03

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[Name] bengong.

Menatap dedaunan yang mulai berguguran dari lantai dua sekolahnya.

"Sedang apa sih?" Lily bertanya, bingung dengan [Name] yang tiba-tiba kalem.

Anehnya, melihat [Name] diam seperti ini malah membuat Lily risih.

"Tidak, cuman aku baru sadar saja lusa malam nanti sudah *Tsukimi." Jawab [Name].

Lily mengangguk, "iya sih, sebentar lagi Tsukimi. Tapi biasanya setiap Tsukimi kau pasti tidur duluan kan?"

[Name] mengerucutkan bibirnya, "ya kan ngantuk."

Melihat ke bawah, Lily melihat sosok familiar.

"Hei, hei. Itu Kagamine." Lily berbisik, bersikap seolah mungkin Rinto dapat mendengarnya dari lantai dua.

"Eh bule?" [Name] tersenyum dan mulai melambai.

"BUL---HMPHH!!" Belum sempat selesai [Name] berbicara, Lily sudah membungkam mulutnya kasar.

Rinto yang mendengar teriakan dari lantai dua menoleh ke atas dan melihat [Name] yang nampak seperti dianiaya oleh Lily.

"[Last name]-san dan Masuda**-san..?" Gumam Rinto sweatdrop.

"Kau ini apa-apaan!?" Lily berbisik kesal kepada [Name] dan [Name] balas dengan teriakan.

"KAU YANG APA-APAAN!?!"

Lily kembali membungkam mulut [Name].

"Kau tidak dengar yang rumor tentang Kagamine?"

[Name] yang bingung hanya menggeleng.

"Ada yang bilang kalau Kagamine itu seorang Psikopat."

"Ngibul ah."

"Hei! Ini serius! Ada buktinya tau!" Lily berusaha meyakinkan [Name].

"Apa buktinya?"

"Banyak anak-anak dari kelas kita melihat Kagamine selalu ke bukit Hoshimura setiap malam sekitar jam 8."

[Name] tersentak kaget.

"Tunggu, bukit Hoshimura? Yang dekat rumahku itu kan?"

Lily mengangguk dan kembali berbicara tentang sesuatu yang ia sebut 'bukti' itu, namun sayangnya lawan bicaranya malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

'Bule sering ke bukit Hoshimura? Apa dia ke sana untuk menemui gadis yang kutemui di danau waktu itu?"

"Hei! Hei! Dengar tidak sih?" Lily melambai-lambaikan tangannya di depan wajah [Nama].

"Ah ya? Kau bilang apa tadi?" [Name] bertanya dengan linglung.

"Jadi kau melamun dari tadi?" Lily menatap kesal [Name].

"Ah ya sudahlah, ayo. Lebih baik kita ke kelas. Bel sebentar lagi akan berbunyi."

[Name] hanya mengangguk dan mengikuti Lily dari belakang.

🌃

[Name] melangkahkan kakinya pelan dengan senter ponsel sebagai penerangannya.

Iya,

[Name] pergi ke bukit Hoshimura di malam hari hanya untuk bertemu Rinto dan bertanya pasal gadis yang ia temui tempo hari.

Berani?

O tidak, lebih tepatnya terlalu bodoh.

Krek.

Suara daun kayu patah terdengar dari belakangnya.

[Name] menoleh dan melihat wanita bersurai merah muda panjang dengan kimono merah bermotif bunga sakura menghadap ke
belakang dengan sebuah ***Wagasa di tangannya.

Merasa tak asing, [Name] mencoba memanggilnya.

"Megurine-senpai?"

"Y...ya...?"

[Name] membelalakkan matanya, ponsel yang ia genggam jatuh begitu saja.

Ketika ia melihat, sosok orang yang ia kenali sebagai seniornya Megurine Luka.

Memutar kepalanya dengan cara yang tidak manusiawi.

Tbc

*Tsukimi, tradisi menatap bulan saat musim gugur

**Aku pakai nama "Masuda" buat nama belakang Lily karena nama belakang Seiyuunya Lily itu "Masuda"

***Wagasa, payung Tradisional khas Jepang

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro