Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Jadi, gimana orangtua saya, dok?"

Pertanyaan itu keluar dari dua mulut yang berbeda.  Dokter yang baru keluar dari ruang IGD itu menatap dua gadis di hadapannya sambil menghela napas. 

"Jadi, orangtua kalian...."

"Maksud saya , Papa saya nggak apa-apa, kan?" kata gadis yang rambut panjangnya dijepit.

"Mami saya nggak ada masalah kan?" kata gadis yang rambut panjang diikat kuda.

Dokter laki-laki yang memakai kacamata bundar itu menatap dua orang di depannya bergantian. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Orangtua kalian baik ...."

"Papa saya...."

"Mami saya ...."

Dua gadis yang bicaranya bersamaan itu tidak jadi melanjutkan kalimat mereka melihat dokter yang menatap mereka tajam.

"Saya tahu yang satu ayah kamu. Dan satu lagi ibu kamu. Mereka adalah orang tua tunggal dari masing-masing kalian. Karena itu saya menyebutnya orangtua kalian. Paham!"

Kedua gadis itu diam tak menjawab, tetapi mereka menganggukkan kepala tanda memahami apa yang dimaksudkan dokter.

"Orangtua kalian baik-baik saja.  Ayah kamu tidak mengalami cedera serius. Dan Ibu kamu hanya mengalami syok. Keduanya sudah diberikan obat penenang, jadi kalian belum bisa menemui mereka sekarang."

"Tapi, dok...."

Dokter itu menatap kedua gadis dan menggeleng-gelengkan kepala. Entah bagaimana kedua orang yang tidak mau disebut saudara ini bisa saling melakukan kontak batin yang sama. Keduanya mengucapkan kalimat yang sama di waktu yang bersamaan.

"Mereka berdua yang ada di balik itu butuh istirahat. Bukan kepanikan kalian berdua. Jadi, kalian berdua tunggu di sini."

Dokter meninggalkan kedua gadis itu tanpa bicara lagi. Dia yakin dua orang remaja ini memahami apa yang diharapkannya untuk memberikan ketenangan kepada korban yang sedang beristirahat.

Sementara itu dua gadis yang masih berdiri di depan pintu IGD hanya saling bertatapan. Keduanya tidak ada yang saling mengalah.

"Seandainya lo nggak ...."

 "Jadi, maksud lo itu semua salah gue?"

"Emang salah lo, kan!"

"Hei, jangan asal bicara lo! Lo nggak sadar? Lo sendiri juga punya andil!"

"Tapi kalau bukan karena lo ...."

"Alah, emang salah lo itu!"

"Ssssttt!" 

Seorang perawat yang keliatan memiliki jabatan tinggi menghampiri kedua gadis yang akhirnya terdiam. Dia yang tadi memberikan isyarat untuk diam.

"Ini rumah sakit. Harap tenang!" katanya penuh penekanan. Melihat kedua gadis remaja itu tidak lagi mengeluarkan kata-kata yang menganggu, si perawat kembali ke tempatnya ke Nurse Station.

"Awas aja kalau bokap gue kenapa-kenapa!"

"Awas aja kalau terjadi sesuatu sama nyokap gue!"



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro