Chapter 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

PEEK A BOO

Chapter 10

Ronde 7

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]

Genre

Romance, Drama, Slice of Life

.

.

.

.

.

Enjoy Reading!

.

.

.

.

.

.

.

--- Ronde 7 ---

.

.

"aku ingin kau mencari lebih teliti dan spesifik tentang Hyuuga Hinata. Dan aku ingin kau pastikan, tentang rumah asalnya, tanggal kepindahannya dan sebagainya"

"Baik Nyonya"

"Rahasiakan penyelidikanku dari siapapun, termasuk Fugaku" Kakashi membalas menyanggupi, Membuat Mikoto tersenyum puas.

Lalu tangan putih Mikoto bergerak mengambil plastik kecil transparan yang sedari tadi dipandanginya. Mengangkatnya hingga sejajar dengan wajahnya. "dan satu lagi Kakashi" mata onyxnya memandang intens helaian rambut hitam yang berada di dalam plastik itu.

"Aku ingin kau lakukan sebuah Tes DNA"

.

.

.

"Sasuke-kuuun~~~" Sasuke mendesah lelah. Menatap perempuan berambut pink yang dengan seenak jidatnya masuk ruangannya.

"Bagaimana kau bisa masuk?!" tanpa minat Sasuke bertanya. Mata onyxnya kembali memandang berkas-berkas yang harus di periksa dan di acc kan.

Sakura mencebik. Merasa seperti tidak di inginkan keberadaannya. "huh! Kau kasar sekali sih... seperti biasa" dengan tak sopannya sakura duduk di sofa, memandang Sasuke dengan pandangan nakalnya.

Sasuke lagi-lagi harus menghela nafas. Sakura adalah salah satu fans fanatiknya sebelum Naruto berhasil merebut hati perempuan itu. Sasuke heran dengan sahabat dobe nya itu. apa Naruto tak cemburu saat sakura masih asik berada di sekeliling Sasuke? padahal Naruto tau dengan jelas jika sakura pernah cinta setengah mati pada Sasuke. atau Naruto yang terlalu menjadi budak cinta sehingga takut untuk mengekspresikan rasa cemburunya?

Entahlah Sasuke tak mau memikirkan hal yang tak penting seperti itu.

"ada apa? Aku sibuk" ujarnya dingin.

Sakura menyilangkan kakinya, masih menatap Sasuke penuh minat. Sedang Sasuke mengerutkan dahinya tak suka. Entah kenapa pandangan sakura seakan-akan menusuk dan membuatnya tak fokus.

Bukan, bukan karena Sasuke berdebar, tapi lebih kearah geli dan..... mungkin jijik? Ah, katakanlah sebagai hal yang kurang nyaman. Itu lebih sopan.

Sasuke akui sakura memang cantik dan ceria, namun perempuan dengan karakter seperti itu sudah sangat umum dan banyak. Beda dengan si penjual bunga yang berwajah kalem dan meneduhkan.

Sasuke diam, lalu merutuki otaknya yang tiba-tiba mengingat si janda itu. sampai sekarang Sasuke terus meyakinkan dirinya, jika ada yang eror di tubuhnya.

Yang membuat Sasuke masih terus bertanya-tanya pada logikannya adalah....

Kenapa harus pada seorang janda? Kenapa harus pada seorang penjual bunga? Kenapa harus Hyuuga Hinata?

Ini tidak benar. ini menyalahi aturan takdir seorang Uchiha.

"sebentar lagi aku akan menikah, Naruto juga begitu.... Apa kau tak berniat mencari seorang pasangan?" sakura bertanya. Dan Sasuke diam tak menjawab. Pertanyaan yang menurut Sasuke tak penting. Jika kedatangan sakura hanya untuk menyinggungnya sebagai perjaka tua maka Sasuke rasa sakura menjadi sama bodohnya dengan Naruto.

"oh ayolah Sasuke-kun.... Kau harus melupakan shionmu itu!" sakura melanjutkan celotehnya. Mengingat tentang shion, membuat sakura merasakan rasa iri. Dulu sakura juga menjadi salah satu wanita yang menjebak Sasuke dengan obat perangsang, namun naasnya,... bahkan dengan obat perangsang.. Sasuke masih tak berminat padanya. Padahal kan sakura termasuk deretan perempuan-perempuan tercantik di jepang. Lupakan masalah dada, sakura yakin Yamanaka Ino yang notabenenya adalah pacar Sasuke dan berdada besar juga pasti tak pernah merasakan junior milik si bungsu Uchiha itu.

"atau mungkin kau sudah punya calon?" otak sakura mengingat wajah si penjual bunga, alias Hyuuga Hinata. Dua wanita yang membuat sakura penasaran dan berusaha mencari kelebihan mereka adalah shion dan Hyuuga Hinata.

Shion dan Hyuuga Hinata adalah dua wanita yang berhasil menarik atensi seorang Uchiha Sasuke. sakura penasaran, bagaimana jika dua orang itu berada di depan Sasuke? siapa yang kira-kira akan dipilih oleh Sasuke?

Kemungkinan besar adalah shion... apalagi jika ternyata shion memiliki anak dari Sasuke,.... Pasti si penjual bunga itu kalah telak. Apalagi si penjual bunga itu adalah seorang janda beranak satu. Tentu Sasuke akan memilih wanita yang dia bobol duluan dibanding wanita yang sudah di bobol orang lain terlebih dahulu.

Tapi itu tidak mungkin. Tentu saja shion tak mungkin memiliki anak dari Uchiha Sasuke, mengingat keberadaan shion hilang bak ditelan bumi. Hanya wanita bodoh dan kolot saja yang tidak memanfaatkan anak Sasuke untuk mengikat dirinya dengan si bungsu Uchiha itu.... Oh ayolah, kita berbicara tentang Uchiha Sasuke,.... Bahkan di jadikan istri ke empat pun rata-rata wanita tak masalah dengan itu.

Lihat perumpaannya, bisa dibayangkan bagaimana kesempurnaan seorang Uchiha Sasuke. bahkan Uchiha Sasuke digadang-gadang sebagai pria tertampan di keluarga Uchiha dari generasi ke generasi.

Siapa yang tidak mau?

"jawab pertanyaanku, bodoh!" kesabaran sakura habis. Sasuke benar-benar tak mengacuhkan dirinya.

Sasuke menatap sakura tak suka. Bodoh? Tolong jangan samakan Sasuke dengan calon suaminya! Lagipula untuk apa Sasuke menjawab pertanyaan tak penting seperti itu? seperti kapan menikah atau memiliki calon.... Tentu, masalah calon Sasuke sudah punya satu.

Sasuke diam lagi. Tidak! Tidak! Sasuke tak punya calon. Sejak kapan otaknya memprogram jika si janda satu anak itu adalah calonnya? Itu tak mungkin.

Di lihat dari sisi mana pun si janda beranak satu itu lebih cocok menjadi maidnya kan?

Iya kan?

"apa yang kau inginkan sakura? Sudah kubilang aku sibuk... tak usah basa-basi" ujarnya sambil membolak-balikan dokumen.

Akhirnya sakura menghela nafas. Sasuke adalah orang terakhir di bumi yang tak bisa di ajak bercanda atau di goda. Kapan terakhir sakura melihat Sasuke tersenyum? Tidak! Tidak pernah... terakhir kali sakura melihat perubahan ekspresi Sasuke adalah saat bercinta dengan shion. Menyeringai dan ekspresi nikmat.... Ughh untunglah sakura menyimpan video itu. terimakasih kepada Naruto yang berhasil menyeludupkan video itu tanpa ketahuan oleh keluarga Uchiha. Tentu sakura mengingat bagaimana kerja keras keluarga Uchiha dalam penghapusan video tersebut. Dan karena kekayaan calon suaminya itu, Naruto berhasil menyimpannya dengan apik. Sakura juga mengambilnya... tentu tanpa sepengetahuan Naruto.

Bagus, video itu akan menjadi video favoritnya dengan Naruto. Mungkin sakura perlu mempraktekan itu di malam pertamanya nanti.

Tutorial dari sahabat sendiri adalah hal yang terbaik dan mudah dimengerti.

"Sasuke-kun, kau mau membantuku dan Naruto tidak? Aku ingin kau membantuku mengurus dekorasi bunga untuk pernikahan kami nanti" ucapan sakura membuat dahi Sasuke mengerut. Bukankah sudah jelas dengan jawabannya?

"aku menolak"

memang berapa lama Naruto dan sakura mengenal Sasuke? seharusnya mereka berdua tau, sampai matipun Sasuke tak mau terlibat dengan hal-hal yang merepotkan seperti itu.

"Ah sungguh? padahal aku berharap besar padamu, Sasuke... karna kupikir kau lebih mengenal Hinata-chan, itu akan mudah dalam bekerja sama untuk dekorasi.... Ditambah aku akan tidak berada di kirigakure..." wajah sakura di buat menyesal dan sedih, meski dalam hati Sakura sudah menentukan kemana aliran obrolan ini akan bermuara.

Gerakan tangan Sasuke terhenti. Fokusnya buyar saat nama si janda wangi itu keluar dari bibir pink sakura.

"Hinata? Kupikir kau menyewa jasa bunga yang lain?" Sasuke berusaha menormalkan debaran yang tiba-tiba menggila di dadanya.

Sakura menyeringai. Lihat! Sasuke mulai tertarik.... Kali ini di mata hijau Sakura, Naruto dan Sasuke tak jauh beda. Sama sama pria budak cinta. Perbedaannya adalah Naruto merajai hatinya, tapi tidak dengan Sasuke di hati Hinata... tentu terlihat sekali jika Hinata sama sekali tak berminat pada Sasuke.

"yah, aku menggantinya beberapa hari yang lalu. Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada buket buatan Hinata" bohongnya. Ini hanya akal-akalannya saja. Sasuke harus berterimakasih padanya nanti, karena berniat menyatukan mereka berdua.

Bagaimana dengan Shion? Persetan dengan Shion,... sakura tak mau Sasuke menjadi perjaka lapuk. Niat sakura adalah memiliki anak dan akan menjodohkannya dengan anak Sasuke kelak.

Ini adalah salah satu resolusinya,... memiliki keturunan dengan darah Uchiha di dalamnya.

"yah... sayang sekali ya Sasuke, tapi tak apa... aku tak mau merepotkanmu. Aku akan minta tolong pada yang lain saja" sakura berdiri, hampir keluar sampai suara Sasuke menggantikan suara ketukan heelsnya.

"tunggu"

Sakura menoleh, dengan tatapan polos pura-pura bodohnya "kenapa?"

Sasuke memutar otak, jika tiba-tiba menyetujui tawaran sakura, itu akan terasa mencurigakan. Entahlah, ketika otak Sasuke membayangkan sedang berduaan dengan si janda wangi itu entah kenapa membuat perutnya tergelitik.

"aku akan melakukannya" sakura menahan ekspresinya, rasa-rasanya dia ingin tertawa tarbahak saat melihat perubahan Sasuke. sejak kapan Sasuke mau direpotkan dengan hal-hal seperti ini? setau sakura... sampai matipun Sasuke tak akan mau melakukannya.

"eh? Kenapa tiba-tiba?" polos namun menusuk. Namun otak cerdas Sasuke sudah memikirkan alasan logisnya.

"seteleh kupikir-pikir lagi, aku belum menebus rasa bersalahku padamu dan Naruto. Bukankah pernikahan kalian berdua terundur beberapa tahun karena aku melarang Naruto menikah?" sakura diam. sialan! Uchiha dan otaknya adalah hal yang sialan. Tentu sakura mengingat itu, mengingat saat Sasuke dengan semena-mena tak mengizinkan Naruto menikah hanya karena dia belum bertemu shion.

Tapi coba berfikir dengan logika..... sejak kapan seorang Uchiha Sasuke memikirkan rasa bersalah?

"anggap saja ini sebagai bentuk permintaan maafku" lihat?! Bahkan Uchiha Sasuke meminta maaf padanya. Wah... rasa-rasanya sakura ingin memuji Hinata karena berhasil menangkap dan menjinakan seekor singa berambut emas.

"baiklah... terimakasih banyak yaa... Sasuke-kun~~" sakura menjadi riang "kalau begitu apakah siang ini kau bisa menggantikanku untuk bertemu dengan Hinata-chan?" tanyanya lagi.

Tanpa berfikir dua kali, dan mengabaikan rapatnya siang ini, Sasuke mengangguk mengiyakan.

Entah sejak kapan, tanpa disadari Sasuke, si janda telah berhasil merebut prioritas pria itu.

.

.

.

...

.

.

.

"Hyuuga Hinata, pernah terlibat kontak dengan Yamanaka Ino" ucapan Kakashi membuat Mikoto merenung. mata onyxnya menatap teh hitam hangatnya.

"Lanjutkan"

"Ini mencurigakan, Hyuuga Hinata pindah setelah video..." terjeda, wajah Kakashi agak memanas, mengingat video bergairah itu membuat Kakashi sedikit tegang "....ekhem.... Video mesum tuan muda tersebar" dahi Mikoto mengernyit tak suka, melihat ekspresi Kakashi yang sedikit mesum, membuat Mikoto curiga jika Kakashi sudah menonton videonya.

Oh putranya yang malang.

"toko bunga dan rumah milik Hyuuga Hinata juga di beli tak lama dengan jarak skandal tuan muda" Mikoto mengangguk "dan hal yang menguatkan lainnya adalah... keterangan si penjual rumah dan toko tersebut, memang sertifikatnya atas nama Hyuuga Hinata, namun transfer uangnya terbilang oleh rekening milik Shino. Asisten Yamanaka Ino"

Mikoto masih tenang, semua puzzlenya mulai terhubung. Antara Sasuke, Ino dan Hinata.

"benar dugaan anda nyonya, Hyuuga Hinata terlibat penuh dengan skandal tuan muda"

"bagaimana dengan suaminya?" Mikoto bertanya, punggungnya ia sandarkan disandaran kursinya.

"tidak relevan" jawab Kakashi "Utakata adalah salah satu senior yang berada di panti asuhan yang sama dengan Hyuuga Hinata....

.... Beliau meninggal dua belas tahun yang lalu. Jika melihat umur dari anak perempuan itu, maka sangat jelas jika anak perempuan itu bukanlah putri dari Utakata"

"mungkinkah dia anak dari Hyuuga Hinata?" Mikoto bertanya, bisa saja Hinata mengadopsi anak itu. tapi melihat keterlibatan Hinata dengan Yamanaka Ino,.... Membuat dugaan Mikoto kian menyempit dan terpusat pada satu kesimpulan.

"sepertinya benar, rumah sakit tempatnya melahirkan empat tahun lalu,... disana ada pasien benama Hyuuga Hinata. Tanggal kelahirannya sama seperti ulang tahun anak perempuan itu... dan kelahirannya juga kurang lebih Sembilan bulan dari skandal tuan muda" jelas Kakashi. Menyerahkan berkas-berkas tentang kematian Utakata dan riwayat kelahiran Hinata. Ada juga foto-foto kebersamaan Hinata dan Ino yang didapatnya dari cctv jalanan.

"kemudian, tentang pernikahan Hyuuga Hinata dan Utakata,.... Itu tak pernah terdaftar dalam catatan sipil"

Mikoto menghela nafas. Jelas sudah semuanya.

"Kesimpulannya adalah Hyuuga Hinata dibayar oleh Yamanaka Ino untuk menjatuhkan tuan muda" Kakashi menyimpulkannya. Kesimpulan yang masuk akal, namun tak bisa Mikoto terima mentah-mentah. Keberadaan Himeka lah yang menurutnya aneh, Hyuuga Hinata terlihat seperti setengah-setengah dalam menjatuhkan putranya itu. seharusnya jika dia mau, Hyuuga Hinata bisa membeberkan identitas Himeka. Namun.... Entah kenapa justru Mikoto merasa jika Hinata berusaha menyembunyikannya. Segala kemungkinan bisa terjadi, bahkan jika Himeka bukanlah putri kandung dari Hyuuga Hinata.

"aku butuh bukti yang lebih konkrit. Bagaimana dengan tes DNA nya?" tanyanya. Ini baru tiga hari, biasanya tes DNA menghabiskan waktu hingga seminggu, namun mengingat Uchiha selalu di prioritaskan,.. maka mempersempit waktu pengerjaan bukanlah hal yang mustahil.

"Positif dengan tuan muda, dan positif dengan Hyuuga Hinata"

Jawaban itu membuat senyuman kejam Mikoto terbentuk. Matanya berkilat penuh minat. Mikoto berdiri menuju tepian jendela, menyeruput teh hitamnya dengan tenang.

Mikoto telah melakukan tes DNA terhadap rambut Himeka, rambut Hinata dan rambut putranya, tidak sulit untuknya mendapatkan sampel seperti itu.

"apa yang akan anda lakukan nyonya?" tanyanya sambil merapikan berkas-berkas buktinya di atas meja, masih menatap nyonyanya yang sedang asik memandangi kota dari sela-sela tirai jendela.

"apalagi?" Mikoto tersenyum kecil "tentu saja aku akan mengklaim apa yang seharusnya menjadi milik Uchiha"

.

.

.

...

.

.

.

Hinata merutuki kebodohannya. Kenapa kemarin dia dengan mudahnya menerima tawaran sakura? Lihat sekarang... dia duduk di restoran mahal dengan seorang pria yang ingin dihindarinya sampai mati, Uchiha Sasuke. seperti kata pepatah, semakin ingin menghindar, maka semakin sering bertemu. Ugh... apa mulai sekarang Hinata harus mengganti doanya? Seperti doa untuk selalu dipertemukan dengan Sasuke?

Hinata menggeleng bodoh! Tidak! Tentu itu juga sangat bahaya dan beresiko.

Ini semua berawal dari si 'ayah' yang tiba-tiba datang ke tokonya dan menjemputnya. Untunglah Himeka sedang ikut dengan Ayame keluar. Kami-sama masih berpihak padanya.

Ada apa gerangan? Hinata bertanya saat itu. namun saat mendengar penjelasan Uchiha Sasuke bahwa dia menggantikan sakura, saat itu juga dunia Hinata serasa runtuh.

"lain kali kau tidak perlu menjemputku, Uchiha-san" itulah yang dikatakan Hinata di mobil saat mereka berada diperjalanan. Dan Sasuke hanya mengangguk kalem.

Hinata membalik-balikan buku menu. Sial,.. semuanya mahal. Bahkan harga minumannya bisa membelikan Himeka dua buah kue blueberry.

bukan Hinata lah yang memilih tempat pertemuan, tapi Uchiha Sasuke lah yang menentukan itu. mentang-mentang orang kaya, seenaknya saja menentukan tempatnya, apa dia tak memikirkan dompet Hinata?

Hinata sudah menabungkan uangnya bulan ini untuk Himeka dan juga memberikan sumbangan pada beberapa panti asuhan.

Kenapa kehidupan orang-orang berduit sangat boros sih? Tidak Sasuke, tidak sakura dan tidak Naruto.... Semuanya dimata Hinata adalah manusia yang boros.

Melihat raut Hinata yang kurang nyaman, membuat Sasuke sedikit peka. Yah... untuk ukuran penjual bunga sepertinya pastilah restoran seperti ini bukanlah kelasnya.

Baiklah, saatnya Sasuke menunjukan sisi kerennya. Sasuke kaya, dengan uang yang melimpah sampai tujuh turunan.

"aku akan membayar makanannya" ucapan spontan itu membuat amethis Hinata membelalak.

Pipinya memanas malu. Malu karena terlihat seperti wanita melarat. Tapi,... yah lumayan juga untuk Hinata berhemat. Diam-diam Hinata bersyukur dalam hati.

Sedangkan Sasuke diam-diam tersenyum kecil. Tentu Sasuke mengartikan jika tingkah Hinata adalah tingkah seorang perempuan yang terpesona dan akhirnya tersipu malu. Sasuke mengangguk dalam hati.... Benar, inilah yang seharusnya, tak ada yang bisa menolak pesona Sasuke. meski seorang janda sekalipun.

Satu hal yang Sasuke simpulkan dari seorang Hyuuga Hinata,

Dia adalah seorang janda matre.... Yah, mengingat cerita sakura tentang bayaran sepuluh kali lipat...

Matre bukanlah masalah untuk Sasuke, bahkan Sasuke pikir jika si janda itu jadi istrinya, dia hanya akan kelelahan dalam menguras hartanya.

Eh? Tunggu dulu... kenapa istri?! Tidak! Tidak! Sasuke tak akan menikah dengan seorang janda! Itu hanya akan mempermalukannya di keluarga Uchiha!.

Selagi Sasuke sibuk dengan perang batinnya, Hinata asik dengan buku menunya.

Mata Hinata menjelajah menunya. Lalu memutuskan untuk memesan yang paling murah saja, Hinata tak terlalu suka menghambur-hamburkan uangnya.

"Aku orange juice dan spaghetti black papper" ujarnya. Sasuke hanya mengangguk, lalu memanggil salah satu pelayan.

"wagyu steak dan wine, dua"ucap Sasuke santai.

Hah? Hinata membelalak.

Apa? Apa katanya? Kenapa Sasuke memesankannya wagyu steak? Itu adalah menu termahal di sini! Hinata yakin Sasuke tidaklah tuli untuk salah mendengar kata spaghetti dan wagyu steak,... kedua kata itu sangat jauh berbeda!

Tunggu! Apa Sasuke sedang mengejeknya? Hinata tidak terlalu melarat jika Sasuke ingin tau! meski hanya penjual bunga, namun ATM Hinata masih bergelembung karena kiriman bulanan Ino sebagai kompensasi calon besan!

Hinata merasa di pandang rendah oleh Sasuke!

Entah kenapa Hinata merasa tak senang dengan ini.

Namun, Hinata berusaha bersabar, ambil poin positifnya. Hinata dapat makan gratis.... Hinata mulai bertanya-tanya, Apa jika Hinata membungkuskannya untuk Himeka dan Ayame, Sasuke masih mau membayarkannya?

Ah itu tidak mungkin! Lagipula Hinata tak mau dicap matre oleh Sasuke.

Maaf hime-chan... Ayame.... Hinata tak bisa membawa oleh-oleh, mungkin Hinata akan ganti dengan bercerita bagaimana rasa dari wagyu steak itu. 😉

Pelayan pergi, dan Sasuke masih berbangga hati karena membuat si janda matre itu terpesona oleh kekayaan dan ketampanannya.

"kudengar kau sudah memiliki seorang putri, tapi kenapa aku tak pernah melihatnya?" entah kenapa, bersama si janda membuat Sasuke ingin mengobrol dan bertukar pikiran.

Jantung Hinata hampir copot. Kenapa dari sekian banyak basa-basi, harus keluar bahasan seperti itu sih dari mulutnya?

Hinata mencoba tenang. Ayo Hinata! Kau bisa bersandiwara.

"yah.... Putriku jarang pergi ke toko" ucapnya bohong.

"ah.... Sejujurnya aku cukup penasaran" akunya sambil bergumam.

Hinata diam. darah lebih kental daripada air. Bahkan mereka belum bertemu dan Sasuke sudah penasaran dengan putrinya? Matanya menyiratkan rasa rindu? Entahlah,... Hinata tak tau.

Hinata rasa dia harus cepat-cepat pergi ke amerika. Mungkin setelah ini dia akan meminta Ino untuk mempercepat prosesnya.

"Maaf Uchiha-san, kurasa lebih baik kita membicarakan persoalan pekerjaan. Kufikir kurang etis jika kita terlalu bertanya perihal sesuatu yang bersifat privasi" Hinata berusaha terlihat professional, namun Sasuke merasa jika si janda satu ini sedang membentengi diri darinya.

Entah kenapa Sasuke merasa seperti bertepuk sebelah tangan.

Miris!

.

.

Makanan akhirnya tiba, pembicaraan mereka perihal konsep dekor pun sudah 80 persen menuju keputusan.

Hinata menatap steaknya tanpa minat, harganya mahal.... Andai saja makanan ini bisa di uangkan kembali..... andai saja perutnya bisa mendaur ulang steaknya menjadi uang kembali........ ah! tapi itu tak mungkin. Membayangkan uang keluar dari pantatnya membuat Hinata sedikit meringis. Bahkan Hinata sempat membayangkan suara koin yang tercemplung ke air toilet.

Sasuke menatap Hinata, melihat ekspresi wanita itu yang meringis dan bingung membuat Sasuke sedikit mengerti. Sasuke yang menyadarinya hanya menghela nafas. Pastilah Hinata tak mengerti cara memakan steak. Ck... sepertinya Sasuke harus menjadi gentle.

Baiklah, Sasuke akan mengajarkan si janda matre ini bagaimana kehidupan orang elite.

Tangannya dengan lugas mengambil hotplate itu, lalu memotongkan dagingnya untuk Hinata. Disisi lain, Hinata diam. jujur dia merasa terkejut. Entah kenapa Hinata merasa sedang diperlakukan spesial oleh Sasuke.

Tunggu! Tidak mungkin kan laki-laki ini tertarik padanya?! Mengingat sepertinya Sasuke selalu berada di sekelilingnya... juga.... Hinata pernah digigitnya.

Mungkinkah Hinata secantik itu karena bisa menggaet seorang Uchiha? Hinata tertawa sumbang dalam hati.

Itu tidak mungkin. Mustahil.

"Makanlah" ucapnya membuyarkan lamunan Hinata.

"te-terimakasih!" Hinata merutuki gagapnya. Bahkan wajahnya memerah panas. Tentu saja... siapa perempuan yang tak tersipu di perlakukan spesial oleh seorang pria? Apalagi sekelas Uchiha Sasuke.

Hinata melihat Sasuke. sepertinya dia adalah pria yang baik. Tak seperti yang diceritakan oleh Ino.... pria brengsek yang tak pernah mau memuaskannya...... entah kenapa otak Hinata menjadi sedikit nista, merasa beruntung pernah diperkosa oleh Uchiha Sasuke.

Ah! Bukankah itu terlalu bodoh?! Hinata merasa seperti jalang sekarang.

Hinata heran, kenapa lelaki seperti Sasuke ini masih melajang? Bukankah sudah waktunya untuk seorang pria di umur 30 an untuk menikah? Hinata membuka mulutnya ingin bertanya, namun tak jadi karena dirasa itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.

Hinata masih ingat perkataannya untuk tetap berbicara seputar pekerjaan,... bukan mengenai kehidupan pribadi.

Mata elang Sasuke yang sejak tadi selalu curi pandang pun tak melewatkan gerak mimik Hinata. Sasuke tau Hinata ingin bertanya sesuatu, tapi di urungkannya. "ada apa? Kupikir kau ingin menanyakan sesuatu" ujarnya. Seperti biasa, suaranya datar dan dingin.

Hinata mengibas-ngibaskan tangannya canggung "ah.. tidak! Bukan apa-apa"

"Tanyakan saja!" sekarang nadanya jadi lebih menuntut

Hinata mengernyit. "ah...! Bukan hal yang penting!"

Sasuke reflek menarik tangan Hinata, menggenggam pergelangannya. "katakan! Kau tak boleh pulang sebelum mengatakan itu"

"A-apa?!" Hinata terkejut. Tentu saja... kenapa Sasuke jadi pemaksa seperti ini? dan lagi? Apa harus ada acara pegang-pegangan tangan seperti ini??? untung pria di depannya ini mentraktirnya makan,... jika tidak, maka Hinata tak segan-segan untuk menamparnya!

Persetan dengan wajah tampannya.

Sasuke buru-buru melepas genggamannya sesaat setelah sadar. Seperti biasa, tubuhnya bereaksi tak terkontrol jika berdekatan dengan si janda ini.

Ada apa dengan dirinya?

"katakan saja" suaranya jadi datar lagi, Sasuke berhasil mengendalikan emosionalnya.

"Eum.... Maaf jika kurang sopan. Kenapa anda belum menikah, Uchiha-san?" ini adalah pertanyaan yang lumrah menurut Hinata, namun entah kenapa Sasuke merasa senang dengan pertanyaan itu.

Seperti Hinata berharap padanya? Mungkin.

Sebenarnya Sasuke bukanlah pria yang terbuka, namun entah kenapa dia seperti tak bisa menjaga rahasia dari wanita di depannya ini. ini adalah hal yang pertama kali Sasuke rasakan,..... bahkan saat pertama kali mereka bertemu, saat onyxnya memandang amhetis itu untuk pertama kali.

Ada sesuatu yang menggelitik dalam dirinya. Sesuatu yang membuat Sasuke terasa di Tarik dan di kunci dalam satu rasa penasaran yang besar.

Yah,.. Sasuke pikir, dia tak masalah bercerita alasan kenapa belum menikah pada si janda matre ini.

"kupikir kau sudah tau masalah skandalku" ucapnya santai.

Deg deg deg deg...... Hinata terbelalak, sedikit menyesali pertanyaan yang dibuatnya.

Skandal Uchiha Sasuke.... tentu Hinata tau betul, karena Hinata adalah salah satu pemeran utama wanita di video itu.

"ada sesuatu dalam diriku yang memberontak, berkata jika aku tak bisa menikah sebelum menemukan wanita itu....

..... mungkin kau tak akan percaya dengan apa yang aku katakan..... tapi sejujurnya, aku tak pernah memperkosanya....." pandangan mereka berdua terkunci, onyx dan amethis. tiba-tiba kilasan wajah yang mendesah terbayang di otak Sasuke. Sasuke agak menggelengkan kepalanya. Bayangan apa barusan? Kenapa muncul saat menatap mata si janda ini? "Shion..." Sasuke bergumam. Sedangkan Hinata, sudah mau mati rasanya....

Jantungnya terpompa dengan amat sangat cepat. Bahkan rasanya, saluran darahnya ingin meledak tak karuan!

Sasuke masih tenang, berharap si janda mau mempercayainya.

"Akulah korbannya, dan justru perempuan itulah yang menjebakku dengan obat perangsang"

.

.

.

...

.

.

.

Hinata berjalan lesu kearah tokonya. Mengingat lagi obrolannya dengan Uchiha Sasuke. Hinata merasa amat sangat bersalah. Perlukah Hinata mengaku pada Sasuke agar pria itu bisa menikah? Apakah Hinata akan kabur begitu saja... membiarkan Sasuke melajang seumur hidup? Sebelum ini Hinata tak terlalu mengambil sudut pandang Uchiha Sasuke. dia hanya memikirkan tentang dirinya sendiri.

Hinata tak tau, skandal itu sangat berdampak untuk Sasuke, dan sekarang Hinata terlalu egois karena memikirkan keselamatan Himeka dan dirinya saja.

Sasuke adalah pria yang baik. Itulah yang Hinata simpulkan selama mengenalnya beberapa hari belakangan. Sasuke bukanlah pria sombong... bahkan Sasuke tak malu satu mobil dengannya.

Hinata dilema. Jika Hinata tak mengaku sampai mati, mungkinkah Sasuke tak akan pernah menikah?

Tapi jika Hinata mengaku...... bagaimana nasib dirinya dan Himeka?

Sasuke pria yang baik. Bahkan tadi Sasuke menawarkan tumpangan yang tentunya Hinata tolak.

Hinata menyentuh dadanya.

Degupan yang tiba-tiba muncul ini membuatnya merasa sesak. Banyak rasa yang tercampur disini... dan Hinata tidak tau rasa apa itu. berkonsultasi dengan Ino juga bukanlah solusi terbaik, Hinata tau kebencian Ino pada Sasuke sudah mandarah daging...

Mereka berdua punya penilaian yang berbeda terhadap Sasuke. Hinata tak menyalahkan Ino, karena fakta Ino yang di sakiti Sasuke adalah kebenaran. Bukankah tiap orang memiliki penilaiannya masing-masing?

Hinata membuka pintu tokonya, seperti biasa, loncengnya akan berdenting.

Matanya yang semula meredup tiba-tiba melebar saat melihat sang nyonya Uchiha yang duduk dengan santai di tokonya.

Oh sial! tidak Sasuke, tidak ibunya.... Semuanya bolak balik ke tokonya. Ada apa sebenarnya dengan mereka berdua?

Lalu pandangan Hinata beralih pada Himeka dan Ayame yang asik mengobrol dan bermain dengan rangkaian bunga.

Wajah Ayame menyiratkan kepada Hinata jika Hinata memiliki tamu. Tentu, Hinata tau itu... dia sudah melihatnya. Dengan pengendalian dirinya, Hinata berjalan tenang ke arah nyonya Uchiha itu.

"Nyonya Uchiha..... senang bertemu denganmu" Hinata membungkuk sopan, dan Mikoto tetap tak bergeming. Hinata mengernyit.... Wajah perempuan itu sangat serius, bahkan tak mengumbar secuilpun senyum. "eum... bukankah untuk pemesanan lily masih tiga hari lagi? Apa anda ingin memesan bunga yang lain?" Hinata bertanya, dan akhirnya Mikoto mengeluarkan senyumannya.

Senyuman yang membuat jantung Hinata berdegup kencang.

Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak.

Tanpa menghilangkan senyumannya Mikoto memandang dalam mata Hinata.

"Bukan..... tujuanku kesini bukan untuk memesan bunga.

.......Aku hanya ingin bermain dengan Hyuuga Himeka......

...

...ah salah.... Maksudku adalah....

.

.

......Uchiha Himeka"

DEG!

.

.

.

TBC

.

.

.

Ada orang yang protes padaku. 'Kenapa Hinata dibuat matre?'

Aku akan menjawabnya. Apa yang salah dengan matre?

Kupikir matre bukanlah hal yang buruk. Yang buruk adalah matre yang berlebihan.

Matre itu seperti mengagungkan uang. Tapi apakah itu berarti dia pelit?

Tidak... Hinata tidak pelit! Dia selalu menyumbangkan uangnya untuk beberapa panti asuhan dan juga untuk masa depan anaknya.

Apakah orang matre itu boros? Tidak! Hinata tidak boros... dia nyaman dengan kesederhanaan.

Hinata tidak pernah memaksakan untuk orang lain mengeluarkan uangnya... tidak! Hinata tak pernah merugikan orang lain.

Jadi,... menurutku matre itu bukan berarti pelit atau boros. Matre hanyalah mereka yang berusaha berfikir realistis pada kehidupan. Bahwa hidup itu memerlukan uang!

Mungkin yang perlu dihindari adalah sifat matre yang berlebihan... yang mana menghalalkan segala cara tanpa peduli dengan orang lainnya.

oke, itu pandanganku tentang matre.... dan tak masalah jika pandangan kita saling bertentangan.... tapi kuharap kita bisa saling menghargai.

.

.

.

Signature,

Lavendark (01 Mei 2019)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro