9 November 2019

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

|| E-Jazzy | 219 words ||

| Short Story |

Tema:
Danau Yang Tenang

Dia seperti Danau Mati di belakang sekolah.

Danau itu terletak hampir satu kilometer jauhnya. Kami perlu melewati jalan setapak bukit kecil dari pagar belakang sekolah untuk sampai ke sana. Ia disebut Danau Mati lantaran sudah memakan 3 korban nyawa.

Airnya tenang, tiada beriak. Hijau gelap, memantulkan bayang-bayang pepohonan di sekitarnya. Namun, siapa sangka, dalamnya tak terkira. Lantaran jauh dari peradaban, orang yang tercebur ke dalamnya dan tak bisa berenang niscaya akan mati tenggelam tanpa harapan teriakan minta tolongnya didengar.

Kadang anak-anak usil bermain-main ke sana—termasuk aku dan teman-temanku. Kami sekadar menghabiskan waktu, berbagi kisah seram, sampai kena ciduk guru. Setiap ada murid yang menghilang terlalu lama, memang tempat inilah yang bakal didatangi.

Danau Mati yang tenang, menyimpan maut diam-diam.

Seperti pemuda ini, yang berdiri di hadapanku dengan wajah netral dan sorot mata yang tampak begitu tenteram. Teman sekelasku, yang tak kusangka-sangka menyimpan sisi menakutkan dalam dirinya. Dia berdiri dengan tangan melesak ke saku celana, menatapku yang basah kuyup dan menggigil kedinginan.

"Pergi!" bentakku sambil berurai air mata, tak habis pikir pada ekspresi wajah dan gestur tubuhnya setenang danau di belakang punggungnya. "Pergi! Atau aku akan teriak!"

Kepalanya terteleng, dan sudut bibirnya terangkat sedikit. Air masih menetes-netes dari ujung rambut, dagu, dan siku bajunya. "Kenapa? Aku baru saja menolongmu."

"Karena kau yang mendorongku ke Danau Mati!"

Ketik kilat ciyaaaat

Sekarang saya bisa bobo UwU

Doakan saya masih hidup sampai 21 hari ke depan ( /'-')/

Next >>> 10 November 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro