Chapter 15

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini, (name) berada di sebuah mansion yang berbeda dari mansion yang dibangun oleh para suaminya. Di mansion ini, banyak tersimpan barang-barang antik mulai dari era delapan puluh hingga sembilan puluhan pun ada di rumah ini.

"Ah, menantuku datang" ucap wanita paruh baya dengan pakaian formal. "Selamat pagi" sapa (name) dengan senyuman khasnya dan wanita paruh baya itupun langsung memeluk (name) sebentar serta menatap lembut mata (name).

"Kau masih cantik, sama seperti waktu ku muda dulu. Kan pa ?" Tanya wanita ini pada pria yang usianya terpaut dua tahun olehnya. "Iya. Kurasa Tori tidak salah untuk memilih istri. Namun, dimana Yuzuru? Dia tidak ikut ? Dan dimana Tori ?" Tanya pria itu sambil melipat tangannya di dada.

"Yuzuru masih ada pekerjaan di agensi. Dan Tori, ia bilang kalau ia sedang ada di kamarnya sebentar. Dan maaf, kami pulang tidak memberitahu" ucap (name) yang berusaha sesopan mungkin. "Tidak apa-apa. Yang penting kau ikut kemari itu sudah cukup untuk kami. Mari, kita mengobrol tentang urusan wanita" ajak wanita paruh baya itu yang kemudian menggandeng (name) ke kamarnya serta meninggalkan ayah Tori sendirian di ruang tamu.

Di dalam kamar itu, (name) ditanyai tentang kondisi kehamilannya. Serta ibu Tori pun curiga jika (name) tidak hamil atau bahkan tidak melakukan tugasnya sebagai seorang istri dengan benar. Namun, hal itu ditepis oleh (name) secara halus agar tak merusak kepercayaan serta hubungan antara menantu dan ibu mertua itu.

Sementara ayah Tori, ia sibuk membujuk Tori agar (name) tinggal disini hari ini saja. Atas dasar kesibukan orang tuanya yang tidak punya waktu untuk melihat serta merawat menantunya, Tori pun mengerti dan akan menghabiskan waktu disini.

*****

Kini jam makan siang telah tiba, dan merekapun duduk di ruang makan untuk menikmati hidangan makan siang bersama.

"Tori, apa (name) ini pernah memasak untukmu atau hanya maid saja ?" Tanya ibu Tori yang disambut dengan tatapan geram dari ayah Tori. "Tenanglah, ma. (Name) memang memasak. Terkadang jika kami benar-benar beruntung, maka kami bisa memergoki (name) di pagi hari, sekitar jam empat pagi sedang memasak yang dibantu para maid" jelas Tori sambil menikmati pancake.

"Berarti, (name) tidak suka masak terang-terangan ?" Tanya ibu Tori lagi. "Jelas tidak. (Name) mengurus empat puluh dua suami, termasuk anak kita. Jadi wajar jika dia bangun jam segitu untuk masak demi suaminya" jawab ayah Tori yang membuat Tori tertawa.

Kekanak-kanakan, itulah yang terlintas dipikiran (name) saat melihat tingkah Tori seperti itu. Namun ia pun mengerti jika Tori lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Yuzuru ketimbang bersama orang tuanya.

Setelahnya, mereka pun membicarakan tentang topik bisnis yang dikembangkan oleh keluarga (name). Walaupun pernikahan ini tidak didasari atas bisnis, namun mau tak mau ini juga menyangkut perihal bisnis.

Perusahaan yang semula tidak kenal, menjadi kenal. Teman menjadi lawan, dan teman semakin dekat. Namun tetap saja hal itu memiliki imbas positif dan negatif yang tak terasa untuk sekarang, tapi suatu saat nanti ada saat dimana mereka akan mengerti semuanya.

Dan setelah selesai makan siang, Tori mengajak (name) untuk berkeliling rumahnya. Bahkan ia juga sempat menceritakan jika beberapa member dari unit tertentu pun pernah datang kemari, terutama Hiyori Tomoe. Ia pernah datang kemari saat ia, Tori, serta Yuzuru masih kecil.

Selain itu, Tori sempat malu-malu saat tiba di perpustakaan milik keluarganya. Ia malu karena ada sebuah rak buku yang berisi tentang album keluarga. Melihat hal itu, (name) merasa curiga tentang gelagat Tori dan memutuskan untuk membukanya walaupun Tori sudah melarangnya.

Saat melihat foto masa kecil Tori, (name) merasa gemas. Karena Tori terkadang bersembunyi dibalik Yuzuru. Bahkan (name) sempat berpikir jika Tori kecil adalah seorang wanita yang salah gender.

*****

Saat malam tiba, (name) telah menelpon Eichi jika ia menginap di rumah Tori dengan alasan jika ia hanya bisa bertemu dengan mertuanya sekali dalam beberapa tahun. Sungguh mertua yang giat bekerja.

Mendengar hal itu, Eichi pun mengerti. Di tambah dengan ia yang paling mengerti dan mengetahui seluk beluk seluruh orang di rumah ini.

Tak lama kemudian, Tori dan (name) pun sempat berbicara sebentar untuk saling berbagi cerita saat mereka dipisahkan tadi siang. Dan Tori yang mendengar jika ibunya bertanya pada (name) tentang kehamilannya pun membuat Tori sedikit kesal, namun ia hanya bisa mengungkapkannya melalui perilakunya. (Name) tak tinggal diam, ia berkata jika ia telah memaklumi apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya itu atas dasar bahwa suami (name) sangat banyak.

Tori pun merasa iba. Ia memeluk (name) hangat. Terkadang, terbesit jauh di lubuk hatinya jika ia merasa bersalah. Merasa bersalah jika ia tidak mau mengalah untuk menikah dengan (name), namun apa yang dikatakan oleh kakak kelasnya waktu itupun tidaklah salah. Bahkan, ia ingin sekali meminta maaf pada (name) namun dua kata penuh makna itu sangat sulit terucapkan disaat tertentu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro