku berjalan melewati orang-orang yang sibuk.

"Tentu saja boleh," aku melirik ke sebelahku, "Tapi kalau itu sampai membuatmu kena Writer's Block, maka semua sia-sia saja, kan?"

"Rain-senpai," sahutku menghela napas panjang, "Saat kau menunjukkan e-mail dari pembacaku, aku menjadi ingin menghibur mereka sebagai bentuk terima kasihku untuk setia membaca bukuku."

"Ya-ya-ya~" ucap senpai dengan memutar bola matanya, "Kau sudah mengatakannya sejak WB menyerangmu 3 hari yang lalu."

"Setidaknya bantu aku, senpai." rengekku.

Senpai hanya mengangkat sebelah alisnya, "(Name), aku ini hanya editormu." ucapnya, "Dan berhentilah mengangguku, kau selalu mengangguku saat di sekolah ataupun saat kita sedang bersama." sambungnya menggelengkan kepala.

"Setidaknya senpai punya pengalaman!" sahutku, "Senpai itu penulis di perusahaan terkenal, kan?"

"Aku sedang cuti, (Name)--aku bekerja saat libur sekolah. Dan perusahaan sedang sibuk dengan penulis yang lain, tempatku bekerja itu bukan hanya punya 1 penulis."

"Nah, bearti senpai punya pengalaman kan?" tanyaku antusias.

"Shush!" ucap senpai mendorong telapak tangannya ke wajahku, "Kita sudah sampai."

"Sampai?" heranku menyingkirkan tangan senpai.

"Yup, sampai ke tempatmu untuk refreshing diri." lalu senpai menunjuk tempatnya.

"Cafe HQ?" heranku membacanya, "HQ? High Quality...?"

Senpai hanya tertawa lalu menepuk pundakku, "Bisa dibilang cafe ini cafe berkualitas tinggi."

Aku hanya menatap heran senpai dan dia hanya mendorong sedikit tubuhku.

"Masuklah dan pesan sepuasmu, aku sudah menghubungi pemilik cafe ini untuk memberikan semuanya gratis padamu, (Name)." lalu senpai tersenyum lebar sambil mengancungkan jempolnya dengan bangga, "Oke, aku harus pergi karena ada panggilan perusahaan."

Dan senpai meninggalkanku di depan cafe ini sendiri.

'Mah, kata senpai semua gratis, kan? Daripada disia-siakan.' pikirku sedikit menepuk tas yang berisi laptopku.

***

(Cring!)

"Selamat datang di Cafe Haikyuu!" tiba-tiba aku disapa oleh 2 pelayan laki-laki.

Satu mempunyai rambut berwarna orange dan satunya memiliki warna hitam dan sedikit pirang pada bagian depannya. Yang membuatku kaget adalah--

"SD!?" kagetku.

--Yup, tinggi mereka yang sedikit lebih rendah dariku yang sering disangka anak SMP walaupun aku sudah SMA.

Spontan saja mereka berdua membatu dan tiba-tiba mereka menjadi depresi.

"E-eh?" ucapku sedikit panik, "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanyaku.

"Mereka SMA." ucap laki-laki yang muncul di belakang mereka, "Aku Sugawara Koushi, asisten di cafe ini." sambungnya tersenyum.

"SMA? Sama denganku?" sahutku sedikit terkejut.

"Wa-walaupun aku pendek, tapi aku bisa melompat!" ucap laki-lak berambut orange, "Hinata Shouyo, yoroshiku Ojou-sama...!"

Pipiku sedikit memerah, lalu mengangguk singkat.

'Tunggu, melompat? Bukannya semua juga bisa melompat?' pikirku kemudian.

"Aku memang tidak bisa bertarung di udara, tapi aku bisa melindungi kalian di belakang!" ucap laki-laki yang satunya, "Nishinoya Yuu, yoroshiku Ojou-chan...!"

'A-aku tidak tau apa yang dia bicarakan...!' panikku dan pipiku kembali memerah karena dipanggil Ojou.

"Baiklah, tidak sopan membiarkan Ojou-sama berdiri disini terlalu lama." ucap Sugawara lalu berjalan ke belakangku lalu memegang kedua pundakku.

Tiba-tiba Sugawara berhenti dan melihat tasku.

"Ah, penampilan ini... apa kau (Name)-ojou...?"

Aku menoleh ke arah Sugawara dengan wajah yang memerah.

"Ti-tidak perlu memakai suffix ojou, kan?" gumamku.

"Oh, jadi benar kau adalah (Name)-ojou-chan...!" tiba-tiba ada yang muncul dan mencium punggung tanganku, "Oikawa Tooru siap melayani anda, (Name)-ojou-chan~"

Pipiku jadi semakin semakin merah--jika itu mungkin.

"Jangan SKSD, bodoh!"

"Aw! Iwa-chan, kau sangat tidak menyenangkan~" rengek Oikawa.

"Kalau begitu langsung saja, (Name)-ojou~" ucap Sugawara mendorongku dan duduk di salah bangku yang kosong.

Aku mengambil menu dan melihat semua menunya.

'Uwah~ semuanya enak-enak~ Apalagi semuanya gratis...'

Setelah aku yakin ingin memesan apa, aku mendengar suara deheman.

"Anda ingin memesan apa, Ojou-sama...?"

Aku mengangkat kepalaku dan aku melihat sosok yang belum kulihat sebelumnya.

Dia tinggi--tidak, dia sangat tinggi--dengan rambut pirang pendeknya serta kacamata berbingkai hitam yang bertengger di wajahnya. Aku hanya bisa diam melihat laki-laki yang sedang memasang wajah datarnya itu.

"Ehem, Ojou-sama." aku berkedip kaget, "Ojou-sama ingin memesan apa?"

"A-ah, em..." aku spontan lupa apa yang akan kupesan tadi, "Ah, secangkir teh manis dan sepotong cake coklat saja."

Laki-laki itu hanya mengangkat sebelah alisnya sambil menulis pesananku.

"Untuk Ojou-sama yang mendapat semuanya gratis, kurasa anda bukan tipe yang rakus, eh?" komentarnya.

Aku hanya tersenyum lalu mengangguk singkat.

"Dan kau adalah Ojou yang tidak terlalu suka kontak dekat, kan? Oleh karena itu biarkan aku yang melayanimu, namaku Tsukshima Kei."

Wajahku kembali memerah dan aku hanya bisa menyembunyikannya dengan memnutupi wajahku dengan menu makanan cafe.

"Um... terima kasih sudah mengerti... Tsukishima-kun..." gumamku.

Saat aku mengintip di atas menu cafe, Tsukishima memberikan senyum khas ikemen lalu pergi dan entah keajaiban apa yang datang, tiba-tiba pipiku menjadi panas dan kuyakin sekarang wajahku sangat merah.

'Ada apa denganku...?' pikirku menurunkan menu cafe.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di dalam kepalaku. Dengan cepat aku mengambil laptopku dan mulai menulis ideku itu di dalam catatan laptopku. Saat aku sedang serius mengetik...

"Ini pesanan anda, Ojou-sama." aku tersentak kaget lalu melihat Tsukishima sedang meletakkan pesananku di dekat laptopku, "Anda terlihat sangat serius."

"A-ah, bukan apa-apa. Hanya mendapat ide untuk pekerjaan sampinganku." gumamku menundukkan kepalaku.

'Apa yang terjadi padaku?? Aku kelas 1 SMA dan kenapa tingkahku seperti anak SMP yang sedang jatuh cinta--tunggu...'

"BOHONG!?" bentakku menggebrak meja.

...

...

...

...

...

...heh?

"A-aah, maafkan aku!!" ucapku membungkuk singkat lalu duduk dan menutup wajahku dengan kedua tanganku, "Aah, bodoh sekali..." gumamku.

"Oh, kau menyadari kalau tindakkanmu itu bodoh, ya?" aku mengangkat kepalaku dan melihat Tsukishima sedang berjalan menjauh.

Aku hanya mengembungkan kedua pipiku, menatap tajam ke arah Tsukishima yang akhirnya kembali fokus ke laptopku.

***

"Anda lagi, Chibi-ojou...?" suara Tsukishima langsung menyambutku saat aku memasuki cafe Haikyuu.

Entah kenapa aku jadi suka kemari. WB yang menghantuiku selama beberapa hari ini menjadi hilang tak berbekas, yang membuatku sangat lancar menulis buku yang bergenre romace ini. Ini pertama kalinya bagiku dapat menulis sebanyak ini dalam waktu yang singkat.

"Apa?" sahutku menatap kesal ke arah Tsukishima, "Tidak senang jika aku menjadi pelanggan disini?"

--Dan entah kenapa Tsukishima memanggilku dengan sebutan Chibi-ojou.

"Bukannya tidak senang," lalu dia menepuk kepalaku, "Hanya saja tidak ada perbedaan antara Chibi-ojou menjadi pelanggan sini atau tidak, pesanan Chibi-ojou selalu gratis kan?"

Tanganku mengepal dengan kuat dan aku hanya menahan amarahku sampai aku meraasa tangan Tsukishima tidak lagi berada di atas kepalaku.

"Jangan pasang wajah seram begitu, Chibi-ojou." ucapnya tersenyum mengejek, "Aku hanya bercanda."

Aku menghela napas panjang lalu melewati Tsukishima sampai aku mendengar komentar lanjutannya.

"Oh, sebenarnya aku berkata jujur mengenai tadi."

'Argh, tenangkan dirimu (Name)...'

Aku lalu duduk di tempatku kemarin dan membaca singkat menu cafe. Aku berencana tetap pada menu yang sama, aku bukan tipe yang mudah berganti-ganti.

"Ah, apa anda sudah memilih pesanan anda, Ojou-chan...?" aku tidak mengenal suara ini dan aku mengangkat kepalaku untuk melihat siapa pemilik suara ini.

Dan aku disapa dengan laki-laki dengan rambut hitam... yang terlihat seperti habis bangun tidur?

"Secangkir teh manis dan cake coklat...?" ucapku sedikit ragu.

Sepertinya dia menyadari keraguan dalam nada bicaraku saat menulis pesananku jadi dia mengangkat kepalanya dan tersenyum seksi.

"Namaku Kuroo Tetsurou, Ojou-chan~" ucapnya lalu memegang tanganku dan mencium punggung tanganku.

Pipiku kembali memerah dan aku hanya bisa tersenyum lalu mengangguk singkat.

Kuroo masih tersenyum sama seperti sebelumnya, "Anda sangat--"

Tapi ucapan Kuroo terhenti saat seseorang memukul belakang kepala Kuroo dengan menu dan aku melihat pesananku yang biasa sudah ada di atas meja.

"Berhenti menggoda Ojou-sama, bodoh." ucapnya, "Terutama Chibi-ojou yang satu ini."

"Hei!" sahutku merasa tersinggung.

"Kenapa?" tanya Kuroo menantang Tsukishima, "Apa kau cemburu Ojou-chan kesukaanmu--yang kau panggil Chibi-ojou--diganggu?" lalu Kuroo merangkulku dan menyandarkan kepalanya di sisi kanan atas kepalaku, "Ah, aku tidak melihat namamu di Ojou-chan ini~"

Lagi-lagi sebuah menu mendarat ke wajah Kuroo.

"Aku tak paham maksudmu, bodoh." komentar Tsukishima datar, "Ayo kembali bekerja dan selamat menikmati makanan anda, Chibi-ojou."

"Ja-jangan panggil aku chibi, dasar tiang listrik!" kesalku setelah dipanggil chibi berkali-kali.

"Hai' Hai'~ Chibi-ojou~" ejek Tsukishima menyeret Kuroo pergi.

Aku kembali menatap pesananku lalu mengeluarkan laptop ku.

'Entah kenapa...'

'Aku merasa Tsukishima itu... cemburu?'

Aku lalu menggeleng dan meminum minumanku.

"Bodoh..." gumamku pelan setelahnya.

'Sejak awal aku datang ke cafe ini, cintaku tidak akan berbalas.'

***

"Kenapa aku, (Name)?" heran senpai dengan ekspresi bosannya, "Dari semua orang, kenapa aku?"

"Soalnya kudengar senpai itu ada pengalaman cinta!" jawabku tanpa ragu.

Aku merasa tepukan pelan di belakang kepalaku.

"Bodoh, siapa yang bilang begitu?" tanya senpai.

"Eh? Sugawara-san dan Sawamura-san." jawabku menatap heran senpai, "Mereka bilang kalau Kuroo dan Oikawa dekat dengan senpai. Begitu iuga dengab Bokuto..."

Seketika senpai menjadi kesal sendiri. Aku penasaran kenapa?

Saat kami sampai di depan cafe, tiba-tiba senpai menahanku dengan memegang pundakku.

"Kau tunggu di gang kecil sebelah cafe ini." ucap senpai.

"Eh? Kenapa?"

"Aku ada urusan singkat di dalam dan aku tidak ingin kau melihatnya, (Name)." jelas senpai tersenyum lalu memasuki cafe.

Aku lalu berjalan menuju samping cafe ini, dan sesaat aku sempat mendengar suara teriakan minta tolong?

'...haha, apa sih yang kupikirkan? Itu pasti hanya perasaanku saja.' pikirku memasuki gang kecil itu lalu bersandar dan menutup mataku.

Baru beberapa saat aku menutup mataku, aku mendengar langkah kaki seseorang dan saat aku membuka mataku--

"Tsukishima-kun...?"

--Berdiri dihadapanku Tsukishima dengan pakaian butler-nya.

Wajahku memerah tiap kali melihat penampilan butler Tsukishima.

"Rain-sama bilang kalau Chibi-ojou ada keperluan denganku." ucap Tsukishima memperbaiki dasinya, "Ada apa, Chibi-ojou...?"

Aku tidak mendengar ucapan Tsukishima. Dalam kepalaku hanya ada 1 hal yang kupikirkan.

'APA SENPAI SENGAJA MELAKUKANNYA!? AKU BAHKAN BELUM MEMBERITAHUNYA KALAU AKU AKAN MENYATAKAN PERASAANKU PADA TSUKKI!? BEARTI BENAR YANG DIKATAKAN--'

"Oi, Chibi-ojou." aku tersentak kaget lalu menjadi gugup.

"A-uuh, sebenarnya aku--eh, tunggu... Dari awal aku sudah--tunggu itu juga salah... Sebenarnya aku--tunggu, itu sama seperti sebelumnya... Aku--" tiba-tiba kedua tanganku ditepuk pelan.

"Hei Chibi-ojou, bisakah kau--" tapi aku terlalu fokus sampai sentuhan kecil mengagetkanku.

"A-AKU MENYUKAIMU!"

Suasana menjadi hening. Sampai aku mendengar tawa kecil yang ternyata berasal dari Tsukishima lalu dia mengelus rambutku.

"Kupikir kau tidak akan mengatakannya, Chibi-ojou." komentar Tsukishima lalu mencium keningku, "Aku juga menyukaimu, Chibi-ojou."

*** Author's pov ***

"Lihat, mereka pasti bisa mengatakannya tanpa harus bantuanku." ucapku mengintip 2 kouhai-ku dari jendela di lantai 2 cafe.

Aku menjauhkan diri dari jendela lalu tersenyum lebar pada Sugawara dan Sawamura.

"U-um... Ojou-chan..." panggil Sugawara.

"Owner-sama, jika kau keberatan..." sahutku masih memasang senyum yang sama.

Mereka berdua merinding dan mundur teratur.

"Haruskah kubotakkan kepala kalian, hm?" ucapku mendekati mereka.

"GYAAAAA!!"

*** Omake ***

*** (Name)'s pov ***

"Selamat! Debut buku keempatmu dengan judul 'Glasses' mendapat peringkat pertama!!"

Begitu aku masuk ke cafe, sudah banyak berkumpul orang-orang dengan topi perayaan dan sebagainya.

"...eh?" kagetku lalu tersenyum, "Terima kasih."

"Baru seminggu diterbitkan, dan sudah 12.000 eksemplar yang terjual." komentar senpai, "Aku penasaran apa isinya. Buku ini murni kau yang mengeditnya, kan?"

Aku hanya mengangguk singkat.

"Ah, tentu saja aku tidak penasaran lagi karena aku yang membeli buku pertamanya dan membacanya dalam waktu 24 jam." ucap senpai lalu menunjukkan sebuah buku dengan cover sederhana, berjudul 'Glasses' dan ada sebuah kacamata disana.

Aku menjadi gugup.

'Aku takut dengan pertanyaan yang akan dilontarkan senpai...' pikirku.

"Lalu, (Name)..." ucap senpai tersenyum jahil, "Siapakah sosok laki-laki berkacamata di dalam bukumu ini?"

Wajahku memerah.

Keringat dingin mulai memenuhiku.

"Well...?" tanya senpai.

Saat aku melihat sosok berambut pirang dan berkacamata berada dalam jangkauan pandanganku, aku langsung bersembunyi di belakangnya dan menunjuk kepalanya.

"D-dia..." gumamku.

Dengan spontan aku mendengar semuanya ber-oh-ria dengan nada menggoda, membuat wajahku semakin merah.

"Ooh, bearti perempuan yang berprofesi sebagai penulis dalam cerita ini adalah kau, wahai kouhai-ku (Name) (Surname)?"

Wajahku semakin merah dan panas dan aku hanya bisa mengangguk di punggung Tsukishima.

Semua kembali ber-oh-ria dengan nada yang sama lalu mulai berpesta. Semua tampak sangat berisik sampai aku merasakan tepukan di atas kepalaku.

"Tak kusangka kau mendeskripsikanku sebagai laki-laki garam yang ikemen, Chibi-ojou."

"Berisik!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro