V. Jeju Island

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tae Yeon sudah di bandara guna berangkat ke Pulau Jeju untuk syuting variaty show. Ia tahu bahwa tawaran acara ini ditolak oleh Mamanya-selaku manager pribadinya-beberapa minggu yang lalu. Akan tetapi, dengan kuasanya sebagai salah satu yang berwenang di agensi, dengan berani dia menghubungi produser acara Exchange dan mengatakan keikutsertaannya dalam ragam acara itu. Siapa yang bisa menolak permintaan dari seorang cucu agensi ternama? Walau akan ada perdebatan antar ibu dan anak, itu terpisah dari urusan kerjaan.

Tae Yeon memang selalu mendengar apa yang dikatakan Ae Ri padanya, tapi bukan berarti dia akan menuruti semua kemauan perempuan kepala empat tersebut. Ia akan menimbang sendiri baik-buruk dari sebuah tawaran dan mengambil keputusan terbaik menurutnya. Inilah yang menjadi alasan ia sering ribut dengan Ae Ri.

Keberangkatanya hari ini bersama para staf khususnya-Bo Ra; sang asisten 24 jam, A Reum; si penata rias yang dingin, Chun Hei; penata busana yang super elegan, dan tentu saja Baek Hyun; penata rambut terbarunya. Ae Ri tidak ikut bersama mereka, dikarenakan jadwal yang beradu dengan temu ramah antar penyanyi Seriosa se-Korea. Hal ini memberi keuntungan bagi Tae Yeon, karena ia bisa bebas melakukan apa saja tanpa pengawasan Ibunya. Meski harus tetap hati-hati karena ada A Reum di sana. Penata riasnya tersebut adalah kaki tangan sang ibu untuk memantau pergerakan Tae Yeon.

"Maaf, aku sedikit terlambat. Ban mobil temanku kempes, sehingga kami harus memanggil montir terlebih dahulu," ucap Baek Hyun yang baru tiba dengan ransel di punggungnya, Ia sedikit ngos-ngosan karena berlari-tampak bulir peluh di pelipisnya.

"Apa kamu mengajak teman-temanmu untuk bekerja?" bisik Bo Ra sambil melirik kedua lelaki yang berdiri di belakang Baek Hyun. Tae Yeon hanya menyaksikan kejadian tersebut tanpa bersuara.

"Mereka hanya mengantarku. Maaf," ujarnya sambil membungkuk, dan memberi kode jempol pada Jae Hyun dan Jin Young. Jae Hyun merengek minta ikut saat tahu Baek Hyun akan pergi dengan Tae Yeon ke Pulau Jeju. Sebagai teman yang baik, Baek Hyun pun mengabulkan rengekan tersebut dengan meminta jasa antar ke bandara.

"Seperti mau mudik saja," cetus Tae Yeon sambil geleng-geleng.

Baek Hyun mengulum senyum yang berakhir dengan mengembangkan tawa yang memperlihatkan deretan gigi kecilnya. Sementara Jae Hyun di belakanganya sudah mencubit-cubit lengan Jin Young saking senangnya bisa melihat Tae Yeon dari jarak dekat.

Tae Yeon berjalan mendekat ke arah mereka bertiga, atau lebih tepatnya ke arah Baek Hyun. "Apa kamu sangat senang tersenyum? Sejak awal pertemuan kita, kamu tidak berhenti mengembangkan bibir tipismu itu."

"Apa kamu tidak tahu, senyum dapat memberikan berbagai macam energi positif? Hormon endorphine akan muncul dan membuat kita bahagia terus. Selain itu, bisa merelaksasi tubuh juga, berefek baik untuk lancarnya aliran oksigen," papar Baekhyun.

"Kak Tae Yeon tidak sebodoh yang kamu pikirkan," balas Bo Ra kesal mendengar penjelasan Baek Hyun yang seperti sedang mengajarkan seorang murid.

"Apa kalian hanya berbincang di sini dan mengabaikan pesawat yang akan lepas landas?" tanya A Reum tanpa ekspresi.

Baek Hyun melambaikan tangan pada dua sahabatnya dan mengikuti langkah ke empat perempuan yang berjalan terlebih dahulu. Tidak, dia bukan satu-satunya lelaki dalam tim mereka. Ada empat lelaki berjas hitam dan menggunakan kaca mata berjalan mengiringi mereka.

Awal mula pertemuan mereka, Baek Hyun heran karena di luar kafe dijaga oleh empat lelaki berjas dengan pandangan was-was. Tapi, setelah mengetahui fakta bahwa Tae Yeon dan Bit Na bersepupu, kini ia paham alasannya. Berdasarkan cerita adiknya, Hye Yun, seluruh anggota keluarga Kim akan dikawal oleh beberapa pengawal, dari yang tua sampai yang paling muda. Mengingat hal itu membuat Baek Hyun tersenyum, Seperti anggota kerajaan saja. Padahal ini sudah zaman milenial, bukan lagi negeri dongeng.

***

Setibanya di Bandara Internasional Jeju, mobil mereka langsung melaju ke Jeju Folk Village, karena di sanalah mereka akan syuting. Sementara itu, Bo Ra sudah memesan lima kamar hotel di Haevichi Resort Jeju untuk mereka menginap selama berada di pulau ini.

"Jeju merupakan wilayah kerajaan independen bernama Tamra. Yang mana Tamra ini meninggalkan tradisi dan budaya dengan istilah 'serba tiga'; samda (tiga yang melimpah: angin, batu, perempuan), sammu (tiga tanpa: tanpa pencuri, tanpa pengemis, tanpa pagar), dan sambo (tiga kekayaan: alam dan tradisi bahasa, dna tanaman)." Suara Baek Hyun terdengar jelas dari paling belakang.

Penuturannya berhasil menarik perhatian Bo Ra. "Wahh, kamu mengetahui itu semua? Apa sebelumnya kamu seorang penjelajah? Atau body guard? Atau jangan-jangan kamu seorang anak yang ahli di bidang sejarah dan geografis?"

Baekh Hyun bisa melihat jelas antusias di mimik Bo Ra. "Apa terlihat seperti itu? Aku hanya sedang membaca laman internet," ungkapnya sambil tertawa dan berhasil mendapat timpukan bantal persegi dari Bo Ra. "Menyebalkan," umpatnya.

Tae Yeon mengulum senyum mendengar perdebatan antara keduanya. Dirinya meminta agar Baek Hyun berada satu mobil dengannya dan Bo Ra, sementara A Reum dan Chun Hei berada di mobil belakang mereka dengan setumpuk pakaian dan alat rias. Tae Yeon ingin mempelajari karakter manusia baru yang bergabung dalam keseharian mereka.

"Produser memang berencana akan mengangkat budaya dan tradisi pulau Jeju dalam ragam acara ini, meski bukan sebagai sorotan utama. Jadi, terima kasih telah membacakan itu dengan nada keras," ucap Tae Yeon.

"Ah, ternyata aku sudah melakukan satu kebaikan di hari pertama kerjaku. Sama-sama. Jika ada hal lain yang ingin kamu ketahui, akan aku coba untuk mencari tahunya," balas Baek Hyun ramah.

"Tunggu." Tae Yeon membalikkan tubuhnya menghadap pada Baek Hyun. "Apa kamu tidak terlalu lancang untuk berbicara seperti itu padaku? Kamu seperti berbicara pada seorang teman."

Baek Hyun menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan. "Apa itu suatu hal yang salah? Apa aku harus memanggilmu Nona karena kamu berasal dari kalangan atas? Padahal, jika kutaksir, kita berada dalam usia yang sama. Baiklah, maafkan aku, Nona Tae Yeon," sahutnya sambil menyatukan dua telapak tangan di dada.

"Benar apa kata Bo Ra. Kamu menyebalkan," balas Tae Yeon kembali menyandarkan tubuhnya di jok mobil dan memasang ear phone ke telinganya.

Sembari menyusuri jalanan panjang yang berliku, dengan pemandangan laut di sebelah kanan, Baek Hyun juga memasang ear phone dan bibirnya ikut melantunkan nyanyian. Matanya terpejam dan hanyut dalam lirik yang dibawakan.

You made me feel so high, babe
Then crashed me to the ground, babe
Sarangeul nan jal mothaneunde
Neomunado sarange swipge muneojyeo Babe
Every time that I cry
My tears don't ever dry
Meomun deut heulleoganeun natgwa bam
Neoreul geumankeumdo mollatdeon
Neomu ppajyeobeoryeotdeon
Was it really love, baby?

Nyanyian tersebut membalikkan pandangan Tae Yeon dan Bo Ra. Mereka menyaksikan lelaki itu bernyanyi dengan syahdu. Pasalnya, di akhir lirik, high note nya sempurna, tidak patah sama sekali.

"Bagaimana bisa kamu bernyanyi dengan nada tinggi yang mengimbangi suara Kak Tae Yeon?" lontar Bo Ra begitu saja dengan mata melebar tak percaya.

Baek Hyun tidak menyadari pertanyaan itu sama sekali, karena musik yang diputarnya dengan volume tinggi. Bo Ra mengguncang tubuh lelaki kecil itu dan mengulang sekali lagi pertanyaannya.

"Aku mengganggu kalian? Maaf, aku akan diam," ucapnya sambil menyembunyikan kedua bibirnya ke dalam.

"Apa di keluargamu ada seorang penyanyi?" tanya Tae Yeon penasaran.

"Tidak. Ibuku penata rias," jawabnya.

"Penata rias? Siapa? Apa dia terkenal? Kenapa tidak ada dalam resumemu?" incar Tae Yeon.

Baek Hyun menggaruk tengkuknya dan menyengir malu, "Lee Tae Ran, pemilik Candy Salon."

"Apa??" Tae Yeon dan Bo Ra merespon secara bersamaan.

"Kamu tahu betapa Kak Tae Yeon ingin dirias oleh Lee Tae Ran? Ternyata dia ibumu? Betapa dunia ini begitu sempit," ungkap Bo Ra membara, lalu melihat ke arah Tae Yeon, "Kak, kini Kakak akan bisa dirias oleh Lee Tae Ran, karena kita ada 'orang dalam'."

Pernyataan tersebut disetujui dengan anggukan antusias Tae Yeon. Wajahnya berseri dengan mata berbinar. Baek Hyun seperti sedang melihat bidadari ketujuh, yang berdasarkan dongeng, bisa membuat siapa pun yang melihatnya akan jatuh cinta.

"Ibuku sulit sekali ditemui sampai kalian harus mengambil kesempatan ini? Aku pikir dia tidak sesibuk itu."

Bo Ra menghela napas kasar dan mendengkus kesal. "Apa kamu melihat perempuan dingin bersama kita tadi? Dia adalah penata rias Kak Tae Yeon sejak sepuluh tahun yang lalu. Dia juga kaki tangan dari Nyonya Ae Ri. Dia tidak membiarkan wajah Kak Tae Yeon dipoles oleh siapa pun. Dia itu bagai penyusup dalam tim kita," papar Bo Ra dengan ekspresi julidnya.

"Kenapa dia harus diibaratkan sebagai penyusup?" Baek Hyun tidak mengerti dengan penjelasan Bo Ra yang dirasa kurang sempurna.

"Dia akan melaporkan kejanggalan apa saja yang dilakukan oleh Kak Tae Yeon. Aku yakin, Nyonya Ae Ri pasti tahu dari dia tentang Kak Tae Yeon yang makan ramyeon menjelang hari konser kemarin," tebaknya dengan yakin.

"Boleh aku bertanya lebih lanjut?" izin Baek Hyun yang mendapat persetujuan Bo Ra. "Maaf jika aku lancang, apa seorang ibu harus mengikat putrinya seketat itu sampai menyelundupkan penyusup? Maksudku, dia seorang ibu. Tidakkah itu berlebihan? Atau memang dalam dunia selebriti itu menjadi hal yang lumrah?"

Bo Ra terdiam. Ia menarik diri dan melirik Tae Yeon. Ia tidak berhak menjawab pertanyaan yang memasuki ranah privasi tersebut.

"Jawabanku sekaligus akan memberitahumu tentang tugas yang kita bicarakan kemarin di kafe," sahut Tae Yeon sambil menatap intens mata Baek Hyun, mencari kepercayaan di sana.

"Bantu aku mencari tahu siapa ibu kandungku," pintanya yang mengejutkan Baek Hyun. Mengerti keterkejutan itu, Tae Yeon melanjutkan, "Jung Ae Ri bukan ibu kandungku."

🍁🍁🍁
Mari bertemu para tim Tae Yeon

Nam Bo Ra (Asisten pribadi)

A Reum (Penata Rias)


Chun Hei (Penata Busana)


Baek Hyun (Penata Rambut)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro