-partners in death(?)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

David tidak menyangka jika orang asing akan menembak lengannya barusan. Ia menembak balik orang itu dan segera kabur ke luar toko. Baru seminggu mereka kembali melancarkan aksinya, namun disambut dengan timah cepat.

Larinya menuju mobil van yang diparkir tidak jauh dari toko itu. Ellios yang baru saja turun ingin menyusul David segera dibuat terkejut juga. Keadaan jelas tidak sesuai perkiraan, jadi ia berteriak menyuruh Jo untuk segera pergi sesaat setelah David berhasil naik.

"Seorang polisi menembak lenganku. Sebaiknya kau menekan pedal gas itu sampai jeblos atau kita akan tertangkap keparat tadi." Sedikit hanya sedikit, Jo menunjukan raut kekhawatiran di wajah minim emosinya. Begitu pun Liam yang duduk di bagian samping Jo seketika berkeringat dingin. Hari tidak bagus itu akhirnya datang juga.

"Bagaimana kau bisa ketahuan?!" Kepucatan terlihat jelas dari wajah Ellios. Dia bukan orang yang ahli pertolongan pertama pada kecelakaan, jadi hanya bisa meringis melihat luka di lengan David.

"Aku baru saja ingin mengeluarkan senjata tapi orang itu lebih cepat dariku. Persetan dia polisi hebat atau bukan, akan kusumpahi bahkan setelah mati! "

Mobil melaju cepat. Entah berbelok ke mana, tapi Jo memutuskan untuk pergi menjauhi TKP secepatnya. Sebelum para mobil polisi mulai menghalangi jalur kaburnya-

"Berita buruk. Para polisi sudah bergerak menutupi jalur!" Hendak berbelok, namun Jo dihadapkan dengan mobil kepolisian distrik. Ia refleks banting setir tidak jadi melalui jalur itu, pikirannya kalang kabut.

"ATAS NAMA KEPOLISIAN DISTRIK, HENTIKAN MOBILMU!" Sebuah suara terdengar dari sound speaker di arah belakang. Liam mengintip dan melihat beberapa mobil polisi mengejar mereka. Keadaan semakin kacau.

'DOR!'

Tembakan kedua terdengar, mobil tiba-tiba oleng dan bergerak menabrak bangunan di samping jalan. Ellios semakin pucat setelah dirinya membentur dinding mobil, begitu pun David dan Liam. Jo merasa sedikit sial karena tidak berhasil mati duluan, padahal posisinya yang paling rawan.

"SEGERA KELUAR DARI MOBIL KALIAN!"

Ban mobil ditembak. Semua anggota pencuri masih di dalam, mereka saling menatap panik dalam diam. David menggenggam tangan Ellios erat-erat sementara Liam berusaha mengatur nafasnya. Mereka benar-benar bertekad untuk tidak tertangkap.

"Ini waktunya, rekan-rekan kriminalku."

Mengeluarkan sesuatu dari balik dashboard, Jo lalu bergerak tertatih ke bagian belakang. Semua anggota sempat berpikir bahwa ia adalah yang pertama menyerah pada tekad kuat mereka.

"Biar kutebak, hasil memojokmu seminggu yang lalu?" kekeh Liam ikut berpindah ke belakang. David sendiri menyumpahi pikiran sempitnya dan Ellios hanya menggelengkan kepalanya heran. Semuanya sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Iya, aku berhasil membuat bom rakitan. Tak kusangka kelinci percobaan proyek ini bertambah tiga orang ...." Jo membolak-balikkan benda itu seperti sebuah mainan. Hanya tinggal menyulut api di bagian sumbunya dan potongan tubuh mereka akan tercecer kemana-mana.

"AKU ULANGI, SEGERA KELUAR DARI MOBIL KALIAN!"

Hugo sampai dan segera ikut andil dalam penyergapan. Tangannya teracung lurus ke arah mobil van. Baru saja ia ingin mengomandokan seluruh personil untuk bersiaga lebih dekat ketika sebuah ledakan besar muncul dari mobil itu. Semuanya terkejut hebat, tak terkecuali Hugo sendiri. Puing-puing ledakan terlempar, mobil itu terlihat terbakar setelah ledakan barusan. Riwayat kelompok pencuri itu akhirnya selesai.

"Woah, cerita yang keren!"

Pekikan kagum keluar dari mulut seorang anak kecil, atmosfer kamar bertema barbie menghangat setelah kisah yang awalnya pengantar tidur namun membuat anak gadis 6 tahun itu tidak mengantuk sama sekali. Bukan cerita yang pantas diceritakan ke anak berumur 6 tahun sebenarnya, tapi Lily Clarkson terlihat sangat antusias sejak bait pertama diceritakan.

"Nah, putri. Sekarang cerita sudah berakhir."

fin.
[16/05/2020]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro