7. Tanggung jawab

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Pagi ku kacau" batin Naya

"Pagi Naya manis, gimana?" Tanya Doni kepada Naya.

Naya bingung mau menjawab apa jika sudah begini, Naya hanya tertunduk , Naya mengumpulkan tekad nya untuk mengangkat wajahnya itu.
Sedikit demi sedikit Naya mengangkat wajahnya itu. Sedikit demi sedikit pula wajah iblis itu semakin jelas di mata Naya.

"Bagaimana pun baiknya kamu terhadap orang lain, kau tetap anjing di mata ku" batin Naya.

"Kok gak jawab Naya?" Tanya nya lagi. Ucap nya sambil menyimpulkan senyum devil nya itu.

"Iya apa kata mu tadi" jawab Naya sambil tersenyum seolah di antara mereka tidak ada apa-apa yang terjadi.

"Gimana kataku?" Katanya sambil mendekatkan wajah devil nya itu ke Naya.

Spontan Naya pun mundur beberapa langkah untuk menghindari jarak dekat antara ia dan Devil itu.

"Gimana apanya Doni?" Ucap Naya dengan gugup. Ia tau apa yang di maksud Doni itu cuman ia hanya menjawab dengan alibi saja.

"Yang itu dong, kok aku nge-chat , nelpon gak di respon?" Tanya nya lagi kepada Naya.

Naya sekarang berada di posisi tertohok, seperti di tanya malaikat di dalam kubur saja.

Kringgggggggggg.

"Nah bel udah bunyi aku masuk dulu ya Doni, bye" ucap Naya sambil berlari.

"Maaf Naya aku hanya ingin memilikimu sepenuhnya makanya aku melakukan itu" batin Doni.

Naya pun bergegas masuk ke dalam kelasnya. Untung saja ibu Endang belum masuk ke kelas.

*****

Selama di sekolahan Naya hanya bisa diam, ia tidak tau harus melakukan apa. Pikirannya kacau.
Naya takut hamil di luar nikah. (::

Waktu istirahat Doni meminta Naya untuk pulang bareng dan ingin membicarakan hal penting. Naya pun hanya mengiyakan saja.

"Naya" panggil Doni

"Naya" panggil Doni lagi sambil menyentuh bahu wanita itu. Tetapi tetap saja pandangan Naya kosong dan tidak ada respon.

"Naya!!" panggil Doni lagi lebih kencang. Dan benar saja sekarang dia menyadari bahwa Doni memanggil nya sedari tadi.

"Ah iya apa" kata Naya gelagapan.

"Kamu gak papa?" Kata Doni sambil memegang dahi Naya.

"Gak papa kok" balas Naya menyakinkan lawan bicaranya itu.

"Ayok sekarang kita pergi" ajak Doni sambil menarik Naya.

"Mau kemana emang?" Tanya Naya tanpa sambil menatap lelaki yang tetap memandang ke arah depan sambil menggenggam tangan nya.

"Ikut aja" katanya singkat.

Naya hanya diam kemana lelaki itu membawanya. Lelaki yang menghancurkan hidupnya begitu saja. Lelaki yang baru mengenal nya dan menyakinkan bahwa ia lebih baik dari segalanya namun kenyataannya malah menghancurkan dirinya berkeping-keping.

Tiba lah Naya dan Doni di sebuah cafe.
Yups tentu saja mereka membicarakan apa yang terjadi pada waktu itu.

"Mau pesan apa?" Tanya Doni kepada gadis yang duduk di hadapannya tanpa menatapnya.

"Creamy latte" kata Naya tanpa menatap Doni.

"Jangan minum kafein, gak bagus sama kulit" kata Doni

"Yaudah jus alpukat deh, jangan banyak gula ya" jawab Naya.

"Baiklah" ucap Doni seraya tersenyum melihat gadis di depannya ini sangat penurut.

"Mba jus alpukat satu gula nya dikit ya, sama americano ya" kata Doni kepada pelayan cafe.

"Baiklah di tunggu sebentar ya" balas pelayan cafe tersebut.

Keheningan pun terjadi di antara Naya dan Doni.

"Kamu kenapa dari tadi cuman diam gak mau natap aku?" Tanya Doni kepada gadis yang sedang menulis sesuatu di ponselnya.

Begitulah naya, ia sangat suka menulis. Di catatan ponselnya di buku hariannya. Ia lebih memilih menulis di bandingkan menceritakan kepada orang lain apa yang ia rasakan. Impian nya adalah menjadi seorang novelis.

"Naya" ucap Doni lagi.

"Ah maaf aku larut dalam dunia ku sendiri, apa yang ingin di bicarakan" ucap Naya sambil mematikan ponselnya dan meletakkan nya di dalam tas ranselnya.

"Jadi gini....."

"Ini pesanannya" kata pelayan cafe

Ucapan Doni terputus akibat pelayan cafe sialan ini yang tidak pas kedatangannya.

"Makasih mba" ucap Naya kepada pelayan cafe tersebut.

Pelayan cafe itu pun tersenyum ramah dan pergi.

"Lanjutkan" ucap Naya sambil tersenyum kepada Doni.

Doni terdiam melihat gadis itu tetap tersenyum walau ia tahu apa yang gadis itu rasakan. Mungkin saja gadis itu sangat membencinya karena telah menghancurkan nya tetapi tidak Naya tetap tersenyum.

"Jadi aku minta maaf atas kemaren" kata Doni sambil menundukkan kepalanya

"Terus?" Jawab Naya sambil menahan emosinya.

"Kalonya kamu hamil gimana"? Tanya Doni kepada Naya.

Naya tersenyum lagi untuk kesekian kalinya.

"Aku harus mempertahankan nya apapun itu, karena mungkin takdir menyedihkan ini memang untuk ku dan ini adalah anugerah yang harus ku jalani walau berat" ucap Naya tersenyum.

"Jadi apa kamu bisa tanggungjawab sebagai laki-laki dan apa kamu siap sebagai ayah?" Tanya Naya dengan penuh penekanan

Halo readers maaf baru update lagi.
Author udah kerja sambil kuliah, jadi gak sempat meneruskan jadi rencananya saya akan tetap melanjutkan cerita ini.
Sebisa mungkin ya update kalo gak sibuk :)
Lafyuu kaliannn



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro