[ 19 ] -- Suara

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Arnt, kamu bisa dengar suaraku?"

Gelombang radio membuatnya mampu menangkap bunyi tersebut. Sebuah panggilan tertuju padanya.

"Ya," balasnya.

Suara gemerisik yang mengganggu telinga mulai terdengar setelah jawabannya terlontar. Akan tetapi, dalam sekejap bunyi tersebut kembali lenyap.

"Kabar buruk. Kami rasa kamu harus menunda pertemuan dengan kami," ucap sebuah suara dari seberang sana.

Ungkapan tersebut membuatnya menginjak rem secara mendadak. Ban mobil yang dikendarai olehnya berdecit, kemudian berhenti seketika. Untung saja jalanan di malam itu sedang begitu sepi, sehingga tidak masalah baginya untuk berhenti mendadak.

"Tapi, aku sudah dekat dengan bandara," keluhnya.

"Dengar," ucapan tersebut kembali tertampung di dalam indera pendengarannya. "Radar data anggota milik kami menyebutkan, bahwa salah satu anggotamu baru saja kehilangan degup jantungnya. Kami tidak bisa memeriksa apakah dia masih hidup atau tidak. Namun, kemungkinan besar memang sudah tidak bisa tertolong. Bisakah kamu kembali ke tempatmu sekarang?"

Arnt menghela napas panjang. Seketika perasaannya menjadi tidak enak. "Apakah aku punya waktu cukup untuk bisa sampai ke sana secepatnya?" Ia ragu.

"Kami kurang bisa memastikan. Akan tetapi, jika tidak bisa, kami akan mengirimkan anggota Party terdekat untuk memeriksa keadaan di tempatmu. Bagaimana?" tawar suara sintetis tersebut.

Seketika, ia tidak mampu berpikir jernih. "Apa pun itu, boleh. Aku sudah memasuki wilayah distrik Pusat 3, akan memakan waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke tempatku kembali."

"Baiklah, kami akan meminta anggota Party-1.7 dan Party-1.9 untuk datang ke tempatmu. Kami akan terus memantau dari sini." Suara sintetis tersebut memberikan instruksi.

"Ya, begitu saja tidak masalah," timpal Arnt.

Ia segera tancap gas, memutar haluan mobil lewat tempat kendalinya, kemudian menyusuri jalan yang sudah begitu sepi. Kendaraan tersebut merayap dengan cepat. Ia sudah tidak memperhatikan keadaan sekitar lagi, hanya rekan-rekan kelompoknya yang ada di pikirannya.

Bunyi gemeresak kembali terdengar dari gelombang radionya. Membuat konsentrasi mengemudinya yang memang sudah menipis, kembali menguap. Ia sedikit menurunkan kecepatan kendaraannya.

"Arnt, apakah kamu masih berada di dalam wilayah distrik Pusat 3?"

Suara sintesis kembali terdengar olehnya. "Iya, aku masih berada di wilayah distrik Pusat 3," balasnya.

Terdengar bunyi dengung sesaat, sebelum suara sintetis itu melanjutkan ucapannya. "Bagus. Kami baru saja memperbarui sistem, dan ada kabar terbaru tentang party-1.8 yang merupakan kelompokmu."

Suara itu menjadi kabur, diiringi dengan bunyi gemeresak yang begitu mengganggu. Arnt mengerlingkan pandangannya, melihat sekilas radio khusus yang sejak awal memang terpasang di mobil itu dengan ekor matanya. Ia mengernyit, merasa ada hal yang tidak beres.

"Kami baru saja menemukan titik koordinat sembilan dari sepuluh anggota Party-1.8 yang tersisa. Sinyalnya berasal dari sebuah gedung yang terletak di sebelah kanan jalan utama jika dilalui dari distrik Pusat 3. Tepatnya di jalan Mar, nomor dua belas, distrik Pusat 5–"

"Tunggu!" potong pria yang masih memegang kemudi mobil tersebut. "Aku seperti kenal dengan alamat itu. Kalau tidak salah, tempat itu adalah tempat dimana gedung organisasi PEP pusat berdiri, 'kan?" tebaknya.

Lagi-lagi, bunyi yang memekakkan telinga kembali dikeluarkan oleh radio komunikasi dua arah itu. Seluk akhirnya ada suara masuk yang menjawab, "Tepat. Sebelumnya, apakah kamu memang memberi misi khusus pada kelompokmu, Arnt?"

"Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak mungkin menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu yang membahayakan nyawa mereka sendiri." Arnt menjawab dengan yakin.

"Kalau begitu, aku jadi curiga sesuatu memang sudah menimpa mereka." Kemudian suasana menjadi hening sejenak. "Baiklah, kami akan mengirimkan beberapa orang pusat juga untuk membantumu, sementara kami sendiri akan mencoba untuk meretas sistem PEP pusat," tutur suara sintetis tersebut.

"Boleh. Namun, seberapa cepat orang-orang pusat bisa bergerak mencapai gedung PEP pusat?" lontar Arnt.

"Paling lama sekitar lima jam, jika dengan jalur normal. Akan tetapi, kami akan menggunakan jalur tercepat untuk beroperasi, dan kemungkinan bisa mencapai gedung PEP pusat sekitar tiga jam saja."

Arnt menutup mulutnya rapat. Ia tahu, tiga jam terlalu lama untuknya menunggu. Dengan mobil yang dikendarainya, ia bahkan bisa mencapai wilayah distrik Pusat 5 hanya dalam waktu satu setengah jam dengan kecepatan penuh. Tidak mungkin baginya untuk menyusup ke dalam markas musuh seorang diri.

"Kami tahu kalau kamu bisa lebih cepat mencapai gedung PEP pusat daripada kami. Pergilah lebih dulu, kami akan segera menyusulmu." Perintah kembali dilayangkan kepadanya.

Pria bersurai keperakan itu menenggak salivanya dengan paksa. Entah mengapa, keringat juga mulai keluar dari telapak tangannya. Perintah itu seakan sudah menyuruhnya untuk terjun ke dalam arus neraka.

"Kami akan segera meminta Party-1.5 untuk bersiap. Mereka akan menemuimu di perbatasan antara distrik Pusat 4 dan distrik Pusat 5. Ada sebuah ruko kecil di sana, mereka akan memberimu tanda. Tak perlu khawatir, kami juga akan meminta Party-1.4 untuk membaur bersamamu."

Arnt seketika terkejut, sekaligus mengubah perasaan hatinya menjadi tenang ketika mendengar pernyataan tersebut. "Kenapa sampai sebegitunya kalian memperhatikan kelompok kecil seperti kami?" Sebuah pertanyaan lolos terlontar dari mulutnya.

"Seremeh apa pun kalian, kalian tetaplah anggota GOB. Kami tidak bisa mengabaikan hal itu." Terdengar bunyi gemeresak untuk yang kesekian kalinya. "Selain itu, kami juga sudah melarang para anggota Party untuk masuk ke dalam lingkup gedung PEP pusat, karena itu sangat berbahaya."

Perubahan frekuensi suara terjadi, ucapan yang semula terdengar sintetis, kini menjadi sedikit berat. "Kamu harus tahu, ketika seorang anggota GOB kehilangan detak jantungnya, maka seluruh ruangan pusat yang menyimpan data anggota akan meraung sambil mengeluarkan lampu siaga berwarna merah. Dari situlah kita bisa selalu bergerak cepat untuk menyikapi keadaan darurat."

"Tidak banyak anggota GOB yang mengetahui ini, kecuali orang-orang pusat. Akan tetapi, kami mempercayaimu, Arnt. Dengar, setiap kali GOB merekrut anggota baru, maka satu buah chip akan dipasangkan ke tubuhnya. Dari chip inilah, kami dapat memindai seluruh kinerja tubuhnya, termasuk detak jantung," jelas suara tersebut.

Arnt terkejut mendengarnya. Bukan karena progam yang diberitahukan kepadanya, tetapi tentang mengapa orang-orang pusat sampai mau memberitahu hal itu kepadanya. "Apa tidak masalah kalian memberitahu hal tersebut kepadaku?" tanyanya ragu.

"Sudah kukatakan, kami mempercayaimu. Kamu sudah berada di lingkungan GOB sejak kecil, menjadikanmu sangat mengerti tentang kami dalam beberapa hal. Hingga sekarang pun, kamu sudah bisa menjadi pimpinan Party di usia yang masih terbilang cukup muda daripada pimpinan lainnya. Itu sudah lebih dari cukup sebagai bentuk alasan."

Lelaki itu mengambil napas dalam. Ia mulai menjaga kestabilannya dalam mengemudi, kemudian kembali menaikkan kecepatan secara bertahap. "Baiklah, terima kasih atas kepercayaan yang kalian berikan padaku," ucapnya.

"Ya. Kalau begitu, sampai berjumpa di kawasan lawan nanti, Arnt. Kuharap, kamu bisa bertahan." Suara dengung mengundang rasa sakit pada gendang telinganya. "Eh, bukan aku saja yang berharap demikian, tetapi kami semua, orang-orang yang saat ini berada di GOB pusat. Kami harap, kamu bisa bertahan hingga kami tiba di sana."

Pria itu menarik sudut bibirnya, membentuk sebuah garis lengkung tipis di tampang rupawannya. "Tentu," balasnya, "Aku akan menunggu kalian."

∅∅∅


Notes :

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian sebagai pembaca di sini. Silahkan tekan bintang (🌟) yang ada di bawah situ, ya. Kritik serta saran juga sangat dipersilahkan. Terima kasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro