Little Happiness

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Buat masa lalu nya Rora, di harap baca her side

※※※

31 December 2018
11.00 PM

Rora yang masih berkutik dengan seperangkat komputer, laptop, layar hologram dan berbagai macam alat lainnya. Melihat tawaran 'misi' dan 'job' yang tertera pada layar yang ia lihat sedari tadi dan terus membanjiri pada layar milik Rora terus menerus.

Menurut Rora itu hal biasa jika selalu ditawarkan hal seperti itu setiap akhir tahun. Tapi entah kenapa, Rora suka menolak 'misi' atau 'job' tiap akhir taun.

   Apalagi setelah kejadian tiga tahun lalu. Membuat Rora mengingat tragedi buruk tiap hari ini dan malam tahun baru, apalagi Rora yang bisa dikatakan 'trauma' tiap mendengar ledakan kembang api. Dan setiap ledakan nya, Rora selalu membayangkan bahwa itu suara peluru yang di tembakan.

Dan, sebelum hal itu terjadi untuk waktu sekarang, Rora menolak semua perihal tersebut. Sambil memijat-mijat pelipis kepala dan jantungnya yang berdebaran tak karuan karena takut.

"Aku harap semoga nanti aku--tidak berada di kendali sakit ku,"

11.30 PM

Rora menghela nafas pelan,
setengah jam pun berlalu. Akhirnya, ia bisa menyelesaikan tugas nya dan bisa menyambut tahun baru bersama Ren dan juga Yamada Brother setelah ini.

Rora harap begitu yang ada dalam benaknya.

Lalu, Rora akhirnya beranjak dari tempat duduk nya setelah membereskan semuanya dan meletakkan nya di samping bawah sisi tempat tidurnya. Ketika Rora melangkahkan kaki nya baru beberapa langkah, sesuatu terjadi padanya.

DUGH!

Kepala nya mendadak pening, Rora mengerutkan alis nya. Tangan kanan nya memegang salah satu sisi kepala.

"K-kenapa mendadak begini lagi?" guman Rora pelan.

"Melangkahlah sesukamu, tapi kali ini bayang-bayang mu akan terus menghantui mu!"

"Betapa naif nya dirimu?"

"Berharap sekali kau bahagia saat ini? Jangan harap! HAHAHAHA!"

"Hentikan... Hentikan... HENTIKANN!!" teriak Rora dengan emosional sambil menarik-narik rambut nya.

Suara-suara itu lagi mengganggu Rora kali ini. Walau dulunya hanya sebuah mimpi, sekarang dan saat ini menjadi suara bayang-bayang Rora.

"Tidak semudah itu, kau tahu?"

"Tidak-kah kau ingat betapa indahnya pemandangan saat malam tahun baru disaat umur mu menginjak 17 tahun?"

"Dimana kau melihatnya dengan kedua mata mu sendiri, Rora~"

"CUKUP HENTIKAN SEMUA INI!!" teriak Rora marah pada suara bayang-bayang itu.

Rora yang akhirnya terduduk di bawah sambil menangis dengan amarah, dirinya tidak sanggup saat mengalami mode 'sakit' pada tahap depresi.

  "Kami suka melihat mu menderita seperti ini! Rasanya menyenangkan!!"

"Ah, akhirnya ingat juga kau! Ayo, ingat terus sampai pada saat kematian kakak mu!"

"Rasakan semua kepedihan nya!!"

"ARGGHHHHHH!! SUDAHH CUKUP HENTIKAN SEMUA INI! PERGI KALIAN!!" Rora teriak marah sambil menangis pula. Meringkuk dengan posisi duduk dan sesekali menjambak rambutnya sendiri. Dan, sebelum semua itu terjadi, sesuatu menghalang nya.

BRAKK!

"RORA!!" teriak Ichiro sambil berlari masuk dan menghampiri Rora yang terpuruk itu. Raut khawatir pun tercetak pada ekspresi nya.

"Tenang Rora... Tenang. Aku disini," ucap Ichiro pelan sambil menepuk pelan pundak Rora.

"H-hah.. H-hahh... A-aku lelah dengan semua ini, Ichiro," ucap Rora dengan suaranya yang terdengar serak.

Ichiro terdiam, lalu pada akhirnya ia membawa Rora kedalam pelukannya. Memeluknya sambil menenangkan 'sakit' tersebut,"Aku disini, jangan dengarkan kata 'mereka'. Abaikan, jangan dengarkan, lawan. Aku yakin kamu bisa,"

  Ichiro mengelus pelan punggung Rora, menenangkan-nha tentu nya,"Menangislah sepuas mu sekarang."

Memang, sejak Ichiro tadi memeluk-nya Rora sudah menangis deras di sana. Membiarkan pakaian yang Ichiro kenakan basah akibat air matanya dan tentu Ichiro tidak keberatan.

  Hingga, tak terasa dua puluh lima menit berlalu. Sebentar lagi tahun akan berubah menjadi tahun yang baru. Perjalanan baru.

"W-walau sudah mena-ngis begini, rasanya tetap saja--sakit." ucap Rora sambil menghapus air matanya sendiri dan melepas pelukan Ichiro.

11.56

"Sudah lebih baik?" Rora mengangguk kecil.

"Tapi, batin dan hati ku belum sebaik sekarang,"

11.57

Rora melanjutkan, "A-aku juga tidak ingin terlihat sedih di depan Ren, Jiro, dan Saburo," jelas Rora lancar ketika ia benar-benar sudah melupakan tangisnya.

"Aku tahu. Tetapi, Rora tidak bisa membohongi dirimu sendiri kan?" tanya Ichiro padanya.

11.58

"Apalagi, seharian ini mereka sudah menyiapkan untuk malam ini kan? Aku tidak ingin menyia-nyiakan usaha mereka dan juga kita berdua, Ichiro. Jadi--"

"Jadi, apa?" tanya Ichiro sambil tersenyum kecil pada nya. Lalu, menghela nafas pelan.

11.59

"Mari kita rayakan bersama? Akan ku lawan rasa takut ku pada bunyi itu. Demi kalian," ucap Rora pada Ichiro.

"Dan, ayo kita rayakan sambil memainkan kembang api! Aku yakin pasti mereka--"

12.00

Rora membelalakan matanya saat Ichiro mempertemukan bibir mereka berdua. Ichiro mencium nya ketika tepat pukul dua belas dimana tahun berganti. Bunyi kembang api pun terdengar di Indra pendengaran mereka.

Walau memang awalnya Rora terkejut mengapa Ichiro tiba-tiba begitu. Atau, memang Rora yang tidak menyadari tanda-tanda nya, tapi tetap saja sekarang Rora sudah merasa lebih baik.

Hingga akhirnya, mereka berdua melepaskan satu sama lain walau tetap saling menukar pandang.

"Happy new year, Ichiro."

"Happy new year, Rora."

※※※

Another side

"Ichi-nii!"

"Nii-chan!"

"Rora-nee!"

Teriak Saburo, Jiro, dan Ren memanggil Ichiro dan Rora yang masih berada di dalam kamar Rora.

"Hah... Mereka ngapain sih lama sekali?" tukas Jiro sambil menghela nafas kecil.

"Diam kau cerewet! Dasar Jiro bodoh!"

"Saburo sialan--"

"Apa perlu aku kesana untuk memanggil nya?" tanya Ren pada Saburo dan Jiro.

"Ide bagus! Kalau begitu--"

"Hei, kalian menunggu ku?"

Jiro, Saburo, dan Ren langsung menoleh ketika Ichiro menghampiri mereka bertiga. Disusuli Rora yang berada di belakang mengikuti Ichiro.

"Ah! Ichi-nii!" Saburo yang lebih dahulu menghampiri Ichiro. Dan, tentu langsung memeluk kakak kesayangan nya.

Jiro pun tidak mau kalah dari sang adik,"Nii-chan!" ia pun langsung menghampiri Ichiro pula dan memeluk sang kakak.

"Hei! Kenapa kau ikut-ikutan sih! Sana peluk yang lain saja," protes Saburo pada Jiro.

"Enak saja! Emangnya kau saja yang boleh dipeluk Nii-chan!"

"Astaga... Mulai deh," Ren menghela nafas pelan saat melihat Jiro dan Saburo bertengkar lagi memperebutkan Ichiro. Memang pemandangan yang sering biasa ia lihat.

Rora terkekeh kecil,"Emangnya, Ren tidak mau di peluk juga?"

"Eh?" Ren yang sudah berada di samping Rora menoleh.

"Oh, ayolah pasti Ren juga mau seperti mereka kan?"

Ren terdiam, lalu pada akhirnya ia memang benar-benar melakukan apa yang dikatakan Rora. Ia memeluk Rora yang ada disampingnya.

"Hehe... Siapa yang bilang tidak mau?" Ren sambil tersenyum pada Rora.

Rora pun akhirnya ikut tersenyum juga,"Ahahaha... Dasar Ren."

"Dari pada sendiri-sendiri, bagaimana jika kita berpelukan bersama saja?"

"...eh?"

Ichiro yang sudah mengambil start memeluk Rora dari belakang. Dan, saat itu Rora masih memeluk Ren juga. Lalu, diikuti Jiro dan Saburo yang memeluk Rora dan Ren dari sisi kanan dan kiri.

Rora tidak meyangka akan menjadi seperti ini setelah ia mengalami hal-hal depresi tadi. Setidaknya ini lebih baik.

"Happy new year, Ichi-nii! Rora-nee! Ren-nee! And, Baka Jiro!" ucap Saburo pada mereka semua.

"Ah! Happy new year, Nii-chan! Ren! Rora-nee! Dan, Saburo sialan itu!" Jiro tidak mau kalah dari Saburo tentunya.

Ichiro pun seketika tertawa,"Kalian mau bertengkar atau mengucapkan selamat?"

"Kebiasaan deh, hah."Ren pun ikut terkekeh pula dengan Jiro dan Saburo. Sedangkan, Rora hanya diam namun ia tersenyum kecil.

Entah mengapa melihat mereka semua ada disini, membuat ia menjadi lebih baik dan bahagia. Walau memang ini sangat sederhana.

"Happy new year for all."

-------------

Selamat tahun baru untuk semua!
And, thank you for all readers yang sudah membaca karya-karya ku hingga saat ini.
Memang tidak sebagus yang kalian kira dan masih banyak  kurangnya, karena saya memang masih belajar.
But, I'm enjoying for write this.
Dari belajar banyak projek yang saya ambil, atau membuat cerita sendiri. Walau kadang memang mood menulisnya hilang dan ada. Atau waktu ku yang mungkin gantian untuk menyelesaikan kegiatan ku yang lainnya, contoh saja menyelesaikan projek gambar ku.

Mungkin segini aja dulu, semoga kedepannya bisa pub lagi jika saya dapat waktu luang... Iya tahun ajaran ini saya mulai untuk banyak ujian di sekolah.
Then... Masih ada dua part yang rencana saya publish disini.
Dan selanjutnya gatau mau pub apalagi--nanti deh gampang.

Then, thank you again for all!!

- Rora


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro