Chapter 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

PEEK A BOO

Chapter 1

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]

Genre

Romance, Drama, Slice of Life

.

.

.

.

.

Enjoy Reading!

.

.

.

.

.

---Undian---

.

.

Pecahan kaca berserakan di lantai, beberapa kertas-kertas berhamburan dan furniture berbahan kayu tidak tertata rapi. Ini lebih berantakan dibanding dengan rumah tak berpenghuni. Namun, melihat banyaknya barang-barang kelas atas, dan tampilan dinding apartemen yang memesona membuat banyak orang akan bertanya-tanya

'Apa yang terjadi?'

'Prang'

Kali ini suaranya bersumber dari dalam kamar si jelita.

Satu cermin cantik yang berharga tinggi sekarang hanya menjadi seonggok sampah tak bernilai.

Iris aquamarine itu kosong, melihat kearah pecahan kaya yang memantulkan bayangan lampu di langit kamarnya. Lampunya utuh, dan Ino tidak bisa membantingnya. Matanya beralih kearah kotak bento yang isinya berserakan.

Menjijikan.

Ino kembali menangis meraung.

Ino tidak menyangka jika kisah cintanya akan berakhir seperti ini. Sebenarnya belum berakhir.. mereka masih menjalin hubungan, dan hari ini Ino mendapatkan kenyataan yang pahit.

Hubungan yang sudah dibina selama kurang lebih dua setengah tahun harus berakhir dengan menyakitinya. Ya.. hanya dirinya yang tersakiti, sedangkan si pria masih bisa tertawa bersama teman-temannya.

Entah Ino harus bersyukur atau malah tidak.... Dirinya yang ingin membawakan makan siang ke kantor pacarnya harus mendengar banyak hal yang membuat jantungnya seperti tertusuk ribuan belati.

Mungkin terdengar berlebihan.... Tapi inilah kenyataan yang disimpan banyak perempuan diluar sana, jika seorang perempuan sudah menggunakan hatinya maka pusat kebahagiaan dan kesedihannya akan berada pada orang yang terkasihi.

Dan orang yang dikasihinya sekarang sukses menghancurkan hati seorang Desainer cantik, Ino Yamanaka.

Tangan yang lecet itu mengambil kembali figura foto yang sudah pecah, terpampang jelas fotonya dengan sang pacar.

Uchiha Sasuke.

Ino gila akan cintanya pada Sasuke, tapi Ino masih bisa berfikir waras.

Tangan bercat kuku metallic itu mengusap wajah tampan disana. Ino dengan senyuman yang mengembang dan wajah sang pacar dengan tatapan datar seperti biasa.

Berpacaran dengan seorang Uchiha sasuke adalah kebahagian untuknya. Uchiha sasuke adalah keturunan Uchiha yang cukup tersohor.... Berita mengenai dirinya yang dekat dengan seorang wanita adalah nihil. Sasuke terkenal dingin, dan tak tersentuh. Beberapa kali wanita-wanita cantik diluar sana berusaha mendekatinya, namun hasilnya tidak ada. Uchiha Sasuke menolak segala bentuk kecantikan yang diciptakan oleh Kami-sama dalam wujud seorang perempuan.

Ino tau, keluarga Uchiha adalah keluarga yang terhormat dan jauh dari skandal.

Sukses, Tampan, Sexy, dan Tak tersentuh. Siapa yang tidak tergiur untuk menjadi nyonya muda Uchiha selanjutnya? Terlebih orang itu adalah Uchiha sasuke.

Ino sangat tau, jika seorang pria bersikap dingin dengan seorang wanita, maka tidak perlu lagi ditanyakan kesetiaanya nantinya. Dan Ino sangat percaya jika Uchiha sasuke adalah pria yang sangat setia pada pasangannya.

Ino melirik jam yang juga sudah pecah, namun jarumnya masih berdetak. Jam tiga sore. Ini sudah dua setengah jam dirinya menangis dan menghancurkan barang-barangnya tanpa henti. Bahkan matanya sudah terasa perih karena air matanya yang mengering dan habis.

Punggung ringkih itu bersender pada doublebed di belakangnya, wajahnya mendongkak ke atas dan melihat langit-langit kamarnya yang dicat violet. Ino menyukai warna violet. Mata itu tertutup dan mulai mengenang masa lalu.

Siapa wanita yang bisa menolak pesona Uchiha Sasuke? tidak ada. Kecuali wanita itu sudah gila, kolot atau sedang melawan kerasnya hidup. Tidak ada hal yang tidak bisa ditolak dari hal yang melekat dari seorang Uchiha Sasuke.

"brengsek...." Ino sedikit menggeram kecil. Mecoba mengingat bagaimana dirinya sangat senang saat Uchiha itu menerima cintanya. Padahal saat itu Ino sudah siap untuk penolakan, Ino sadar diri... dia adalah desainer terkenal dan banyak yang bilang cantik. Tapi meski begitu, dirinya masihlah berada dibawah seorang shizuka,... anak dari pengusaha kaya dan sangat cantik.. namun naas, dirinya harus dipermalukan dengan penolakan Uchiha secara langsung dan gamblang.

Ino bukanlah wanita dengan kepercayaan diri yang tinggi seperti shizuka... tidak berani menyatakan di depan umum, Ino memilih menyatakan cintanya melewati ponsel, mengatakan bagaimana dirinya sangat mendamba pada si Uchiha. Dan balasan yang tidak pernah Ino duga menjadi awal mula kebahagiannya dan kesakitannya sekarang.

Terkadang Ino bertanya-tanya apa yang disukai oleh Uchiha sasuke pada dirinya, apa kelebihan dirinya dibanding dengan Shizuka yang sudah di nobatkan sebagai perempuan bak putri?

Dan segalanya terjawab saat Ino ingin mengantarkan bento ke kantor kekasihnya hari ini. Ini adalah pertama kalinya Ino ingin memberikan bento untuk kekasih, menjadi pacar sasuke menuntut Ino untuk terus memperbaiki diri. Cantik, sexy, mandiri dan bisa memasak. Ino baru baru ini masuk les memasak hanya untuk menjadi istri yang baik dari seorang Uchiha Sasuke... tapi sepertinya dirinya akan keluar hari ini juga.

Berniat untuk mengejutkan sasuke dengan datang kekantornya, malah Ino yang harus dikejutkan dengan suatu kenyataan pahit.

Di kantonya, terdapat dua orang yang duduk santai. Bukan perselingkuhan yang Ino lihat disana.... Melainkan hanya obrolan santai yang membuat hati Ino hancur berkeping-keping.

Bukankah sudah di bilang jika Uchiha Sasuke itu tak tersentuh dan tak tertarik dengan wanita?

Sekarang Ino tau, alasan mengapa Uchiha sasuke menerima cintanya.

Bajingan.

Ino hanya dijadikan sebuah tameng. Tameng perjodohan yang hampir dilakukan oleh orang tua sasuke saat sasuke masih berstatus lajang.

Sasuke mengatakannya secara santai pada sang sahabat yang tak kalah memesonanya.

Uzumaki Naruto.

Oh sial. Sekarang Ino tau kenapa sasuke selalu menghindar jika Ino membahas tentang hubungan yang lebih serius. Bahkan mereka belum pernah bercinta sekalipun... sasuke berdalih jika akan melakukannya saat menikah nanti. Dan brengseknya, Ino harus puas dengan kecupan di pipi.

'dia hanyalah pionku agar kaasan berhenti menjodohkanku, dobe' perkataan sasuke yang masih terngiang-ngiang dalam otaknya. Brengsek, bajingan, keparat. Ino lebih memilih jika sasuke menolaknya dan tidak membuatnya jatuh terlalu dalam, ketimbang harus menerima cintanya dan berlakon sebagai pacarnya.

Ino sudah dibuat terbang ke langit yang tinggi, dan sekarang harus hancur ketika Ino jatuh ketanah.

"tidak tersentuh ya...." Ino berkata lirih, nadanya sarat akan keputus asaan. Tak lama, senyum getirnya tercetak, mengambil ponsel, barang satu-satunya yang tidak dia hancurkan. Dan menelfon seseorang disana.

Sasuke harus membayarnya..... membayar atas kesakitan Ino.

Keluarga terhormat? Oh... lihat apa yang akan Ino lakukan setelah ini.

Ketika orang disana mengangkat panggilannya, saat itu Ino sudah bisa mengatur isakannya.

"Halo... Ino-sama?" ShIno, asisten yang membantu Ino dalam hal-hal yang berbau faShion.

"ShIno... kau masih menyimpan nomer ponsel wanita itu?" hening, sepertinya orang disana masih berfikir siapa perempuan yang dimaksud Ino. "perempuan pengantar bunga yang menabrak mobilku" lanjutnya.

"Ha'i... Ino-sama" senyum cantik itu kian mengembang mendapatkan jawaban yang memuaskan. Segala rencana mulai mengitari otaknya. Jika sasuke menganggapnya sebagai pion, maka Ino juga akan mencari pionnya sendiri.

"Hubungi dia, aku ingin bertemu dengannya malam ini" dan setelahnya nada panggilan terputus.

Ino berdiri, menatap betapa berantakannya apartemennya, hanya kamar mandi yang masih bersih. Malam ini Ino putuskan tidur di hotel, dan malasah apartemen, tinggal panggil pembantu saja.

"sepertinya aku harus mandi"

.

.

.

...

.

.

.

Hinata mengeratkan genggaman pada tas lusuhnya. Dirinya gugup, sungguh. pemilik mobil berharga selangit itu, ingin bertemu dengannya. Kejadian bodoh yang membuat beban hidupnya semakin bertambah. Hinata menyesal melamun saat bersepeda ketika hendak mengirim pengiriman bunga. Uh... bahkan gajinya tidak akan cukup mengganti kerugiannya.

Saat itu Hinata cukup menghela nafas lega karena sang pemilik sedang terburu-buru dan tidak mempermasalahkannya. Sudah 10 hari terjadi, Hinata mengira semua sudah beres dan mereka memaafkannya. Oh naif sekali.... dan Hinata tidak menyangka akan dihubungi hari ini. Jadi apa? Apakah Hinata harus ganti rugi?? Oh... membayar flatnya saja masih sulit, dan sekarang harus membayar pelek mobil yang bengkok? Meringis memikirkannya. Hinata hanya bisa berharap satu hal.

Tagihannya bisa dicicil.

Untung saja malam ini Hinata sedang libur kerja, Hinata hanyalah anak yatim piatu yang hidup lama di panti asuhan, memilih pergi dan mencoba peruntungan hidup.... Hinata harus tahan untuk bekerja di tiga tempat sekaligus.

Hal yang mengejutkan bagi seorang Hyuuga Hinata adalah perempuan yang datang dan duduk di hadapannya. Bukankah saat itu pemiliknya laki-laki berkacama bulat?. Dan lagi, Hinata mengenal perempuan ini. Oh siapa yang tidak mengenalnya? Yamanaka Ino dengan segudang prestasi di bidang sandang. Cantik, sexy, kaya dan smart dan lagi namanya makin melejit saat menjadi pacar seorang Uchiha sasuke. Uchiha sasuke, Hinata juga mengenalnya. Wajahnya selalu tertampang di berita dan majalah-majalah.

"Aku tau kau terkejut, tapi mobil yang kau tabrak adalah milikku" Hinata diam, memperhatikan perempuan pirang dengan kacamata hitamnya. yah... saat itu Hinata sempat melihat jika ada yang duduk dibangku depan dan memilih tidak keluar, Hinata tidak menyangka jika itu adalah Yamanaka Ino.

"Gomenasai.... Yamanaka-san" Ino tersenyum miring. Sudah dia duga, gadis didepannya ini sangat lugu dan naif.

"kupikir kau tau, jika aku mengajakmu bertemu bukan untuk mendengar permintaan maafmu" ya. Hinata tau itu, sangat tau. dia hanya berusaha berbasa-basi dengan minta maaf. Mereka tidak berteman, Hinata hanya tau karena Ino terkenal. Sedangkan Ino? Oh ayolah... kata apalagi yang tepat sebagai permulaan pembicaraan antara korban dan tersangka?.... Tentu saja permintaan maaf.

"jadi...." Hinata sedikit mencicit saat tangan putih dengan perhiasan itu bersidekap didada sang empunya.

"kau harus mengganti kerugiannya" perkataan Hinata dipotong. singkat dan tanpa basa basi. Hinata memaki dalam hati.

"berapa yang harus ku bayar?" Hinata berusaha terlihat tenang, meski dalam hati sudah berdegup kencang.

Ino hanya diam, lalu menyerahkan bon dengan nominal yang membuat mata amethis itu membola. Sungguh, perlu empat bulan Hinata bisa mengumpulkan uang dari pekerjaannya yang sekarang agar bisa mengganti kerugiannya. Dengan catatan dirinya tak makan sama sekali.

"ma-mahalnyaa..." Hinata hanya bergumam, tapi tetap saja Ino dapat mendengarnya. Rasa-rasanya Ino ingin melepas kacamata hitamnya, agar bisa memandang Hinata tajam. Hanya saja, Ino tidak bisa melakukannya karena matanya yang sembab.

"kau pikir mobilku mobil murahan? Oh jangan bercanda" Hinata menggingit bibir saat mendengar desisan tak suka di depannya. Sarat akan nada remehan.

"bi-bisakah aku mencicilnya? Aku janji ti-tidak akan kabur" Hinata merasa buruk dalam penawaran, dan dirinya hanya berdoa agar perempuan didepannya ini masih punya belas kasih.

"tidak ada pencicilan" Ino mulai menyenderkan punggunya, meneliti Hinata dari bawah sampai atas, membuat Hinata merasa tidak nyaman. "aku punya dua pilihan untuk mu" mendengar kata pilihan, membuat Hinata sedikit berharap.

"pi-pilihan?"

"bayar lunas atau kau terlibat dalam rencanaku" rencana? Hinata mengernyit. Rencana apa? "kau tau pacarku?" lanjutnya, Hinata hanya mengangguk... siapa yang tak kenal Uchiha sasuke? Hinata bukanlah perempuan munafik, dirinya tentu berharap memiliki suami tampan dan kaya raya, dan tentu saja, sebagai perempuan normal, Hinata sangat mengagumi Uchiha Sasuke.... hanya saja Hinata tau diri.... Cukup mengagumi... tanpa terlibat, hidupnya akan tentram. Hinata tau bagaimana mengerikannya kehidupan orang-orang elite. Perjodohan bisnis, perselingkuhan dan banyak simpanan..... uuuuuuughhh itu membuatnya bergidik. Melihat Hinata mengangguk, membuat senyum desainer cantik itu mengembang, jika dulu Ino akan bangga semua orang tau kalau sasuke adalah miliknya, namun entah kenapa sekarang rasanya jadi aneh.


"U-Uchiha sasuke?" Hinata tau, namun masih mencoba memastikan. Dan dibalas anggukan kecil oleh Ino. "apa yang harus kulakukan?" sebelum menyutujui dan mengambil pilihan, Hinata harus mengetahui apa yang akan dilakukannya, meski Hinata tau dirinya tidak punya pilihan.

"Besok aku akan bertemu dengan pacarku di Bar casseno" Hinata masih mendengarkan, bar yang dimaksud Ino adalah bar yang biasa dan kecil, jujur Hinata agak heran.... Kenapa orang sekelas Ino mau datang ke bar itu? "aku ingin kau memberikan minuman yang sudah kucampur obat tidur kepada pacarku, saat obatnya bereaksi, kau bawa dia ke Oaks hotel kamar 102 dan aku akan menunggu di depan pintunya"

Oaks hotel berada di samping persis bar casseno. Jadi ini alasannya memilih bar casseno?

Hinata membelalak.... Hinata lebih memilih berurusan dengan Ino dibanding dengan Uchiha.... Oh mereka cukup mengerikan. Ino tidaklah seberapa. "bagaimana caranya?" Hinata bertanya... bukankah sudah dibilang, Hinata tidak punya pilihan lain. Sebenarnya Hinata senang senang saja jika harus hidup di penjara, tidak perlu bekerja, dapat makanan gratis dan tempat bernaung, sayangnya Hinata masih harus membalas jasa pada panti asuhannya dengan mengirimi uang rutin. Meski Hinata tau, panti asuhannya tidak memaksa.

"kau menyamar menjadi salah satu pelayan disana" Hinata mengangkat alisnya... jujur dirinya masih takut jika terseret masalah seorang Uchiha.

"kenapa aku? Kau bisa meminta orang yang lebih professional" mendengarnya Ino tersenyum, perempuan di depannya ini tidak sepolos yang dia pikir. Banyak pertimbangan dan smart. Ino harus memutar otak.

"aku sudah punya pertimbangan untuk memilihmu, Hyuuga" bagus, Hinata semakin curiga.

"pertimbangan seperti apa?" Ino tau Hinata akan bertanya demikian. oleh karena itu, Ino sudah menyiapkan sebuah kartu tanda pengenal seseorang. Mengambil dari tas bermereknya, dan menyerahkannya pada Hinata.

"kau tau perihal tujuh orang yang mirip di dunia?" Hinata memperhatikan foto dari kartu itu, ya,.. Hinata mengakuinya "namanya Shion... dia pernah berteman denganku, dan sekarang dia sudah meninggal" jika Hinata memiliki rambut pirang, maka dipastikan orang tak akan bisa membedakan mereka berdua. "kau tenang saja.... kau tak akan terseret siapapun... identitasmu akan aku rahasiakan dan aku palsukan" Hinata melirik Ino, menjebak seorang Uchiha memang harus dengan persiapan yang matang.

Hinata memandang Ino lalu bertanya hal yang cukup vulgar "kau ingin tidur dengan pacarmu? Kenapa harus menggunakan cara seperti ini?" Ino mengangkat alis dengan pertanyaan tak senonoh itu "maksudku... bukankah hal yang lumrah jika sepasang kekasih melakukan itu? toh kalian suka sama suka"

Suka sama suka? Mendengarnya membuat Ino tersenyum miris.

"ini privasi Hyuuga, kurasa kau bukanlah diposisi untuk lancang seperti ini" Hinata mengangguk memaklumi, merutuk dirinya yang terlalu banyak bertanya.

"baiklah, aku setuju" Hinata menyutujuinya. Ini mudah, hanya satu malam maka hutangnya akan lunas. Lagipula ini tidak akan merugikannya, jika mereka berdua nantinya bercinta, itu bukanlah urusannya,... dan tidak akan ada yang marah... bukankah bercinta itu enak? Yah.. meski Hinata belum merasakannya, tapi dirinya suka curi dengar sepasang kekasih yang skidipapap disamping flatnya, desahan nikmat itu membuat Hinata tidak bisa tidur.

"Mohon bantuannya Hyuuga" dan setelahnya Ino menjelaskan rencana yang lebih rinci lagi.

.

.

.

...

.

.

.

Mata amethis itu tidak bisa berpaling dari wajah rupawan seorang Uchiha sasuke. tidak bukan hanya Hinata saja... tapi beberapa pengunjung juga memperhatikannya. Lihatlah.....Betapa manusia itu digilai kaum hawa. Hinata bisa melihat Ino dan pacarnya sedang berbicara hal yang cukup serius, Hinata tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, Hinata hanya melihat Ino dengan memasang wajah sedih dan sasuke yang memasang wajah mengkerut tak suka. Hinata mengeratkan gengamannya pada nampan, diatasnya ada dua gelas wine yang sudah dipesan Ino.

Hinata hanya bertugas mengantarkan wine ini, dan informasi mengenai gelas mana yang sudah di masukan obat tidurnya.

Ingat, yang kanan untuk Yamanaka Ino dan kiri untuk Uchiha sasuke.

Menghela nafas, Hinata berjalan mendekat.

"sudah kubilang, aku belum siap untuk tahap itu" suara maskulin menyapa indra pendengaran Hinata. meletakan gelasnya di meja, sasuke dan Ino sama sekali tidak menghiraukan kehadiran Hinata. Mereka sangat tak acuh.

Sialan! Bahkan suara Uchiha sasuke sangat sexy. Hinata kembali ke posisinya dan memperhatikan keduanya dari jauh.

Yamakana Ino meminum minumannya, pun dengan Uchiha sasuke. Hinata bisa menangkap raut wajah Ino yang menangis, dan tak lama Ino berdiri meninggalkan sasuke.

Itu kodenya, saat yamakana berdiri, Hinata harus siap, tinggal tunggu Uchiha itu linglung.

Wajah tampan itu tertunduk, tangan kekarnya memijat keningnya, dan melihat itu, Hinata tau... obat tidurnya mulai bereaksi.

Mata amethis itu melihat sekeliling, orang-orang sedang asik dengan dunia mereka sendiri. Kesempatan untuk menyeret si Uchiha tampan.

"Tu-tuan?" Hinata berusaha memanggil, saat sang pria menoleh, Hinata tau... obatnya sudah bereaksi. Mata tajam itu mulai sayu dan akan terpejam,... sebelum ambruk sebaiknya Hinata melancarkan aksinya. "mari saya bantu anda ke mobil" tidak ada balasan, dan Hinata langsung membopong badan yang berat itu.

Harum maskulin menggelitik indera penciuamannya, sialan.... Segalanya tentang Uchiha sasuke sangatlah sempurna.

Hinata berjalan terpogoh-pogoh, sesekali wajahnya mencuri pandang ke arah si rupawan.

Garis rahang yang tegas, alis tebal, bibir penuh dan hidung yang mancung... oh, sial! Jika Hinata memiliki suami seperti ini, pastinya setiap akhir pekan dirinya akan datang ke kuil hanya untuk bersyukur.

.

.

.

Hinata tersenyum lega saat melihat Ino sudah menunggu di depan kamar yang direncanakan. Menyerahkannya pada Ino, dan masalah mobil beres, ternyata ini lebih mudah dari perkiraannya.

"masukan kedalam...." Ucapan Ino hanya dibalas anggukan oleh Hinata. Hinata masuk dan merebahkan tubuh pria itu ke atas Kasur. Memandang sejenak, dan meminta maaf dalam hati.

Hinata tidak punya pilihan lain.

Yah... setidaknya Hinata cukup beruntung malam ini, hutangnya lunas, dan lagi.... Bisa menyentuh badan Uchiha sasuke dan menciumi baunya adalah hal yang cukup menyenangkan untuk perempuan miskin sepertinya.

Hinata berbalik, dan saat itu dirinya dikejutkan dengan tangan besar yang memegang lengan kecilnya.

Hinata menoleh, dan terkejut saat melihat onyx itu menatap dirinya.

"ka-kau seharusnya sudah tertidur!" Hinata mencicit dan bergumam tidak jelas. Ada sinyal bahaya dikepalanya. Apa obatnya kurang manjur?

Onyx itu memandangnya dengan sayu "mau kemana?" suaranya lebih berat dibanding saat Hinata mendengarnya di Bar. Telapak tangan yang memegang erat lengannya juga terasa sangat panas, wajah laki-laki itu juga memerah "cih... aku tak menyangka bisa terjebak seperti ini. Klise, wanita pemuja murahan yang ingin mendapat kepuasan" Hinata membelalak, tangannya mulai berontak, perkataan Uchiha sasuke sudah ngelantur kemana-mana. Hinata mulai takut.,.. dan menjadi sangat takut saat lelaki itu malah menyeringai kearahnya.

"jalang licik murahan.... Kau memasukan obat perangsang, eh?" mata amethis itu membulat sempurna, sinyal bahaya sudah sangat jelas.

Obat perangsang?

Oh Kami-sama....Hinata di jebak.

Mendorong tubuh kekar itu dengan keras, membuat sang pria terjelembab kebelakang. Hinata mengambil kesempatan untuk lari, dan sedikit was-was saat tak ada Ino di dalam kamar, bahkan Hinata tidak sadar jika pintu itu sudah tertutup. Hinata mencoba membuka knopnya dengan brutal.

Terkunci.

Hinata semakin kalut. Hinata menggedor-gedor pintu dengan keras.

"Yamanaka-san! Yamanaka-san! Tolong! Tolong!" Hinata semakin kalut. Tidak! Tidak seperti ini rencana yang diberitaukan oleh Ino... Hinata dibohongi, sekarang dirinya merasa dijual bak pelacur.

"aaakh!!" merasakan ada tarikan keras dan Hinata harus terlempar ke arah Kasur. Saat Hinata memasang pandangannya, saat itu dia sadar, Uchiha sasuke sudah menindihnya, mencengkram kedua tangannya dengan satu lengan kekar pria itu diatas kepalanya, Hinata bisa merasakan panas dari tubuh pria yang menindihnya.

Hinata masih berusaha berontak "kumohon lepaskan aku...!" Hinata sudah mengiba, dan pria di depannya malah menyeringai culas.

Dasar Iblis.

Hinata merasa gemetar pada seluruh tubuhnya saat tangan pria itu membelai wajahnya. Wajahnya mendekat lalu berbisik di telinga Hinata dengan suara berat dan penuh gairah.

"nah... jalang licik....

.....Kuharap kau bisa memberikan aku kepuasan yang sepadan"

.

.

.

TBC

Chapter 1 Peek A Boo Sudah Publish,.... untuk chapter selanjutnya mungkin masih lama, ini masih dalam tahap mengenalkan saja~ harus tunggu 1 ceritaku tamat dulu... setelah itu baru akan dilanjutkan...

masih banyak misteri pada chapter 1 ini, seperti rencana Ino sebenarnya dan lain-lain...

semoga kalian suka dengan ceritanya dan bisa menambah koleksi list bagi pecinta Hinata khususnya Sasuhina.

Untuk Fragment Family (NaruHina) akan menyusul yaa~

Signature,

Lavendark (03 Januari 2019)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro