Bab 19 Garis Dua (bagian 1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah satu bulan ini Aileen sibuk menyiapkan proposal skripsi. Bisa sehari semalam gadis itu mengurung diri di kamar dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan. Dia hanya keluar jika mandi dan makan saja, atau sesekali menerima paket dari penggemar rahasia.

"Kak." Aileen tiba-tiba memeluk Arabelle dari belakang. 

Arabelle yang tengah menggoreng tahu tiba-tiba merinding kaget. "Kaget lho, kakak. Kenapa?" tanya Arabelle tanpa merubah posisi berdirinya. 

"Aku lagi pusing nyiapin skripsi, masa ada cowok yang ngejar-ngejar aku. Tambah pusing jadinya," jelas Aileen dengan nada merajuk.

Arabelle mendengarkan curahan hati Aileen dengan seksama, meski masih saja tanpa menoleh. Kegiatan perempuan yang rambutnya diikat lalu digulung-gulung itu padat sekarang. Selain menggoreng tahu, dia harus menggoreng tempe, ayam, membuat sambel dan memotong lalapan. Baik Dominic atau pun Elia meminta menu ini dari kemarin sore.

"Bawa semua makanan ini ke meja makan, Dek," pinta sang kakak pada Aileen. 

Gadis yang memakai celana panjang berbahan rayon dan kaos longgar itu kini berjalan bolak-balik membawa piring berisikan menu makan malam ke atas meja berbentuk oval di mulut dapur.

Setelah semua hidangan siap di atas meja, Arabelle mengajak Aileen duduk di salah satu kursi ruang makan. "Gimana tadi ceritanya?" tanya Arabelle penasaran.

Dengan tarikan napas lelah, Aileen mulai bercerita. Setelah satu bulan berlalu selepas dirinya kembali dari Bandung, meski suasana libur kuliah masih tebal, tapi dia sudah bisa berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya melalui sambungan telepon. Atau jika harus bertemu, mereka bisa menentukan jadwal pertemuan baik di dalam atau luar kampus.

Ceritanya dimulai satu minggu lalu. Saat Aileen meminta bertemu dosen pembimbing satu untuk konsultasi sekalian revisi proposal skripsi di sebuah kafe dekat rumah. Ternyata bukan hanya dia yang meminta bertemu, ada satu orang laki-laki lain. Meski satu jurusan, sepertinya tidak satu kelas. Karena masih terasa asing dengan wajahnya.

"Ganteng, nggak?" Arabelle memotong cerita dengan senyuman menggoda.

Aileen mendengkus kesal, "Lumayan sih, tapi agresif."

Arabelle menunggu kalimat selanjutnya. Dagu miliknya sekarang ditopang oleh dua tangan di atas meja yang menjadi saksi bisu mengenai kisah Aileen bersamanya.

"Tiba-tiba minta tukeran nomor whatsapp, tiba-tiba ngajak jalan, bahkan dia ngirim paket kejutan setiap dua atau tiga hari sekali. Bikin gimana banget." Dari ekspresi wajah Aileen, jelas dia risi.

Arabelle merubah posisi duduk, menggeser kaki kursi lebih mendekat ke arah adiknya. "Hm, kalo dibanding Novan gimana?" tanya kakaknya iseng.

Aileen mengambil satu gorengan tempe, mencubitnya kecil-kecil lalu memasukkan ke dalam mulutnya yang lapar. "Satu terlalu kaku, sisanya agresif banget. Nggak ada yang mending!"

Arabelle tertawa terbahak-bahak dengan cerita adiknya. Tawa itu mengundang penasaran Dominic yang tiba-tiba muncul setelah selesai mandi sore. Rambutnya masih basah dengan pakaian kaos ketat dan kolor sepaha.

"Rame aja jam segini," komentarnya sambil berjalan mendekat.

Arabelle masih saja tertawa, tapi tak sekeras tadi. Dia lebih bisa mengontrolnya sekarang. Tak lama Elia muncul dengan boneka kelinci di pelukannya. Setelah anggota keluarga lengkap, acara makan malam pun di mulai.

Pukul sembilan malam Aileen masih sibuk dengan revisian proposal skripsi. Lalu kenop pintu kamarnya terbuka. Arabelle datang dengan membawa satu kantong keresek besar. Kakaknya itu memang sangat perhatian. Dia akan tiba-tiba datang membawa sebuah kejutan tanpa diduga.

"Dek, ini kakak habis dari mini market depan beli camilan, susu, sama pembalut kamu bulan ini. Udah waktunya, kan? Kemarin kakak liat stok pembalut kamu abis, jadi sekalian beli barusan." Arabelle menjelaskan banyak hal tanpa diminta.

***

Hai hai hai
Wah, Pelakor Sedarah ini sudah sampai Bab 19 nih. Gimana, seru?
Ehm, apa lagi di Karya Karsa sudah otw Bab 65 lho, apa nggak ngiler ngebut baca? 😋
Akun aku disana: Fitria Noormala

Jangan lupa vote, komen dan follow aku ya. Biar aku makin semangat nulis dan berkarya 🤩🙏

Salam,

Author ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro