Pulpen biru

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng










Sudah empat semester berjalan, bisa-bisanya aku baru tahu ada pria setampan ini di kampusku?

Hoodie hitam, Kacamata belajar yang bertengger di hidung mancung rampingnya, tubuh semapai yang sempurna, jangan lupakan wajahnya yang sangat sangat sangat tampan. aku melihat vibes vibes Axelle di pria ini, pria dengan muka boneka yang tampan. Bedanya, Axelle begitu berisik dan bodoh, pria ini berbeda, sangat tenang.

menelan ludahku susah susah, aku berusaha memalingkan wajahku sebelum ke tangkap basah sedang memperhatikan setiap lekukan di wajahnya. Sialnya wajahnya sangat menarik untuk di perhatikan, sial sial sial aku ingin memotonya lalu memberi tahu cezka soal berita ini.

ah sepertinya aku harus berterima kasih pada Jake yang dengan kurang ajarnya mendaftarkanku pada UKM "Study mathematics with fun" karena geram melihatku lama berhitung dalam matkul pengantar akutansi tiga. padahal juga dengan masuknya aku ke dalam ukm ini tidak membuatku instan pintar berhitung mendadak, aku hanya butuh waktu lama mengawang angka-angka bukan sama skali tidak hisa berhitung.

Ah jake memang tidak tahan melihat orang bodoh, sepertinya ia alergi orang bodoh, jika bisa jauh jauh dariku ia akan menjauh sekali dadi ku, hanya saja kami sekelompok dalam tugas buat paper yang mana praktek ini tuntas sampai semester delapan. geez, sepertinya ia depresi harus bertemu denganku secara berskala.

Seperti tebakan ku dan cezka, UKM ini berisi anak anak pintar yang menduduki indeks prestasi di angka empat sempurna bulat tiap semesternya, yang berteman dengan buku tiap harinya. Aku sudah siap akan masuk ke dalam lingkaran manusia manusia paling introvert diantara introvert, menyiapkan mentalku harus bertahan dua jam penuh bergelut dengan orang orang seperti ini yang mungkin diliputi sebuah keheningan panjang.

tebakanku dan cezka salah, salah besar. Baru membuka pintu ruangannya saja aku sudah di sambut hangat aroma kuah kaldu ayam yang gurih dan menggoda, setelah itu aku kembali dikejutkan dengan ruangan ukm yang sangat sangat nyaman dan di dekorasi begitu tampak seperti ruang tengah sebuah rumah harmonis.

Tempat diskusi di tengah ruangan dibuat pelataran dengan alas karpet bulu empuk bewarna cream, terdapar televisi juga sofa panjang di sebelahnya, jendela yang di hias gorden bunga warna warni, pot daun indah yang di gantung menambah kesan ornamen nyaman, serta dapur kecil yang menyita perhatianku.

Benarkah ini sebuah ruangan ukm? Ini tampak seperti hidden run house untuku.

Dan disitu lah mataku terpaut pada pandanganya,

ada 3 pria serta dua perempuan lainya yang sudah datang duduk berkumpul sambil berceloteh ringan. Ketika melihatku masuk mereka semua tersenyum kepadaku, dengan ramah sang ketua—Alam, iya namanya Alam—menyanbutku sambil menarik tanganku untuk masuk.

kalian perlu tahu untuk masuk ukm ini harus di test dulu kemanpuanya, mereka tidak asal sembarang menerima anggota ukm, mereka ingin yang terbaik dari yang terbaik. jadi tentu saja logikanya aku tidak lolos dalam ujian tulisnya, tapi saat wawancara jake ikut bersamaku, pria australia ini memastikan bahwa aku menjadi sponsor club mereka dengan senang hati. Aku ingin protes, tapi yaa tidak apa sih, pada ukm sebelumnya ayah juga gemar mengirimi uang khusus sumbangan untuk ukm yang aku ikuti.

setelah itu jake baru bercerita bahwa club mereka terancam bubar akibat salah saing dengan study club milik Zongs yang lebih fleksible dan humbble pada masyarakat kampus. Dana kampus yang di berikan untuk ukm ini semakin menipis, mungkin itu yang menjadi alasan mereka butuh uang ku, untuk membuat ukm mereka lancar.

Padahal seharusnya sekumpulan anak berprestasi mendapat fasilitas yang spesial juga, tapi apa apaan ini, kalah dengan keluarga kaya yang hanya gabut lalu membuka ukm.

keluarga zongs memang kaya sih, tapi biasa saja kekayaanya, lebih kaya keluarga dokter milik Cezka, keluarga teman teman komplotanku, atau bahkan kekayaan keluarga aku sendiri. yang terkaya diantara yang paling kaya. the next runner, begitulah dosen dosen menyebut komplotan kami, para ahli waris perusahaan perusahaan penopang perekonomian asia.

oke kembali ke pria tampan ini, siapa ya namanya? Yo—yo? Yono? Yosuke? Yondu?

"yoshi"

Ah iya, yoshi.

Kak Alam menyodorkan setarik kertas kepada yoshi, bisa kulihat sebuah absensi kehadiran club ini. Hanya ada 15 denganku menjadi 16 anggota dalam list kehadiranya. Jari yoshi mulai menunjuk  kertas sambil bergumam, setelah itu ia mulai mengeluarkan suaranya untuk memangil nama anak satu persatu.

duduku dengan yoshi bersebrangan, yang mana aku dengan mudah bisa curi curi pandang untuk memandanginya. Masih bingung mengapa aku tidak sadar ada pria setampan ini dalam kampusku.

"diandra maharlangit"

ketika mulutnya menyebutkan namaku yang berada di urutan terakhir dengan tinta yang masih baru, mata indahnya menatapku—kami terpaut pandangan—aku menjadi diam karena dalam seperkian detik ini aku semakin dasar,

BAHWA PRIA INI MEMANG SANGAT DAN SEMAKIN TAMPAN KETIKA DI PERHATIKAN LEBIH LAMA.

yoshi memutuskan kaitan mata kami, aku kecewa, ia sibuk mencentrang namaku pada kolom sebelahnya. Jari putihnya yang indah juga mengengam pulpen dengan manly, aku suka.

dia ini tipe ku. (Jangan beri tau cezka soal ini, karena tipeku selalu berubah)

tipeku sejak tadi.

Kak Alam berdiri hingga gerakanya mengambil perhatian kami semua, ia berdeham sebentar sebelum mengeluarkan suaranya. "Selamat malam semua, shalom untuk kita semua, semoga selalu di limpahian kehabagiaan serta kepintaran selalu"

ah, narsistik sekali. Kepintaraan apaan jika kalah dengan kuasa.

Tangan kak Alam menyentuh pundaku yang masih duduk memperhatikanya, "pada kesempatan kali ini kita mendapat member baru, Diandra"

kini perhatian seluruhnya menuju padaku. Ku lemparkan senyum seasanya untuk mereka semua, berusaha tidak kikuk ketika yoshi memandangku lagi.

Aduh mana pakaianku asal asalan, jika tau ada pria setampan ini aku akan memakai baju yang cantik bukan malah kaos putih serta celana bahan warna cream tua seperti ini, memalukan sekali.

pertemuan hari itu berjalan dengan mulus, karena aku mereka semua tidak masalah membahas rumus rumus dasar untuk menyamakan pengetahuan ku agar kedepanya aku bisa menyusul mereka. Perkiraanku seluruh anggotanya egois ternyata salah besar, mereka semua tidak kalah seru dari komplotanku. aura yang di pancarkan dalam kelompok ini bewarna kuning lembut, berbeda dengan komplotanku yang warna hitam atau bewarna warni seperti lampu disko.

Perkumpulan usai pukul 9 malam. Karena universitas kami asrama, jadi seluruhnya segera masuk ke dalam gedung asramanya sebelum lonceng tanda jam malam sudah di mulai akan berbunyi.

Namun kak Alam, Yoshi serta Leia masih di ruang ukm ini, membereskan seluruh kursi dan ruangan sebelum kamu meninggalkanya.

aku tidak ikut berberes, hanya butuh diskusi kecil dengan kak Alam soal donasi. Aku menjelaskan bahwa aku akan berdonasi secara mandiri antara tanganku dan tangan kak Alam, tidak perlu melalui perantara universitas karena akan di potong banyak biaya sehingga uang akan semakin mengecil hingga di tangan kak Alam. Kak Alam sedikit takut, ia masih ingin patuh pada aturan kampus, jadi yang kami sepakati adalah dana dari ku akan di bagi dua, yang pertama akan di alirkan menuju kampus dahulu, sisanya akan langsung aku berikan pada kak alam.

diskusi selesai, setelah deal dealan kamu meminum segelas air sambil bersantai sejenak, memperhatikan Yoshi dan leia yang berbincang dari arah dapur.

Ah sial, mengapa aku harus sadar soal kehadiranya?! padahal dari jarak seperti ini saja ketampanan nya sangat kencang? Apakah dulu aku terlalu buta? Atau jangan jangan aku yang di pelet saat ini?

Saat aku memperhatikan yoshi, kudengar suara kekehan dari kak Alam di sebelahku.

"kenapa ra? Ganteng ya?"

menganguk dan mengacungkan jempolku  seperti ini : 😎👍🏻 , kak alam semakin tertawa.

aku berbisik, "banget kak"

ia mendekati kupingku, "cepetan targetin, banyak tuh anggota club yang tertarik juga"

kak alam, emang kating paling the best. "oke kak siap" aku menjawabnya bak bawahan tentata pada atasanya.

oh geez, aku sudah mencari tempat tempat di bali untuk kencan.

tapi pokoknya,

CEZKA HARUS TAU HAL INI!

_____

Yoshi Hazel Candraningrat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro