5 November 2019

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

|| E-Jazzy | 1089 words ||

| Short Story |

| RavAges - Cerita Lepas |

Tema:
Buat karya yang menjelaskan mengapa matahari terbit dan tenggelam. Bisa dalam bentuk legenda, mitos, scifi, atau sekadar penjelasan anak SD.

Mengapa matahari terbit? Mengapa ia tenggelam? Mari kukisahkan sudut pandang kami padamu.

Ini Alatas, omong-omong. Ingat aku, 'kan? Yang tidak pernah tidur, punya warna mata berlainan sebelah, pernah nyaris tertembak mati—

Oke, mari kita ke inti cerita ini saja.

Kisah ini terjadi di antara chapter 5 sampai 15 karena sang penulis tak ingin ada spoiler di antara kita.

Karena aku pemuda baik dan bersahaja, Tuhan baru-baru ini mengabulkan doaku: ada anak cewek di antara geng kami. Truck sempat menentang gadis itu ikut, dan kurasa sampai sekarang pun masih, tetapi dia tak bisa menyangkal bahwa Erion tidak akan tumbuh dengan benar kalau melulu dididik oleh kami berdua.

Gadis itu ... bagaimana aku mengatakannya? Dia bukan hanya sekadar cantik dan berani. Dia tampak kebingungan di awal, tersesat, linglung, kupergoki menangis beberapa kali. Namun, saat sadar aku menatapnya, dia buru-buru menghapus air mata dan berbalik memelototiku.

Kukira, dia tipe jutek, galak, senang berkelahi, tomboy, anti hal-hal berbau wanita—aku sering menemui cewek macam itu. Lalu, kudapati dia tersenyum setiap kali mengobrol dengan Erion. Lembut, manis .... Matanya yang gelap sewarna langit malam itu tiba-tiba tampak hangat.

Bagaimana cara menarik perhatiannya?

Aku pernah memberi tahu bahwa matanya secantik langit malam, tetapi dia bilang aku menjijikkan. Aku juga memuji namanya—Leila—dan gadis itu memasang tampang mual.

Lalu, kesempatan itu datang beberapa saat setelah kami membahas kenapa langit di atas kami terus-terusan gelap. Kujawab bahwa ini adalah perbuatan NC yang membuat semacam kubah gelap di atas daratan entah untuk apa—yang jelas, pasti untuk menyulitkan pergerakan kami, para Fervent.

Dari satu jawaban, berbuntut ke hal yang lain. Saat Truck sudah tertidur, aku dan Leila masih mengobrol, sesekali disela suara Erion yang hanya bisa didengar oleh Leila.

"Erion bilang, matahari tak ada saat ini karena kereta matahari sudah jatuh ke tangan NC." Leila memberi tahu sambil terkekeh. Aku selalu suka cara tulang pipinya meninggi dan sudut bibir mungilnya terangkat saat tertawa. Gadis itu menoleh lagi pada Erion, dan ekspresi wajahnya benar-benar membuatku kesulitan mengalihkan pandang. "Helios yang dilengserkan Apollo, sekarang dilengserkan oleh seseorang di NC, begitu? Jadi, matahari tak terbit-tebit lagi?"

Erion mengangguk percaya diri. Dia bocah yang unik—kurasa, dia menyukai mitologi dan memahami ilmu perbintangan. Pernah satu kali saat aku asal tunjuk langit dan berkata bahwa salah satu bintang itu adalah Venus, Erion mengalihkan jariku ke bintang lain yang lebih terang di langit Timur. Truck bilang, yang Erion tunjuk itu benar-benar Venus.

"Siapa Helios dan Apollo?" tanyaku. Sebenarnya aku tahu sedikit, tetapi aku ingin Leila bicara padaku.

"Helios adalah Dewa Matahari dalam Mitologi Yunani."—Aku mengangguk-angguk senang karena kali ini dia bicara sambil tersenyum padaku, dan bukannya memelotot seolah aku telah berusaha mencopetnya atau apa—"Setiap kali Helios mengendarai kereta suryanya, saat itulah kita melihat matahari terbit. Dan keretanya bergerak ke arah barat, karenanya matahari terbenam di barat. Suatu hari kedudukannya sebagai Dewa Matahari digantikan Apollo."

Aku memutar otak untuk menjaga mood-nya tetap bagus denganku. "Kau tahu banyak tentang mitologi itu?"

"Ayahku juga menyenangi kisah-kisah macam itu," decaknya. "Tapi, kurasa ayahku lebih tertarik pada Mitologi Mesir."

"Ah, jadi Mesir juga memiliki kisah matahari terbit macam itu."—Bagus, ini berlangsung dengan lancar dan Leila belum tampak sebal padaku.

"Mereka memuja Ra sebagai Dewa Matahari ... atau Re .... Entahlah. Namanya ada banyak. Dewa-Dewi itu bahkan punya semacam nama rahasia. Berbeda dengan Dewa Yunani yang menggunakan kereta matahari, Ra menggunakan kapal. Kapal Siang, lalu berpindah ke Kapal Malam untuk melayari Duat."

Erion menarik lengan baju Leila lagi dan mengatakan sesuatu yang membuat gadis itu terkagum-kagum.

"Kau tahu banyak tentang mitologi, ya?" puji gadis itu. Tangannya mendarat di atas kepala Erion, dan rasanya aneh sekali aku kepingin mengajak Erion bertukar tempat. Saat Leila menoleh lagi padaku, aku membatalkan niatan tukar posisi itu. "Anak ini tahu tentang tiga wujud Ra; Khepri saat fajar, Aten yang menjadi sentral di kubah langit sebagai waktu tengah hari, dan Atum yang merupakan matahari terbenam dan dipersonifikasikan sebagai sosok tua bertongkat yang akan meregenerasi ulang setiap malam hari."

"Erion itu pintar," kataku sembari berdoa anak itu belum mengantuk. Biasanya, saat Erion terlelap, Leila jadi ikut bengong ke arah hutan dan menolak berinteraksi berdua saja denganku.

"Dongeng," dengkus Truck, yang entah sejak kapan sudah bangun. Senyum Leila turun dan tatapannya jadi dingin lagi saat Truck menyanggah, "Itu semua bawaan penganut Geosentrik, seolah-olah matahari yang bergerak, dan bumi menjadi porosnya. Pada kenyataannya, bumi yang berotasi pada porosnya dan—"

"Kegeniusanmu mengalahkan anak SD, Truck." Leila mendelik sinis. "Sayangnya aku bukan penganut Heliosentrik."

Truck mendengkus. Dia membalikkan badan, lalu mengorok lagi.

Aku mengerutkan kening. "Benarkah kau bukan ...."

"Tentu saja memercayai heliosentrik, Alatas." Leila memutar bola matanya, dan aku jadi senang karena akhirnya dia menyebut namaku. "Aku hanya sebal pada cowok itu."

Erion mengatakan sesuatu lagi, yang kali ini mengembalikan senyum Leila. Gadis itu tahu-tahu melirikku, masih sambil terkikik geli.

"Kau pernah memberi tahu Erion bahwa matahari dan bulan itu dua bola api yang kejar-kejaran selama 24 jam sehari."

Wajahku langsung terasa panas. Kupandangi Erion yang ikut menyeringai jail—haruskah dia memilih saat ini untuk membuatku kehilangan muka di depan cewek cantik?

"Itu saat aku belum sekolah," tukasku malu. "Aku mengira matahari itu bola api besar jahat yang ingin menguasai langit sendirian, jadi ia mengejar-ngejar rembulan malang yang cahayanya kecil ...."

Leila menyimak. Ya Tuhan, senyumnya manis sekali, tak peduli rambutnya masih kusut dan dan matanya agak merah karena kurang tidur, tetapi senyumnya menghangatkan hati.

Bodo amat mempermalukan diri sendiri. Aku terus menyerocos. "Jadi, aku membayangkan suatu hari bulan dapat pasukan—yaitu bintang-bintang. Jadi, saat langit menggelap, matahari yang lari, dan bulan bersama pasukan bintangnya mengejar. Begitu matahari mendapat kekuatannya kembali, dia balik mengejar bulan, dan terjadilah siang."

Leila tertawa keras sekali sampai Truck terbangun lagi. Erion mengacungkan ibu jari padaku, entah itu pujian atau hinaan.

Untuk menghilangkan rasa malu, aku memandangi langit dan berkata, "Kadang aku kangen pada kejar-kejaran—maksudku, pergantian siang dan malam itu. Rindu matahari terbit dan tenggelam lagi."

Leila menyeka air di sudut matanya dan memelankan tawa. "Ya," katanya. "Dari dulu aku bertanya-tanya apa matahari dan bulan bisa muncul bersamaan. Tahu, 'kan, menjadikannya dualitas gelap-terang."

"Ya," balas Truck dengan dengusan. "Kalau kau belum tahu, itu dinamakan gerhana."

Leila tampaknya terlalu senang sampai-sampai dia tak lagi mendelik judes pada Truck. Gadis itu kembali bercakap dengan Erion, dan senyumnya terus melebar.

Dualitas. Sekarang aku punya kata untuk mendeskripsikannya. Kuat dan sensitif. Kasar dan lembut. Tampak kacau, tetapi juga cantik. Selain memiliki sorot mata seindah dan segelap langit malam, dia juga punya senyum bak matahari terbit pukul 6 pagi yang kurindukan.

Dulu, ketika matahari terbit dan tenggelam, yang terbayang olehku adalah dua bola bersinar yang main kucing-kucingan.

Tidak lagi.

Sekarang, setiap kali aku merindukan terbitnya matahari, atau tenggelamnya yang membawa sisi misterius kelam malam, aku teringat Leila.

//membangun ship dengan kokoh

//lalu menyediakan 1001 satu cara untuk menenggelamkannya dengan epik

~( '-' )~~( '-' )~~( '-' )~

Doakan saya masih hidup sampai 25 hari ke depan ( /'-')/

Next >>> 6 November 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro